Kuningan News – Desa Pajambon, Gandasoli dan Sukamukti menjadi desa yang terdampak dari adanya bencana longsor di kawasan wisata Cilengkrang. Hal tersebut di konfirmasi oleh Kepala Desa Pajambon, Dra. Nani Ariningsih pada Jum’at (16/5/2025). Ia menyebutkan longsor ini berakibat pada terganggunya masyarakat yang akan menggunakan air bersih di ketiga desa tersebut.
“Dampak dari longsor itu memang sampai ke tiga desa, termasuk Gandasoli, Sukamukti dan Pajambon, karena memang ketiga desa itu menggunakan sumber mata air yang sama di sekitar Cilengkrang,”tutur Nani ketika dimintai keterangan.
Ia juga menyoroti pentingnya pengelolaan air di kawasan tersebut. Hal tersebut ia sampaikan dalam rapat dengan PUPR, ia mengusulkan untuk bisa memaksimalkan kawasan sekitar Cilengkrang tersebut seperti sediakala dan diadakannya penanaman pohon untuk penyerapan air di kawasan yang sudah tidak ada lagi pohon.
“Selama beberapa jam masyarakat tidak bisa menggunakan air bersih karena memang air tersebut keruh dan tidak layak pakai, padahal dulu sudah diusulkan untuk pengelolaan air di sana harus bijak dan kalo ada pembangunan disediakan juga resapan air dan penanaman pohon,” tutur Nani.
Tak hanya masalah air yang menjadi keruh ada juga masyarakat yang mengeluhkan bahwasanya salah satu bak penampungan milik warga juga jebol lantaran penuhnya kran di kamar mandinya dengan lumpur.
“Setelah beberapa jam keruh, eh ada warga juga yang melapor bahwasanya kran di rumahnya juga ikut jebol dan keluar banyak lumpur,” tutur Nani.
Permasalahan tersebut juga dirasakan sejumlah masyarakat sekitar ketika akan melaksanakan ibadah sholat maghrib dan akan mengambil air wudhu ternyata kran di rumahnya itu keruh dan tidak layak dijadikan untuk air wudhu ketika akan melaksanakan ibadah sholat maghrib tersebut.
“Pas saya pulang kerumah dan akan melaksanakan ibadah sholat maghrib dan mengambil air wudhu ehh ternyata air yang keluar dari kran rumah saya keruh dan bercampur lumpur,” tutur Wirya salah satu masyarakat sekitar. (KN-12)