Kuningan News - Harga ayam hidup di tingkat peternak mengalami penurunan yang signifikan, jauh di bawah harga acuan yang ditetapkan oleh Badan Pangan Nasional. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pangan Nasional Nomor 6 Tahun 2024, harga acuan penjualan ayam hidup di tingkat produsen ditetapkan sebesar Rp 25.000 per kilogram.
Namun, kenyataannya, harga ayam hidup saat ini hanya mencapai Rp 18.000 per kilogram bahkan bisa sampai 15.000 per kilogram, selisih yang cukup besar dari harga yang ditetapkan dalam regulasinya.
Penurunan harga ini telah membuat banyak peternak ayam merasa tertekan. Beberapa peternak mengungkapkan bahwa mereka terpaksa menjual ayam dengan harga yang lebih rendah lagi, bahkan di lapangan ada yang menjual seharga Rp 14.500 per kilogram.
"Kami tidak bisa bertahan dengan harga seperti ini," tutur Jejen salah satu peternak di Ciawigebang, kala di wawancara pada Jum’at (20/6/2025).
Faktor utama yang menyebabkan turunnya harga ayam hidup ini adalah oversupply di pasar. Selain itu, biaya pakan yang terus meningkat juga menjadi masalah bagi para peternak. Meskipun harga jual ayam menurun, biaya produksi tetap tinggi. "Kami masih harus membayar pakan, obat-obatan, dan biaya perawatan lainnya yang tidak berkurang," tambahnya.
Pemerintah, melalui Badan Pangan Nasional, telah berjanji untuk memantau dan mengatasi situasi ini. Namun, hingga saat ini, tindakan konkret masih belum terlihat. "Kami berharap pemerintah segera mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengembalikan harga ke level yang wajar," ujar Jejen.
Di sisi lain, para konsumen menikmati harga ayam yang terjangkau. Banyak keluarga kini memilih untuk memasak ayam di rumah karena harganya yang lebih murah. Namun, situasi ini tidak sejalan dengan kondisi peternak yang semakin terjepit. "Kami mengerti konsumen senang, tetapi kami juga butuh perhatian," pungkas Jejen. (KN-12)