Langsung ke konten utama

Peran Guru Sebagai Fasilitas Pembelajaran Ditengah Pola Pikir Generasi Z

Rani Nurani Mahasiswa Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon 

Kuningan NewsPerkembangan zaman yang begitu pesat membawa perubahan signifikan dalam dunia pendidikan. Generasi Z—yakni generasi yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an—hadir dengan karakteristik unik yang membedakannya dari generasi sebelumnya. Mereka tumbuh dalam lingkungan digital yang serba cepat, interaktif, dan penuh dengan informasi. Akibatnya, cara berpikir, belajar, dan berinteraksi mereka pun berbeda dari siswa di masa lalu. Dalam konteks inilah, peran guru tidak lagi sekadar sebagai sumber utama pengetahuan, tetapi bergeser menjadi fasilitator pembelajaran yang mampu mengarahkan, membimbing, dan menumbuhkan potensi siswa sesuai dengan kebutuhan zamannya. 

Karakteristik dan Pola Pikir Generasi Z 

Generasi Z dikenal sebagai generasi digital native, yakni generasi yang sejak kecil telah akrab dengan teknologi. Mereka terbiasa mencari informasi dengan cepat melalui internet, lebih menyukai visual daripada teks panjang, serta memiliki kemampuan multitasking yang tinggi. Namun, di balik kelebihan tersebut, Gen Z juga menghadapi tantangan seperti rendahnya konsentrasi, ketergantungan pada gawai, dan kecenderungan berpikir instan. 

Dalam dunia pendidikan, hal ini menuntut adanya pendekatan baru. Proses belajar tradisional yang bersifat satu arah dan berpusat pada guru kini dianggap kurang efektif. Generasi Z menginginkan proses pembelajaran yang partisipatif, interaktif, fleksibel, dan kontekstual. Mereka tidak hanya ingin menerima pengetahuan, tetapi juga terlibat aktif dalam membangun dan memaknai pengetahuan itu sendiri. 

Perubahan Peran Guru di Era Generasi Z 

Guru tidak lagi cukup menjadi pemberi informasi, karena informasi kini mudah diakses di mana saja. Tantangan guru masa kini adalah bagaimana membuat siswa mampu memilah, menganalisis, dan menerapkan informasi tersebut secara kritis dan kreatif. Oleh karena itu, guru berperan sebagai fasilitator pembelajaran—seseorang yang menciptakan suasana belajar kondusif, memotivasi siswa untuk berpikir mandiri, dan menuntun mereka menemukan makna belajar. 

Sebagai fasilitator, guru perlu mengubah cara mengajar menjadi lebih berpusat pada siswa (student-centered learning). Pendekatan ini dapat dilakukan melalui berbagai metode seperti project-based learningproblem-based learning, dan collaborative learning yang mendorong siswa aktif berpikir, berkreasi, serta berkolaborasi. Guru bukan lagi “penceramah” di depan kelas, melainkan “rekan belajar” yang mendampingi proses eksplorasi siswa. 

Selain itu, guru juga berperan penting dalam menanamkan nilai-nilai moral, karakter, dan empati di tengah dunia digital yang sering kali membuat siswa lebih individualistis. Melalui keteladanan dan komunikasi yang hangat, guru dapat menjadi figur yang tidak hanya mengajar ilmu, tetapi juga membentuk kepribadian dan etika sosial generasi muda. 

Strategi Guru sebagai Fasilitator Efektif bagi Generasi Z 

Untuk menjadi fasilitator yang efektif, guru perlu memiliki kemampuan adaptif dan inovatif. Beberapa strategi yang dapat diterapkan antara lain: 

1.       Mengintegrasikan Teknologi dalam Pembelajaran. 

Pemanfaatan media digital seperti video pembelajaran, platform e-learning, dan aplikasi interaktif dapat meningkatkan minat belajar siswa Gen Z yang terbiasa dengan teknologi. 

2.       Menerapkan Pembelajaran Kolaboratif. 

Generasi Z cenderung suka bekerja dalam kelompok dan berinteraksi. Guru dapat mendorong mereka untuk berdiskusi, bekerja sama, dan memecahkan masalah bersama melalui proyek nyata. 

3.       Mendorong Pemikiran Kritis dan Kreatif. 

Alih-alih memberikan jawaban, guru dapat menantang siswa untuk mencari solusi sendiri. Ini membantu mereka mengembangkan kemampuan analisis, inovasi, dan rasa ingin tahu. 

4.       Membangun Lingkungan Belajar yang Positif dan Relevan. 

Guru perlu memahami dunia siswa—apa yang mereka sukai, bagaimana mereka berkomunikasi, dan nilai apa yang mereka anut—sehingga pembelajaran terasa bermakna dan tidak terlepas dari realitas kehidupan mereka. 

5.       Menjadi Teladan Digital (Digital Role Model). 

Di era media sosial, guru juga harus menunjukkan sikap bijak dalam menggunakan teknologi agar siswa meneladani etika digital yang baik. 

Tantangan dan Harapan 

Menjadi fasilitator di tengah pola pikir generasi Z tentu bukan hal mudah. Banyak guru menghadapi kendala seperti keterbatasan sarana teknologi, kurangnya pelatihan digital, atau resistensi terhadap perubahan. Namun, tantangan tersebut dapat diatasi melalui peningkatan kompetensi guru, dukungan kebijakan pendidikan, serta kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan masyarakat. 

Harapannya, guru masa kini mampu menjembatani dunia pendidikan tradisional dan modern. Mereka diharapkan menjadi sosok yang tidak hanya menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga memahami psikologi generasi muda dan mampu menuntun mereka menjadi pribadi yang tangguh, beretika, dan berkarakter. 

Peran guru sebagai fasilitator pembelajaran di tengah pola pikir Generasi Z merupakan kunci utama dalam menghadirkan pendidikan yang relevan dan bermakna. Guru tidak lagi menjadi pusat informasi, tetapi pusat inspirasi—yang memotivasi siswa untuk berpikir, berkarya, dan berkontribusi bagi masyarakat. Dengan memahami karakter Gen Z, memanfaatkan teknologi secara bijak, serta menanamkan nilai moral yang kuat, guru dapat membentuk generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga matang secara emosional dan sosial. 

Opini:  

Nama               

: Rani Nurani 

Mata Kuliah  

: Perencanaan Pembelajaran IPS 

Prodi/Jurusan 

: Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial 

Instansi           

: UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon 

 

HOT NEWS

ODGJ Ngamuk, Barang Rumah Hancur, Penangkapan Dramatis Sampai Pakai Tameng dan Helm

Pengamanan ODGJ mengamuk di Cijoho.   Kuningan News - Seorang lelaki yang ditenggarai mengalami gangguan jiwa, Yayat (40) mengamuk dan membuat resah warga sekitar Cijoho, tepatnya di perbatasan dengan Cigintung. Yayat diketahui kambuh pada Rabu (8/10/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Dramatisnya pengamanan ODGJ, langsung jadi tontonan warga. Yusuf Dandi Asih misalnya, salah satu warga yang berada di lokasi, membenarkan dramatisnya penangkapan ODGJ tersebut. Sementara, salah satu petugas Satpol PP Kuningan Yoyon Suryono, menjelaskan tentang situasi penangkapan. Kondisi rumah yang berantakan menunjukkan betapa kerasnya perjuangan untuk mengamankan Yayat. "Rumah Yayat sampai hancur, lemari rusak, kaca-kaca pecah, dan piring-piring berterbangan di dalam rumah," ungkapnya kala diwawancara kuninganmass.com pada Rabu (8/10/2025). Setelah penangkapan, Yayat segera dibawa ke Rumah Sakit Mitra Plumbon untuk mendapatkan perawatan. Saat proses penangkapan, Yayat sempat bersembunyi di gang k...

Pindah Tiang Listrik dari Tanah Sendiri Harus Bayar? Ini Kata PLN

Potret tiang listrik. Kuningan News - Beberapa warga mengeluhkan keberadaan tiang listrik yang sudah berdiri, dan dinilai mengganggu aktivitas dan juga termasuk jika lahan tersebut akan dibangun sebuah bagunan. Pasalnya, jika ingin dipindahkan, kabarnya harus bayar dengan nominal tertentu.  Nasuha petugas dari PLN ULP Kabupaten Kuningan menjelaskan saat tiang listrik dipasang, pihak PLN sudah melakukan koordinasi dengan pemerintah desa setempat. Kesepakatan ini diambil demi mendukung kebutuhan listrik bagi masyarakat karena memang dulu biasanya kondisi pemukiman masih sangat jarang dan listrik sangat dibutuhkan. "Sejak awal, biasanya kami berkoordinasi dengan pihak desa setempat untuk menentukan lokasi tiang listrik. Warga yang tanahnya dipakai juga telah menyetujui agar ada aliran listrik di wilayah tersebut," ujarnya kala diwawancara kuningannews.com pada Kamis (9/10/2025). Dijelaskan pula bahwa pada saat itu, estimasi mengenai pelebaran jalan telah dipertimbangkan, maka da...

Akhirnya Jalan Babakanreuma Menuju Ancaran Dibeton! Serap Dana 192 Juta dari APBD!

Perbaikan jalan yang menghubungkan Desa Babakanreuma menuju Jalan Baru Ancaran (foto: raqib) Kuningan News – Beberapa bulan yang lalu setelah viral karena kondisinya yang rusak parah, proyek perbaikan jalan yang menghubungkan Desa Babakanreuma menuju Jalan Baru Ancaran, tepatnya di Jalan Achmad Yani, kini mulai diperbaiki. Proyek ini meliputi perbaikan sepanjang 150 meter dengan anggaran sebesar 192 juta rupiah, yang dialokasikan untuk betonisasi jalan tersebut. Salah satu pengawas proyek dari Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Kuningan Yoga, menjelaskan proyek ini merupakan bagian dari program perbaikan infrastruktur jalan di Kabupaten Kuningan.  “Iya jalan ini akan diperbaiki sepanjang 150 meter, dari titik awal di tugu sana sampai depan rumah warga di titik patok sekitar sini. Lebar jalan yang akan dibetonisasi adalah sekitar 5 meter,” ujarnya kala diwawancara kuningannews.com pada Kamis (9/10/2025). Perbaikan jalan yang menghubungkan Desa Babakanreuma menuju...

Dilaunching Hari Ini; Masing-masing Siswa Bakal Dapat Laptop, Sekolah Rakyat Jamin Semua Fasilitas Gratis

Potret Rintisan Sekolah Rakyat di Kabupaten Kuningan. Kuningan News – Rintisan Sekolah Rakyat di Kabupaten Kuningan resmi dilaunching hari Kamis (9/10/2025) ini. Sekolah yang diperuntukkan bagi masyarakat miskin ekstrim itu, , berlokasi di eks SMPN 6 Kuningan, Jalan Pramuka Gang Tunas III. Sekolah tersebut dilaunching langsung oleh Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar M Si. Dalam kesempatan tersebut, Bupati Dian mengatakan bahwa Sekolah Rakyat merupakan program pendidikan gratis berbasis asrama yang digagas oleh Presiden RI Prabowo Subianto. “Sekolah ini diperuntukkan bagi anak-anak dari keluarga kurang beruntung, dari desil satu dan desil dua. Ini bentuk nyata upaya kita memutus rantai kemiskinan melalui jalur pendidikan,” ujarnya. Program ini, lanjut Bupati, menyediakan fasilitas belajar lengkap, akomodasi, konsumsi, pembinaan karakter, dan pelatihan keterampilan hidup. “Kita ingin membuktikan bahwa cita-cita besar dan masa depan cerah bukan hanya milik anak-anak dari kelua...

Ngeri! Ibu 3 Anak Dibac*k Mantan Suami di Desa Puncak, Korban Dilarikan ke Rumah Sakit

IGD RS Sekar Kamulyan Cigugur. Kuningan News -  Kejadian menggegerkan terjadi di Dusun Mulya Asih 2 RT 25 RW 11 Desa Puncak Kecamatan Cigugur, Jumat (10/10/2025) pagi tadi sekitar pukul 08.00 WIB.  Seorang perempuan, N (44), yang juga ibu dari 3 anak, jadi korban pembac*kan mantan suaminya sendiri, S (54). Akibat kejadian itu, korban mengalami luka di kepala, jari tangan hampir putus.  Informasinya, korban dan mantan suami sudah bercerai sekitar setahun belakangan. Saat kejadian tadi pagi, mantan suami yang kini tinggal di Kelurahan Purwawinangun itu, datang ke Desa Puncak mendatangi korban yang tengah istirahat di dalam rumah. Saat insiden pembac*kan terjadi, korban menjerit.  Ia dilukai di bagian kepala. Dikatakan, korban sempat menangkis serangan mantan suaminya itu dengan tangan. Mendengar jeritan, tetangga datang mengerumuni rumah korban  Melihat tetangga berkumpul, mantan suami kabur. Warga yang kebanyakan perempuan itu (laki-laki sudah berangkat bekerja/b...

Siswa Gak Mau Makan MBG, Kenapa Ya?

  Sekertaris Komisi IV DPRD Kuningan, Yaya. Kuningan News - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat ini sudah berlangsung di beberapa sekolah khusus di Kabupaten Kuningan. Meski demikian, terdapat beberapa anak yang enggan makan MBG. Hal ini tentu menjadi pertanyaan besar. Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kuningan, Yaya SE mengungkapkan,  saat ini masih terdapat siswa yang enggan makan MBG karena menu yang tidak sesuai. "(Kalau sekarang Pak ada siswa yang ngga mau makan MBG?) Ya, ada. Ada siswa yang memang tidak mau makan MBG. Saya kemarin menemukan ketika makanannya tidak sesuai, dia tidak mau.  Makannya harus survei sesuai dengan kemauan daripada siswa, minimal siswa terbanyak," ujar Yaya. Dalam pertemuannya dengan SPPI di Gedung DPRD Kuningan, Kamis (9/10/2025), Komisi IV membahas beberapa persoalan di lapangan, salah satunya menu harian MBG.  "Menu ini adalah bagaimana bagaimana membuat menu yang menarik, menu yang disukai oleh siswa pemanfaat. Karena kalau saya lihat,...

Soal Temuan Brownis Berjamur, Dapur MBG Luragung Tonggoh Ungkap Kendalanya, Langsung Ganti 3 Kali Lebih Banyak

Klairifkasi brownies berjamur SPPG Luragung Tonggoh.  Kuningan News - Kepala SPPG Luragungtonggoh, Wawan Rizki Setiawan SH dan Ahli Gizi Aditha Noviana S Gz, angkat bicara perihal adanya aduan brownis berjamur di makanannya.  Temuan brownis berjamur sendiri, sebetulnya terjadi jelang akhir pekan kemarin, Jumat (3/10/2025) lalu. Pihak daur, kemudian menguraikan kendala apa yang terjadi, serta penanganan yang dilakukan.  "Adanya jamur kemungkinan besar disebabkan karena penyimpanan barang yang tertutup, karena untuk penyimpanan snack tersebut itu dipacking menggunakan mika dan disimpan  di wadah yang kedap udara, tetapi disimpan di suhu ruang yang tinggi/pabas dalam waktu yang lama," jelas keduanya, dalam laporan ke Ketua Satgas MBG Kabupaten Kuningan.  Penyimpanan barang/snack sendiri dilakukan pada pukul 23.00 WIB malam sebelumnya, namun didistribusikan pada pukul 13.00 WIB. Pihaknya menyampaikan, karena distribusi itu bersamaan, untuk Jumat dan Sabtu, dan meny...