Kuningan News – Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Polri yang ke-79, Social Movement Institute menggelar acara bertajuk "Surat untuk Polisi" pada Selasa (1/7/2025), di The Ratan Warehouse, Jl. Ringroad Selatan, Panggungharjo, Bantul. Acara ini mengusung tema kritik dan refleksi terhadap institusi kepolisian melalui pameran seni, orasi, dan panggung musik yang mengajak masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam dialog.
Acara dimulai pada pukul 18.00 WIB dan dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk aktivis, seniman, dan masyarakat umum. Pameran seni yang ditampilkan dalam acara ini menampilkan berbagai karya yang merefleksikan hubungan antara polisi dan masyarakat, serta kritik terhadap penyalahgunaan wewenang dalam institusi kepolisian.
Orasi pada acara ini diisi oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Bivitri Susanti, Novel Baswedan, Robertus Robet, Zainal Arifin Muchtar, Eko Prasetyo, Adib Saifin Nu Man, dan Nuh Izzulhaq. Mereka menyampaikan pandangan dan kritik terkait peran polisi dalam konteks politik dan sosial di Indonesia.
Dalam tulisannya di postingan Social Movement Institute disebutkan bahwa, Wewenang yang luas sangat rentan disalah-gunakan. Pernah dalam masa Pemilu muncul istilah Parcok (Partai Cokelat) dimana Polisi dituduh berposisi tidak netral. Ikut memobilisasi suara bahkan terlibat dalam serangkaian penekanan pada aparat pemerintah desa.
Film dokumenter "Dirty Vote" dan laporan media lainnya menjadi referensi dalam orasi tersebut, menyoroti bagaimana institusi kepolisian dapat digunakan untuk kepentingan politik sesaat. Meskipun banyak bantahan dari internal kepolisian, publik semakin paham mengenai alasan di balik penunjukan petinggi polisi dalam posisi sipil.
Kuasa yang dimiliki oleh polisi bukan hanya karena struktur teritorialnya, tetapi juga karena wewenang hukum yang sangat luas, sehingga polisi menjadi institusi yang rentan disalahgunakan. Acara ini bertujuan untuk mengajak masyarakat untuk mengoreksi dan memberikan pelajaran berarti bagi institusi kepolisian, agar lebih baik dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pelindung masyarakat.
Selain orasi, acara ini juga dimeriahkan oleh pagelaran musik dari grup musik Sukatani. Penampilan mereka menjadi salah satu daya tarik tersendiri, menciptakan suasana yang interaktif dan menghargai kreativitas seni sebagai media untuk menyampaikan pesan. (KN-12)