Kuningan News - Airlangga Hartarto selaku Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, menghadiri Rusia-Indonesia Business Dialogue 2025, yang merupakan bagian penting dari St. Petersburg International Economic Forum (SPIEF) ke-28. Acara ini tidak hanya menandai 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia, tetapi juga menjadi platform strategis untuk memperkuat kerja sama ekonomi antara kedua negara.
Dilansir dari Akun X milik Kemenko Perekonomian, SPIEF merupakan forum yang mempertemukan para pemimpin negara, pelaku usaha, dan pemangku kepentingan global. Dalam konteks dinamika geopolitik dan transformasi ekonomi saat ini, forum ini menjadi sangat relevan untuk merumuskan arah baru dalam kerja sama ekonomi internasional.
Dalam dialog bisnis tersebut, Menko Airlangga memaparkan berbagai isu strategis yang perlu dikembangkan lebih lanjut. Rusia menunjukkan komitmennya untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang, termasuk sovereign wealth fund, transportasi, energi, pupuk, pangan, dan digital health. Hal ini menunjukkan adanya potensi besar untuk kolaborasi yang saling menguntungkan.
Salah satu yang terpenting dari dialog ini adalah dukungan terhadap penyelesaian Perundingan Indonesia-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement (I-EAEU FTA). Airlangga menyatakan bahwa perjanjian perdagangan ini telah selesai secara substansial dan diharapkan dapat ditandatangani pada tahun 2025. Ini akan menandai babak baru dalam kerja sama ekonomi Indonesia dengan negara-negara anggota EAEU, seperti Armenia, Belarus, Kazakhstan, Kyrgyzstan, dan Rusia.
Selain itu, dalam paparannya, Menko Airlangga juga menjelaskan pentingnya modernisasi pertanian dan pengembangan energi nuklir untuk listrik. Kerja sama dalam bidang cybersecurity dan digital platforms juga menjadi sorotan, mengingat pentingnya teknologi dalam era digital saat ini.
Airlangga menegaskan bahwa terdapat banyak potensi kerja sama yang perlu digali, seperti hilirisasi produk minyak sawit, pengembangan baterai untuk kendaraan listrik, serta ekspor produk pertanian dari Rusia, termasuk gandum. Ini menunjukkan adanya saling ketergantungan yang dapat meningkatkan daya saing kedua negara di pasar global.
Partisipasi Indonesia dalam SPIEF 2025 mencerminkan komitmen untuk memperkuat diplomasi ekonomi dan menjalin kemitraan jangka panjang. Dengan kondisi ekonomi global yang terus berubah, kolaborasi yang kuat antara Indonesia dan Rusia diharapkan dapat menciptakan tatanan ekonomi yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan.
Menko Airlangga pun menyatakan optimisme terhadap masa depan kerja sama ini, dengan berharap agar kedua negara dapat terus menjalin hubungan yang lebih erat demi kepentingan bersama. Sikap proaktif dalam menghadapi tantangan dan memanfaatkan peluang menjadi kunci dalam kerjasama ini.
"Terdapat banyak potensi kerja sama yang perlu dikembangkan lebih lanjut, seperti mineral kritis, pengembangan baterai untuk kendaraan listrik, hilirisasi produk minyak sawit, serta ekspor produk pertanian asal Rusia, termasuk gandum," pungías Airlangga Hartarto. (KN-12)