Belajar Berpikir Melalui Buku "As A Man Thinketh" sebagai Filtering dari Arus Informasi, Ini Kata Haerul!
Kuningan News – Di tengah arus percepatan informasi yang begitu cepat, penting bagi setiap individu untuk memahami dan mengelola pikiran mereka. Salah satu buku yang menawarkan wawasan mendalam tentang hal ini adalah "As A Man Thinketh" karya James Allen. Karya ini menjadi panduan bagi banyak orang dalam menata pikiran untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
James Allen, yang lahir pada 28 November 1864 di Lancaster, Inggris, dikenal sebagai penulis dan filsuf yang berpengaruh. Karya "As A Man Thinketh" telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa Indonesia oleh Bagus Dwi Hananto. Buku ini menyoroti peran penting pikiran dalam membentuk karakter dan tindakan manusia.
Dalam bukunya, Allen menyatakan bahwa "manusia adalah apa yang ia pikirkan." Artinya, pikiran bukan hanya sekadar penanda eksistensi, tetapi juga mencerminkan kondisi hidup seseorang. Setiap tindakan dan perilaku yang dilakukan muncul dari benih-benih pikiran yang terpendam, dan tidak mungkin ada tindakan tanpa adanya pikiran tersebut.
Allen menjelaskan hukum sebab akibat dalam konteks pikiran dan tindakan. Ia berpendapat bahwa pikiran adalah benih dari mana tindakan tumbuh, dan kualitas tindakan sangat dipengaruhi oleh pikiran tersebut. Kebahagiaan atau penderitaan yang dialami seseorang adalah hasil dari kompleksitas pikiran yang membentuknya.
Lebih jauh, buku ini juga menyoroti pengaruh pikiran terhadap kesehatan fisik. Allen berargumen bahwa pikiran yang tidak sehat akan tercermin pada kondisi tubuh. Pikiran yang penuh kekhawatiran dan kecemasan dapat melemahkan semangat dan kesehatan, sedangkan pikiran yang positif dapat melahirkan kebiasaan hidup sehat.
Kelebihan dari "As A Man Thinketh" adalah kesederhanaan dan ringkasnya penyampaian ide-ide yang kompleks. Dengan gaya penulisan yang puitis dan analogis, Allen berhasil membuat pembaca terinspirasi dan merenungkan makna dari setiap kalimat. Namun, bagi sebagian orang, pemahaman terhadap gagasan-gagasannya mungkin memerlukan pembacaan yang lebih teliti.
Meskipun buku ini tidak menjelaskan secara mendalam, esensi dan bobot keilmuannya tetap kuat. Allen ingin merangsang pembaca untuk menjelajahi kebenaran bahwa "yang menentukan jati diri seseorang adalah diri mereka sendiri." Pesan ini sangat relevan, terutama di era di mana informasi instan sering kali menyesatkan.
Dalam konteks kehidupan modern, di mana kita dihadapkan pada banyak masalah yang diakibatkan oleh informasi berlebihan, buku ini menjadi sangat rekomendatif. Pendekatan yang kompetibel dalam merespons arus informasi adalah dengan menata kembali pikiran kita. Buku ini bisa menjadi pegangan bagi siapapun yang ingin memahami lebih dalam tentang kekuatan pikiran.
Dengan memahami dan mengelola pikiran, kita dapat melindungi diri dari pengaruh negatif yang mungkin timbul dari lingkungan sekitar. "As A Man Thinketh" karya James Allen adalah sumber yang berharga bagi mereka yang ingin menata pikiran agar tidak terjerumus ke dalam bias pemikiran yang merugikan. (KN-12)