Milangkala 366 Tahun, Kuwu Jagara Pamer Potensi Wisata dan Keramba Jaring Apung Sebagai Tonggak Ekonomi
Kuningan News - Memperingati Hari Jadi ke-366 tahun, Desa Jagara Kecamatan Darma menggelar Sidang Istimewa Paripurna pada Sabtu (26/4/2025) pagi lalu.
Sidang Paripurna tersebut, dipimpin langsung Kuwi Jagara Umar Hidayat. Hadir dalam acara tersebut, DPMD Jawa Barat mewakili Gubernur, Bupati Kuningan, DPRD, Camat, hingga Apdesi dan para kepala desa.
Dalam Sidang Paripurna tersebut, Kuwu Umar Hidayat menceritakan bagaimana awal mula Desa Jagara tang lahir dari sebuah kampung bernama Babakan.
Kampung Babakan sekarang menjadi Kampung Babakan RT 10 RW 03 Dusun Puhun. Pada masa pemerintahan Kepala Pemerintah Kabupaten Kuningan yang dijabat oleh Prabu Geusan Ulun, Desa Babakan berganti nama menjadi Desa Jagara, sekaligus memindahkan kantor pemerintahannya ke Blok Jagara Tonggoh (sekarang Kampung Jati Kaler RT 04 RW 01 Dusun Manis).
Saat proses perubahan nama dan pemindahan lokasi tersebut, di Desa Jagara telah berdiri sebuah bendungan sederhana hasil karya Syeh Dalem beserta rekan-rekannya, yaitu Syeh Pangeran Jangka, Syeh Pangeran Baraja Barong, Syeh Pangeran Darajat, Syeh Pangeran Damarwulan, Syeh Pangeran Rama Haji Irengan, Syeh Pangeran Karibbuloh, Syeh Pangeran Saapujagat, Syeh Pangeran Jaga Raksa, Syeh Pangeran Gencay, Syeh Pangeran Aria Saringsingan, dan Syeh Pangeran Tambak Bany.
Dalam kesempatan itu, Umar juga menyinggung potensi Desa Jagara, terutama dua sektor yang menonjol, pengembangan wisata dan budidaya keramba ikan. Khusus soal pengembangan wisata, selain ada Waduk Darma, Jagara juga beberapa tempat hits belakangan ini, mulai dari UMKM, sampai kedai estetik pinggir waduk.
"Begitu juga (minta) dukungan (Pemda untuk) budidaya keramba jaring apung. Harapannya ini bisa menambah kesejahteraan warga,” harap Umar.
Sementara, Bupati Dian, berpesan bahwa milangkala desa haruslah menjadi moment penghormatan bagi pendahulu, serta evaluasi pembangunan. Ia juga berpesan soal keramba apung yang harus dibatasi, serta keberadaan eceng gondok yang harus dikendalikan.
“Milangkala, selain moment penghormatan bagi para perintis. Melainkan juga tentang harapan ke depan. Pemerintah desa perlu mengevaluasi sejauh mana meningkatkan manfaat dan layanan telah dirasakan masyarakat,” pesannya.
Adapun, peringatan Milangkala Desa Jagara ke-366 sendiri tidak hanya sehari. Acara berlangsung selama 3 hari dengan beberapa agenda yang berbeda. Sidang Paripurna sendiri, merupakan acara pook yag digelar pada hari kedua peringatan. (KN-7)