Kuningan News – Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Hipapelnis Kuningan bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, menggelar Pelatihan Gelar Wicara Publik (Public Speaking) di ruang Perpustakaan Universitas Bhakti Husada Indonesia (UBHI) pada Sabtu (20/9/2025). Kegiatan ini diikuti oleh 30 peserta dari berbagai latar belakang, yang antusias untuk mengembangkan keterampilan berbicara di depan umum.
Dalam acara tersebut, Widia Rindi Antika, seorang alumni UBHI, berhasil meraih penghargaan sebagai Peserta Terbaik. Sementara itu, Carmelita de Fatima Bobo, mahasiswi UBHI asal Timor Leste, meraih Juara ke-3 dan mendapatkan penghargaan khusus sebagai penerima manfaat kategori Penutur Bahasa Asing. Prestasi ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi UBHI dan menunjukkan kualitas mahasiswa yang siap bersaing di tingkat internasional.
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan hangat dari Jaenal Mutakin, Ketua TBM Hipapelnis sekaligus penyelenggara acara. Dalam sambutannya, Jaenal menyampaikan harapan besar terhadap pelatihan tersebut.
“Gelar Wicara adalah keterampilan penting bagi generasi muda. Kami berharap pelatihan ini dapat menjadi ruang belajar sekaligus ajang pembuktian kemampuan mahasiswa, termasuk dari UBHI yang berhasil mengharumkan nama kampusnya dengan prestasi gemilang,” ujarnya.
Pelatihan ini tidak hanya memberikan teori, tetapi juga praktik langsung dalam berbicara di depan umum. Narasumber berpengalaman, Alan Albana, Penyiar RRI Pro 2 Bandung, memandu peserta dengan teknik-teknik efektif dalam berkomunikasi.
“Kemampuan berbicara di depan umum sangat vital dalam dunia akademik dan profesional. Kami berharap peserta bisa menerapkan ilmu yang didapat di berbagai kesempatan,” jelas Alan.
Dengan adanya kegiatan ini, UBHI menegaskan komitmennya dalam membekali mahasiswa dan alumni dengan keterampilan berbahasa dan komunikasi publik yang mumpuni. “Kegiatan ini adalah bagian dari upaya kami untuk mendukung peningkatan prestasi akademik maupun non-akademik mahasiswa,” tutur Jaenal Mutakin.
Kesuksesan pelatihan ini tidak hanya diukur dari pencapaian individu, tetapi juga dari dampaknya terhadap peserta lain. Banyak peserta yang mengungkapkan rasa syukur atas kesempatan untuk belajar dari para ahli.
“Saya merasa lebih percaya diri untuk berbicara di depan umum setelah mengikuti pelatihan ini. Ini adalah pengalaman yang sangat berharga,” ujar Yusuf salah satu peserta. (KN-12)