“Tentunya sangat menyakiti perasaan rakyat. Padahal masih banyak rakyat yang sangat membutuhkan kepedulian dan uluran tangan dari mereka yang berstatus tokoh politik,” kata Ketua F-Tekkad, Soejarwo.
Pemasangan baliho yang dipastikan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit itu saat rakyat kebanyakan dalam kondisi susah, dikhawatirkan akan menjadi action yang kontraproduktif. Artinya dengan pemasangan baliho tersebut dengan tujuan meraup simpati dari masyarakat, hasil yang didapat malah sebaliknya, yakni sikap antipati dari rakyat.
Padahal untuk mendapat simpati dari rakyat, masih ada action yang lebih produktif dari sekedar melakukan pemborosan dengan pemasangan baliho. Jika anggaran "balihonisasi" dialihkan kepada kebutuhan mendesak rakyat, hasil yang didapat akan lebih optimal, karena lebih mengesankan bahwa tokoh-tokoh yang "mejeng" di baliho memiliki kepedulian social.
“Pendekatan langsung dengan
memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam situasi saat ini, terlebih
dapat memenuhinya akan menjadi modal "pendekatan" yang lebih efektif
dibanding sosialisasi dengan "kemegahan" baliho,” pungkasnya. (KN-1)