Kuningan News - Di tengah tantangan kesehatan global yang kian kompleks, Kabupaten Kuningan tak tinggal diam. Pemerintah daerah bersama berbagai pemangku kepentingan berkomitmen memperkuat barisan, memastikan setiap warganya terlindungi dari ancaman penyakit menular. Sebuah semangat kolektif yang lahir bukan dari sekadar kewajiban birokrasi, melainkan dari kepedulian yang tumbuh dalam jiwa pelayanan publik.
Selasa
(8/10/2025), lantai dua Sekretariat Daerah Kabupaten Kuningan menjadi saksi
lahirnya langkah-langkah baru dalam perjuangan kesehatan masyarakat. Di ruang
rapat itu, terselenggara Pertemuan
Penguatan Forum Kemitraan Pencegahan dan Pengendalian HIV/AIDS, Tuberkulosis,
dan Malaria (PP ATM) forum strategis yang menjadi wadah untuk memperkuat
koordinasi lintas sektor serta menyatukan visi menuju masyarakat Kuningan yang
lebih sehat dan tangguh.
Acara itu
dihadiri oleh Penjabat Sekretaris
Daerah Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M.Si., Kepala Bappeda Purwadi
Hasan Darsono, S.Hut., M.Sc., serta perwakilan dari ADINKES (Asosiasi Dinas Kesehatan Seluruh
Indonesia) dan RSSH (Resilient
& Sustainable System for Health), Uus Sukamara, S.Km., M.Epid.
Pada
sambutannya, Dr. Wahyu Hidayah
menegaskan, perjuangan melawan HIV/AIDS, TBC, dan Malaria bukan hanya soal
medis, tetapi juga tentang nilai kemanusiaan dan tanggung jawab sosial.
“Kesehatan
tidak bisa diselesaikan oleh sektor kesehatan saja. Ini adalah gerakan bersama,
sebuah panggilan moral bagi seluruh elemen bangsa,” ungkapnya.
Ia menambahkan,
Pemerintah Kabupaten Kuningan
akan terus memperkuat kolaborasi lintas sektor serta meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk melakukan pencegahan dan pengobatan dini.
“Langkah-langkah
kecil yang dilakukan bersama akan membawa perubahan besar bagi masa depan
kesehatan kita,” ujarnya penuh optimisme.
Wahyu
juga mengapresiasi capaian Kabupaten Kuningan dalam menekan kasus malaria hingga berada pada level terkendali. Namun,
ia mengingatkan agar semangat kewaspadaan tidak kendor. Edukasi berkelanjutan
dan keterlibatan masyarakat, menurutnya, menjadi kunci utama menjaga capaian
tersebut.
Sebagai
bentuk keseriusan, pemerintah daerah pun telah membentuk Tim Percepatan Penanganan TBC Kabupaten
Kuningan yang fokus memperkuat koordinasi, mempercepat deteksi dini, dan
mendorong masyarakat untuk tidak takut memeriksakan diri.
“Kita
ingin menciptakan suasana yang inklusif dan penuh empati. Setiap warga harus
merasa aman dan dihargai ketika mencari pertolongan medis,” tambah Wahyu.
Sementara
itu, Uus Sukamara dari ADINKES
dan RSSH menyoroti pentingnya penguatan
sistem kesehatan daerah agar program pencegahan dan pengendalian tiga
penyakit tersebut berjalan efektif dan berkelanjutan. Ia menilai, perubahan
pola dukungan dari lembaga internasional harus diimbangi dengan kemampuan
daerah dalam mengintegrasikan program secara mandiri.
“Keberhasilan
tidak akan datang dari satu pihak saja. Pemerintah, dunia usaha, akademisi, dan
masyarakat harus bergerak bersama. Dengan sinergi, target eliminasi HIV/AIDS,
TBC, dan Malaria bukan hal yang mustahil,” tegasnya. (KN-9)