Kuningan News – Di tengah pesatnya perkembangan teknologi, banyak petani di Kabupaten Kuningan yang masih terjebak dalam praktik pertanian konvensional. Meskipun tantangan zaman terus berkembang, sebagian besar petani belum memanfaatkan inovasi teknologi yang tersedia.
Transformasi teknologi dalam pertanian bukan sekadar kebutuhan itu adalah sebuah keharusan. Dengan kemajuan dalam teknik budidaya, seperti hidroponik, petani dapat meningkatkan hasil panen mereka secara signifikan. Namun, masih banyak yang ragu untuk beralih dari metode tradisional yang telah mereka jalani selama bertahun-tahun.
“Masyarakat harus memahami bahwa teknologi dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan hasil pertanian,” tutur Iid salah satu pengelola Grand House.
Salah satu contoh nyata dari transformasi ini adalah penggunaan sistem hidroponik yang mulai diperkenalkan oleh beberapa perusahaan di Kuningan, seperti E-quanik Agri Nusantara. Teknologi ini memungkinkan petani untuk memproduksi lebih banyak hasil pertanian dalam waktu yang lebih singkat, tanpa bergantung pada lahan yang luas.
“Dengan hidroponik, satu pohon melon dapat menghasilkan lebih dari 10 buah, sementara metode konvensional hanya menghasilkan 2-3 buah,” jelas Iid.
Namun, adopsi teknologi tidak serta merta terjadi. Banyak petani yang masih merasa nyaman dengan cara lama, meskipun hasilnya tidak memadai untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Transformasi teknologi juga mencakup pemanfaatan aplikasi dan perangkat lunak untuk memantau kondisi tanah, cuaca, dan kebutuhan tanaman. Dengan data yang akurat, petani dapat mengambil keputusan yang lebih baik dan mengoptimalkan hasil panen.
Pentingnya melek teknologi di kalangan petani muda tidak bisa diabaikan. Generasi baru ini diharapkan dapat membawa perubahan dan inovasi dalam praktik pertanian. “Iyya zaman sekarang mah kita harus bisa transformasi dari yang pertanian konvensional jadi yang pakai teknologi, lebih efisien dan profit,” tambah Iid.
Transformasi teknologi dalam pertanian adalah langkah yang tidak bisa ditunda. Untuk menghadapi tantangan zaman, petani harus berani beradaptasi dan memanfaatkan inovasi yang ada untuk menciptakan pertanian yang lebih produktif dan berkelanjutan. (KN-12)