Kuningan News - Desa Sindangjawa merupakan desa yang berada di wilayah Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan dengan luas 311,143 Hektar yang terdiri dari 2 Rukun Warga (RT) dan 7 Rukun Tetangga (RT). Dari sebelah utara Desa Sindangjawa berbatasan langsung dengan Desa Kadugede, sebelah selatan berbatasan langsung dengan Desa margabakti, di sebelah timur berbatasan langsung dengan Desa Longkewang, dan sebelah barat berbatasan langsung dengan Desa Windusari.
Kurnia Kaur Desa Sindangjawa mengatakan bahwa asal-usul Desa Sindangjawa ini belum diketahui secara pasti, namun terdapat sedikit gambaran dari cerita Masyarakat serta orang tua zaman dahulu.
“Nama Sindangjawa berasal dari kata ‘Sindang’ yang dalam Bahasa Sunda berarti ‘Mampir’, serta kata ‘Jawa’ yang berarti ‘Orang dari Suku Jawa’. Jadi singkatnya, Sindangjawa ini berarti ‘tempat mampir atau singgahnya Orang Jawa,” katanya.
Asal nama Sindangjawa tersebut dikaitkan dengan dua tempat suci yang berada di Desa Sindangjawa, yaitu Gunung Mayana dan Maqom Bunut, masing-masing kedua tempat tersebut terdapat maqom para Wali. Di Gunung Mayana terdapat maqom Syaikh Mansur Mulya Mangkuning Nagara, dan di Maqom Bunut terdapat tiga maqom yaitu Mbah Raden Sukma Arya Dibaraja, Ki Kanjeng Haji Abdurrahman Susuhunan Kalijaga, dan Nyi Mas Siti Khalimah.
Namun, Masyarakat lain juga ada yang mengatakan bahwa Desa Sindangjawa ini awalnya bernama ‘Sindang Karawat’ yang berarti ‘Tempat Singgah’. Nama tersebut dinamai oleh seorang pangeran dari kesultanan Cirebon yaitu Syaikh Sukma Aryadi Baraja yang sekarang maqomnya terletak di Bunut. Beliau merupakan orang pertama yang menetap dan membuat pemukiman di Desa ini sehingga terdapat kata “anu ngababakan Desa Sindangjawa” yang berarti “orang yang membuka lahan Desa Sindangjawa”.
Sebagian besar warga desa yang mempercayai cerita tersebut sering melakukan ziarah ke Maqom Bunut ketika akan melakukan hajatan, sunatan, dan lainnya, sebagai bentuk penghormatan terhadap sesepuh/karuhun yang telah membentuk Desa Sindangjawa ini. Selain itu, banyak juga penziarah dari luar (kebanyakan orang Jawa) yang rutin melakukan ziarah ke Maqom Syaikh Mansur Mulya Mangkuning Nagara yang terdapat di puncak Gunung Mayana setiap malam Jum’at Keliwon, bahkan akhir-akhir ini sebagian warga desa pun ikut melakukan ziarah rutin di hari Jum’at Keliwon yang dilakukan ba’da Jum’atan.
Penulis : Iin Nur Inayah (Mahasiswi Teknologi Pangan Unisa Kuningan)