Langsung ke konten utama

Mahasiswi STIS-HK ini Ajak Anak Muda Sebarkan Kebaikan, Buat Apa Si ? Ini Alasannya....



Kuningan News - Di tengah dunia yang semakin bising oleh berita buruk, konflik dan konten negatif, kita semua pasti merasa jenuh atau lelah. Hidup di era digital ini membuat informasi datang tanpa henti. Namun sayangnya, tidak semuanya membawa ketenangan. Semakin banyak orang yang kehilangan arah, kehilangan semangat, bahkan sampai ada yang kehilangan makna hidup. Tapi tahu gak sih? Di saat seperti inilah kebaikan menjadi sesuatu yang sangat berharga dan sangat dibutuhkan. 


Menyampaikan kebaikan dalam Islam tidak selalu harus dilakukan di atas mimbar, pengajian, atau majelis taklim saja, melainkan kapan pun dan dimana pun bisa kita lakukan. Mungkin sebagian orang merasa belum pantas menyampaikan kebaikan karena merasa ilmunya masih sedikit, atau takut dianggap sok suci. Padahal, kebaikan tidak harus besar dan sempurna. Islam mengajarkan kita bahwa sekecil apapun kebaikan jika diniatkan karena Allah, maka nilainya akan tetap luar biasa. Rasulullah SAW pernah bersabda:


لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ


Artinya: “Janganlah kamu meremehkan suatu kebaikan, meskipun hanya saat bertemu saudaramu dengan wajah berseri-seri.” (HR. Muslim)


Berarti senyum yang tulus, menyapa teman, menahan komentar yang buruk, atau mengatakan kalimat yang menyentuh hati baik secara langsung maupun di media sosial, semuanya bisa menjadi ladang pahala. Sekecil apapun kebaikan yang kita sebarkan bisa menjadi dampak yang besar bagi orang lain. Jangan remehkan peranmu, kamu mungkin bukan ustadz atau da’i yang terkenal, tapi kamu bisa menjadi alasan seseorang untuk bisa mengenal Allah lebih dekat.


Banyak orang yang menerima kebaikan itu cenderung ingin membalasnya atau meneruskannya. Inilah efek domino yang sangat positif. Meskipun kamu hanya sekali berbuat baik, energinya bisa menyebar tanpa batas. Dan ketika kebaikan itu terus menyebar, maka pahala itu akan terus mengalir meskipun kamu sudah tiada. Sebagaimana yang dikatakan Rasulullah SAW, yaitu:


مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ


Artinya:”Barang siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, maka dia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim)


“Boleh nggak sih ngajak kebaikan, kalau diri sendiri masih banyak salah?” pertanyaan yang sering muncul di kalangan masyarakat. Jawabannya, tentu saja boleh, kita tidak harus sempurna dulu untuk menyebarkan kebaikan. Bahkan Rasulullah pernah bersabda:


بَلِّغُوا عَنِّي وَلَوْ آيَةً


Artinya:”Sampaikan dariku walau satu ayat.” (HR. Bukhari)


Jadi, siapapun yang tahu kebenaran atau kebaikan, bahkan hanya satu ayat saja, itu sudah cukup menjadi alasan untuk menyampaikannya. Dan untuk menyebarkan kebaikannya itu bisa dilakukan oleh siapa saja, bukan hanya para ustadz, kiai atau ulama. Jangan tunggu sempurna untuk menyebarkan kebaikan, karena kita semua sedang berproses. Dengan terus menyampaikan kebaikan, kita akan menguatkan diri sendiri untuk terus belajar dan terus memperbaiki diri.


Bayangkan jika dunia ini hanya diisi oleh keheningan, ketidakpedulian, dan keburukan. Maka yang menjadi tugas kita sekarang adalah menghidupkan kembali semangat saling menasehati dalam kebaikan dan kesabaran, seperti firman Allah:


  (3) وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ 

Artinya:”Demi masa. Sesungguhnya manusia benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. Al-Ashr: 1-3)


Jadilah orang yang menebar harapan, bukan ketakutan. Sebarkan kebaikan dengan secara lembut, bukan dengan menghakimi. Niatkan semua karena Allah, bukan untuk mencari validasi atau popularitas. Menyebarkan kebaikan bukan hanya kewajiban, tapi ia adalah bentuk nyata bahwa kita peduli terhadap dunia dan generasi setelah kita. 


So, daripada kita menunggu orang lain untuk menyebarkan kebaikan. Mari kita mulai dari kita sendiri untuk menyebarkan kebaikan, Karena siapa tahu satu kalimatmu hari ini, bisa menjadi seseorang kembali ke jalan Allah. (KN-12)


Oleh: Isyah Nur Haisyah

Mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah, Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Husnul Khotimah


HOT NEWS

Tambang Nikel Usik Keindahan Raja Ampat, Ini Tanggapan Kabid LH-HAM HMI Cirebon

Kuningan News - Raja Ampat, surga wisata Indonesia yang terkenal dengan keindahan alamnya, kini menghadapi ancaman serius akibat aktivitas tambang nikel yang merambah wilayahtersebut. Kawasan ikonik seperti Piaynemo dan Wayag yang selama ini menjadi kebanggaan Indonesia, kini terancam oleh kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh eksploitasi tambang. Kabid LH-HAM HMI Cirebon Muhammad Akramul Farhan telah bersuara menanggapi isu ini, menyerukan perlindungan terhadap ekosistem yang ada. Aktivitas tambang nikel yang berlangsung di Pulau Kawe, Pulau Gag, dan Pulau Manuran berpotensi merusak ekosistem darat dan laut di Raja Ampat. Lubang-lubang tambang yang ditinggalkan dapat menimbulkan pencemaran tanah dan air, yang berdampak langsung terhadap keanekaragaman hayati yang menjadi daya tarik utama kawasan ini.  “Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Raja Ampat adalah rumah bagi banyak spesies langka, dan kita tidak bisa membiarkan kerusakan ini terjadi,” ungkap Farhan. Di balik kein...

HMI Komisariat Addin Gelar Kajian Spesial Menyambut Idul Adha

  Kuningan News - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Addin mengadakan kajian spesial dalam rangka menyambut Hari Raya Idul Adha. Acara ini dihadiri oleh berbagai kader HMI dan mahasiswa umum yang tertarik untuk hadir dan bersama-sama memperdalam makna Idul Adha dari berbagai perspektif. Kajian ini bertema "Hari Raya Idul Adha dalam Perspektif Historis, Hukum, dan Nilai-Nilai Teologis". Pemateri dalam kajian ini adalah Ziddan Faiz Maulana, salah satu mahasiswa yang  ahli dibidang sejarah dan hukum yang melingkupi perayaan Idul Adha. Dengan pengetahuan yang luas, Ziddan diharapkan mampu mengajak peserta untuk memahami nilai-nilai spiritual yang terkandung dalam perayaan tersebut. Acara ini dipandu oleh moderator Nasruddin Nurhasan, yang dikenal sebagai sosok yang berpengalaman dalam memfasilitasi diskusi. Dengan gaya moderasi yang interaktif, diharapkan dapat memicu partisipasi aktif dari para peserta dalam diskusi yang akan berlangsung. Kajian ini dilaksanakan pada Sel...

KDM Terbitkan Edaran Baru, Pelajar Tidak Boleh Keluar Malam !

  Kuningan News - Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menerbitkan Surat Edaran (SE) Gubernur Nomor 51/PA.03/DISDIK tertanggal (23/5/2025), yang bertujuan untuk membentuk generasi berkarakter Panca Waluya yaitu generasi cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pintar), dan singer (terampil). Dalam surat edaran ini, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi melarang pelajar melakukan aktivitas diluar rumah pada malam hari yang dimulai pukul 21.00 malam hingga 04.00 pagi. Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi risiko yang dihadapi para pelajar, termasuk potensi terjadinya tindakan kriminal, tawuran, dan perilaku negatif lainnya.  “Untuk membentuk generasi berkarakter Panca Waluya di Jawa Barat yaitu generasi yang cageur (sehat), bageur (baik), bener (benar), pinter (pintar), dan singer (terampil),” seperti dikutip dari SE tersebut Selasa (27/5/2025). Dalam surat edaran tersebut yang termasuk kedalam pelajar yang harus menaati aturan tersebut diantaranya adalah:  1. ...

Katanya Kabupaten Konservasi Ko Ada Proyek Tambang yang Meresahkan Warga ?

Kuningan News – Warga Desa Gunungkarung, Kecamatan Luragung, Kabupaten Kuningan, melakukan aksi demonstrasi serentak terhadap aktivitas pembuatan jalan menuju lokasi galian C pada Senin (2/6/2025). Aksi ini dipicu oleh pelanggaran perjanjian yang dilakukan oleh pihak pengusaha yang telah merugikan masyarakat setempat. Kepala Desa Gunungkarung, Asep Anugrah, membenarkan bahwa aksi protes tersebut merupakan inisiatif warga. "Aksi ini murni kesadaran warga karena sebelumnya dalam pertemuan kedua ada beberapa perjanjian yang dilanggar oleh pihak perusahaan," ujar Kuwu Gunungkarung. Dalam audiensi, Asep menjelaskan beberapa poin pelanggaran yang dipermasalahkan. Diantaranya adalah lokasi akses jalan di Desa Gunungkarung yang digunakan oleh pengusaha untuk kegiatan galian C. Warga juga mengungkapkan kekhawatiran terkait pengambilan material seperti tanah merah dan pasir, yang dapat memperbesar risiko longsor akibat berkurangnya material alami yang berfungsi sebagai penahan air. Le...

Keindahan Ciremai Dibalut Biaya Masuk Mahal, Segini Tarifnya...

  Kuningan News - Gunung Ciremai merupakan gunung tertinggi di Jawa Barat, mendakinya menjadi daya tarik bagi banyak pecinta alam dan pendaki dari berbagai wilayah. Keindahan alam yang ditawarkan oleh Ciremai memang memukau, namun harga tiket masuk yang dibandrol sekitar 125 ribu rupiah + 10 ribu untuk parkir menimbulkan pertanyaan di kalangan pengunjung. Dalam karcis yang diterima, tertera rincian harga yang cukup kompleks, dengan total 85 ribu rupiah. Rincian tersebut meliputi tiket jasa wisata pendakian sebesar 48.500 rupiah, asuransi 1.500 rupiah, tiket masuk pengunjung umum 15.000 rupiah, pungutan kegiatan wisata alam 20.000 rupiah, dan biaya parkir sebesar 10.000 rupiah untuk satu motor. Meskipun harga tiket tampak tinggi, banyak pendaki yang tetap rela membayar demi menikmati pemandangan dan pengalaman mendaki yang luar biasa. Keindahan Gunung Ciremai memang sebanding dengan biaya yang harus dibayar. Pemandangan alam yang spektakuler, udara segar, dan pengalaman menaklukan ...

Bupati Kuningan Ziarah ke Makam Eyang Hasan Maolani di Minahasa, Sulawesi Utara

  Kuningan News - Bupati Kuningan, Dian Rahmat Yanuar, melaksanakan ziarah ke makam KH Eyang Hasan Maolani di Minahasa, Sulawesi Utara, pada Jumat (30/5/2025). Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan kepada sosok pejuang dan ulama asli Kuningan yang pernah diasingkan oleh penjajah Belanda.  KH Eyang Hasan Maolani, yang lahir pada 21 Mei 1782 dan wafat pada 30 April 1874, dikenal sebagai tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Selama masa penjajahan kolonial Belanda, Ia diasingkan ke Kampung Jawa Tondano di Sulawesi Utara.  Di sana, beliau bergabung dengan para gerilyawan yang melawan penjajahan. Ziarah ini bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga sebagai pengingat akan perjuangan dan pengorbanan yang telah dilakukan oleh para pahlawan bangsa. Sejarah mencatat bahwa KH Eyang Hasan Maolani bukan hanya seorang ulama, tetapi juga seorang pejuang yang gigih melawan penindasan. Beliau menjadi simbol perlawanan yang tidak hanya mempertahankan agama, teta...