Kuningan News – Di tengah riuh rendah transformasi digital dunia pendidikan, FKDT Kuningan terus berupaya menjaga akar spiritualitas generasinya. Melalui momentum silaturahmi antara Pengurus FKDT dan sekda kuningan, sebuah visi besar kembali ditegaskan: menjadikan pendidikan agama bukan sekadar pelengkap, melainkan fondasi karakter di sekolah formal.
Langkah besar sedang dijajaki untuk mempererat korespondensi antara MDTU dengan pendidikan formal di tingkat SD dan SMP. Integrasi ini bukan sekadar urusan administratif, melainkan upaya menciptakan kesinambungan kurikulum.
Dalam pertemuan tersebut Dr.Sulaeman,M.Pd,Ketua FKDT Kuningan,mengatakan"Kita tidak ingin anak-anak merasa belajar di dua dunia yang berbeda. Apa yang mereka dapatkan di Diniyah harus menjadi penguat bagi etika dan moral mereka di sekolah umum," ujarnya
Pendidikan Integrasi ini diharapkan dapat mempermudah pemantauan perkembangan akhlak siswa secara komprehensif, di mana nilai-nilai yang diajarkan di Madrasah Diniyah diakui sebagai bagian dari penguatan profil pelajar yang berkarakter.
Jika sekolah formal menjadi tempat mengejar kecerdasan intelektual, maka MDTU adalah laboratorium karakter. Di sinilah nilai-nilai kejujuran, tawadhu (rendah hati), dan kemandirian ditempa sejak dini. Penguatan nilai-nilai ini dinilai sangat krusial di tengah tantangan degradasi moral remaja saat ini.
Pendidikan Diniyah menyumbangkan aspek "rasa" dan "spiritual" yang melengkapi kognisi siswa di SMP maupun SD. Sinergi ini diharapkan melahirkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki kedalaman spiritualitas.
Namun, di balik semangat besar tersebut, terselip kegelisahan yang nyata bagi para pengelola lembaga. Hingga penghujung tahun, Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) tahun 2025 dilaporkan belum juga cair.
Keterlambatan ini menjadi hambatan serius bagi operasional harian madrasah diniyah. Banyak pengelola yang harus memutar otak untuk menutupi biaya listrik, sarana prasarana, hingga insentif guru mengaji yang jumlahnya sebenarnya jauh dari kata mewah.
"Kami tetap mengajar dengan ikhlas, namun dukungan operasional sangat kami butuhkan agar pelayanan pendidikan kepada anak-anak tetap optimal. Harapan kami, pemerintah daerah dapat segera memberikan kepastian terkait pencairan BOP ini," keluh salah satu pengajar.
Silaturahmi kali ini bukan sekadar ajang temu kangen, melainkan ruang advokasi. Besar harapan para pegiat MDTU di Kabupaten Kuningan agar integrasi pendidikan dapat berjalan beriringan dengan kesejahteraan lembaga. Karena pada akhirnya, menjaga Diniyah adalah menjaga masa depan moral generasi Kuningan. (KN-7)
