![]() |
Kades Pajambon Kecamatan Kramatmulya, Dra Nani Ariningsih saat diwawancara kuningannews.com, Jumat (16/5/2025). (foto: roqib) |
Kuningan News – Pasca longsor di kawasan Cilengkrang Desa Pajambon Kecamatan Kramatmulya, proyek Geothermal (energi panas bumi) yang telah diwacanakan sejak zaman Bupati Alm H Aang Hamid Suganda, kini kembali menyeruak. Bukan hanya geothermal, wacana pembangunan jalan tol yang melintasi lereng Gunung Ciremai pun mencuat.
Ini karena Desa Pajambon kerap disebut-sebut sebagai salah satu titik lokasi yang bersinggungan dengan kedua wacana proyek tersebut. Tak heran jika sejumlah warga setempat melontarkan tanggapannya terhadap wacana itu, termasuk Kades Pajambon, Dra Nani Ariningsih.
Nani, dengan tegas mengutarakan penolakannya terhadap wacana geothermal dan juga pembangunan jalan tol. Sebab dugaan kuatnya, eksistensi kedua proyek tersebut nanti akan berdampak negatif bagi lingkungan dan kehidupan masyarakat desanya.
"Saya khawatir kalau ada jalan tol nanti sebagian mata pencaharian kami sebagai petani kemungkinan akan hilang, apalagi kalau ada geothermal takut terjadi kerusakan lingkungan," ungkapnya.
Baca juga : https://www.kuningannews.com/2025/05/kades-pajambon-blak-blakkan-soal.html
Warga desa juga menyatakan kekhawatiran serupa, mengingat kawasan Pajambon memiliki potensi alam yang perlu dilestarikan. Kalau ada proyek tersebut, bukan tidak mungkin alam Pajambon yang semula asri akan menjadi rusak.
"Saya sih lebih ingin untuk seperti ini saja, karena ketika alam rusak kita pula yang akan kena imbasnya," tutur Wirya, salah seorang warga Pajambon.
Baca juga : https://www.kuningannews.com/2025/05/duhh-longsor-di-kawasan-cilengkrang-3.html
Proyek geotermal yang diharapkan dapat memberikan sumber energi baru, dinilai tidak sebanding dengan risiko yang mungkin terjadi, seperti pencemaran dan kerusakan ekosistem. Selain itu, pembangunan jalan tol dianggap akan mengubah pola kehidupan masyarakat dan mengancam lahan pertanian.
![]() |
Salah seorang Pengelola Wisata Cilengkrang Pajambon, Basir, sedang memberikan tanggapan atas mencuatnya wacana proyek Geothermal dan Jalan Tol. (foto: roqib) |
"Kami ingin menjaga keindahan alam dan kearifan lokal yang ada di desa ini, proyek geothermal mah ngarusak alam," kata Basir, salah satu pengelola kawasan wisata Cilengkrang.
Masyarakat Pajambon berharap agar pemerintah mempertimbangkan kembali kedua proyek tersebut, jika memang hendak direncanakan. Menurut mereka, justru mencari solusi yang lebih ramah lingkungan serta menguntungkan bagi masyarakat, yang harus dikedepankan.
“Dulu kami kompak demo ke pemda ketika rencana proyek Geothermal akan direalisasikan. Sekarang juga kami masih kompak," tegas Basir. (KN-12)