Kuningan News – Dilansir dari akun sosial media Badan Pengelola Keuangan Haji Republik Indonesia (BPKH RI), menyebutkan tentang musim haji tahun 2025 ini merupakan musim haji yang bersuhu panas terakhir menurut Pusat Meteorologi Nasional (NMC) Saudi Arabia.
Hal ini disebabkan karena pergeseran siklus kalender Hijriah yang berangsur secara bertahap. Pergeserah suhu tersebut dimulai pada tahun 2026, dimana ibadah haji pada tahun tersebut akan bergeser dari musim panas menuju musim semi hingga pada akhirnya ibadah haji akan terlaksana dalam musim dingin.
Dilansir dari website bpkh.go.id, nantinya diperkirakan bulan musim semi akan berlangsung dari tahun 2026 sampai 2033, setelah itu akan memasuki siklus musim dingin yang cukup panjang hingga tahun 2041.
Suhu di Makkah pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini berkisar antara 40-42 derajat Celsius. Kondisi ini tentunya sangat berbeda jika dibandingkan dengan di Indonesia atau di Kuningan yang berada pada kawasan dataran tinggi.
Ini tentunya memberikan tantangan tersendiri bagi para jemaah haji yang menjalankan ibadah di tengah cuaca ekstrem ini.
“Kepada seluruh jamaah haji dari Indonesia, saya berpesan untuk terus menjaga kesehatan, karena memang perbedaan suhu yang cukup ekstrim berbeda antara di Indonesia dengan di Arab Saudi, jangan lupa minum air putih yang banyak, makan buah yang mengandung serat dan mineral yang baik untuk tubuh,” tutur Putih Sari Wakil Ketua Komisi IX DPR RI yang dilansir dari sosial media DPR RI.
Dengan berakhirnya musim panas di pelaksanaan ibadah haji tahun ini, maka kita akan menutup satu babak dalam sejarah pelaksanaan ibadah haji modern yang terjadi di bawah terik matahari ekstrem. (KN-12)