Kuningan News: Goverment
Tampilkan postingan dengan label Goverment. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Goverment. Tampilkan semua postingan

Minggu, 19 Januari 2025

Menteri Desa Fokuskan Dana Rp20 Triliun untuk Makan Siang Bergizi

 


Jakarta News – Menteri Desa, dan Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Yandri Susanto, melalui akun TikTok resminya (@yandri_susanto), menyampaikan rencana strategis penggunaan dana desa sebesar Rp71 triliun, dengan Rp20 triliun di antaranya dialokasikan untuk penyediaan makan siang bergizi. Unggahan ini telah ditonton lebih dari 890 ribu kali.

Pada keterangan yang diberikan usai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas di Jakarta (17/1/2025), Yandri menjelaskan, dana tersebut akan digunakan untuk menyuplai bahan baku seperti telur, ayam, nasi, hingga buah-buahan.

“Modulnya sudah ada, dan potensi desa akan dimaksimalkan,” ungkapnya, diakses Minggu  (19/1/2025).

Bahan baku itu akan disuplai melalui badan usaha milik desa (BUMDes), dengan pengembangan konsep seperti Desa Padi, Desa Jagung, hingga desa-desa yang memproduksi buah dan ternak. Hasil produksi desa akan diserap langsung untuk mendukung program makan siang bergizi yang digagas pemerintah.

“Kami fokus pada penyiapan bahan baku dengan dana desa Rp20 triliun. Desa-desa akan berperan aktif melalui BUMDes dalam memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan tersebut,” tegas Yandri.

Ia juga menambahkan, program tersebut merupakan langkah nyata Kementerian Desa untuk memaksimalkan potensi desa dalam mendukung ketahanan pangan nasional sekaligus memastikan kebutuhan gizi masyarakat terpenuhi. (KN-9)

 

Taopik Paling Unggul di OB Sekda, Yayan: Jangan Geer Dulu Bakal Dilantik

Forum Kajian untuk Masyarakat Kuningan, audiensi ke Pj Bupati Kuningan

KUNINGAN (NEWS) - Meski Pj Sekda Kuningan Dr A Taofik Rohman memperoleh nilai tertinggi saat OB (Open Bidding) Sekda yang diinisiasi Pj Bupati Iip Hidayat, namun kini justru diwanti-wanti untuk tidak terlalu geer bakal dilantik.

Peringatan itu diutarakan Forum Kajian untuk Masyarakat Kuningan, melalui salah satu pentolannya, Yayan Satar. Ada alasan, yang menurutnya, pengangkatan Sekda definitip menunggu Bupati terpilih dilantik.

Yayan Satar bersama rekan forum seperti Drs Dedi Sunardi, Bambang Suherman dan Dede Hamidin SE, bahkan sudah mengutarakan rekomendasi menunda pengangkatan Sekda, ke Pj Bupati Kuningan saat ini, Dr Agus Toyyib M Si.

"Kita punya harapan untuk temen-teman, supaya tidak terjadi polemik masalah pengangkatan Sekda. Alangkah baiknya pengangkatan Sekda ditunda, sampai Bupati definitif dilantik," ujarnya, Sabtu (18/1/2025).

Dengan begitu, nanti Bupati terpilih lah yang menentukan mau menunjuk siapa Sekdanya. Yayan yang juga Ketua PAC Pemuda Pancasila Kecamatan Kuningan itu kemudian mengutip pendapat tokoh yang serupa. Pengangkatan Sekda, baiknya ditunda.

"Alangkah lebih bijaknya gitu kan, karena kan yang akan bekerja itu (Sekda) harus saluyu dengan keinginan Bupati," terangnya.

Ditanya soal hasil OB Sekda kemarin yang menghasilkan 3 besar, apakah itu tidak sejalan dengan Bupati terpilih hingga harus ditunda, Yayan mengaku tidak tahu.

Bahkan, lanjutnya, bukan tidak mungkin nanti yang ditunjuk Bupati terpilih juga salah satu dari kandidat yang ada saat ini. "Kan cuman sebentar lagi," tuturnya.

Soal pelantikan Bupati terpilih sendiri diperkirakan sesuai jadwal awal, Februari. Hal itu ia dasarkan pada statement pejabat tinggi negara, yang mengutarakan pelantikan tak perlu menunggu sengketa yang lain.

Adapun proses OB Sekda saat ini, diamininya bahwa hasil OB Sekda sebelumnya sudah diserahkan ke BKN, bahkan sudah sampai Kemendagri. Tinggal menunggu arahan, akan ditetapkan atau ditunda.

"Asumsi saya, Pj Bupati Agus juga beresiko kalo (kalo dilakukan pengangkatan Sekda karena) meninggalkan tapak (jejak) jelek," kata Yayan, mengira-ngira bahwa Pj Bupati Agus juga harapannya sama, nunda pengangkatan Sekda.

Sebagai masyarakat, Yayan juga menegaskan bahwa kondisi pemerintahan Kuningan saat ini belum start. Start pemerintahannya itu, kata Yayan, nanti saat Bupati terpilih dilantik.

"Ya begitu, jangan geer dulu mau dilantik (Sekda definitip)," kata Yayan, tersenyum kecil.

Jumat, 17 Januari 2025

Emoh Paruh Waktu! Ribuan Honorer Geruduk Gedung Dewan, Minta Diangkat Jadi P3K Full Time



KUNINGAN (NEWS) - Ribuan massa yang terdiri dari honorer R2 dan R3 Kabupaten Kuningan, melakukan aksi damai ke Gedung DPRD Kabupaten Kuningan, Kamis (16/1/2025) siang ini.

Honorer yang terdiri dari tenaga teknis, nakes dan lainnya itu (honorer guru dikabarkan tidak ikut aksi), menyuarakan keresahannya soal kejelasan status. Bukan tanpa sebab, diantara mereka ada yang sudah belasan tahun mengabdi dan masih honorer.

Aksi sendiri dilakukan dengan long march dari titik Terminal Kertawangunan. Mereka membentangkan tulisan-tulisan berisi aspirasi mereka.

Mereka juga bergantian orasi di depan gedung DPRD. Aksi damai honorer, dihadapi langsung oleh Ketua DPRD Nuzul Rachdy SE, Wakil Ketua DPRD Saw Tresna dan anggota lainnya.

Selain dari unsur legislatif, nampak hadir juga dari unsur eksekutif mulai dari Pj Sekda Kuningan Dr A Taopik Rohman, Plh BKPSDM Purwadi Hasan dan jajaran lainnya.

Ketua Forum Honorer R2 dan R3, Iyan Alpian, mengaku pihaknya menuntut agar mereka bisa diangkat sebagai P3K full time, bukan paruh waktu.

Tidak memaksa harus cepat tahun ini, pihaknya memberi tenggat waktu sampai tahun 2027, agar persoalan honorer ini bisa diselesaikan.

"Kita minta dituntaskan 2027 jadi 2027 R2 dan R3 THL Honorer sudah tuntas," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya meminta Pemerintah tidak membuka lagi CPNS ataupun penerimaan P3K secara umum, sampai tuntutan mereka dikabulkan. Hal itu dipinta agar persoalan honorer bisa segera usai.

Selain itu, lanjut Iyan yang didampingi Sekertarisnya Otong S, juga meminta pemerintah (eksekutif dan legislatif) memikirkan kesejahteraan mereka.

Para honorer, dalam hal pekerjaan tidak berbeda dengan yang berstatus ASN atau P3K full time. Karenanya tak heran mereka pun meminta kesejahteraan yang layak, dan jangan sampai telat lagi.

"Keur mah gaji teu sabaraha, telat, uyuhan teu paeh (Sudah gaji tidak banyak, telat lagi, untung tidak mati)," kata Iyan.

Adapun aksi damai sendiri diakhiri dengan penyerahan tuntutan, yang juga ditandatangani DPRD dan Pemda Kuningan, untuk diteruskan juga ke Pemerintah Pusat. 


Berikut rincian tuntutannya :

Pengangkatan non-ASN database BKN (R2, R3) Kabupaten Kuningan wajib berdasarkan masa kerja. Honorer menuntut agar pengangkatan sebagai PPPK full time didasarkan pada masa kerja yang panjang dan kontribusi nyata di berbagai sektor. Secara bertahap dengan jangka waktu maksimal tahun 2027 sudah tuntas.

Menolak rekrutmen CPNS dan PPPK Formasi Umum di Kabupaten Kuningan sebelum pengangkatan non-ASN database BKN (R2, R3) menjadi PPPK full time sampai dengan selesai.

Segera sahkan RPP Manajemen ASN turunan UU 20 Tahun 2023 tentang ASN dan mengakomodasi honorer database BKN (R2, R3) dalam sistem PPPK penuh waktu bukan hanya paruh waktu.

Terbitkan Keputusan Presiden (Keppres) Pengangkatan tenaga non-ASN database BKN ke PPPK full time.

Segera revisi UU 1 Tahun 2022 tentang Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah yang mengatur tidak boleh melewati 30% belanja pegawai. Honorer meminta agar dilakukan revisi yang memberikan ruang lebih besar bagi pengangkatan tenaga honorer menjadi PNS atau PPPK. 

Sumber; kuninganmass.com

Sekda Definitif Posisi Vital, Direktur Eksekutif IPRC Ingatkan Proses Birokrasi Jangan Terpengaruh Dinamika Pilkada



KUNINGAN (NEWS) - Direktur Eksekutif Indonesia Public Research and Consulting (IPRC), M. Indra Purnama menyampaikan pandangannya terkait polemik Open Bidding Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Kuningan yang dinilai dapat berdampak negatif pada masyarakat jika dibiarkan berlarut-larut. 

Menurutnya, proses open bidding yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan aturan dan kaidah yang berlaku. Karena itu, polemik ini seharusnya tidak menjadi hambatan. 

“Proses open bidding Sekda sudah dilakukan sesuai peraturan yang ada. Hal ini sebetulnya tidak perlu menjadi permasalahan. Apalagi, birokrasi di Kabupaten Kuningan tetap harus berjalan optimal meskipun kepala daerah terpilih belum dilantik,” ujarnya, Kamis (16/1/2024).

Indra menekankan pentingnya peran Sekda definitif sebagai penggerak birokrasi yang akan bekerja sama dengan Pj. Kepala Daerah untuk memastikan pelayanan publik dan pelaksanaan program tetap berjalan. 

“Posisi Sekda definitif sangat penting untuk mengorkestrasi birokrasi bersama Pj. Kepala Daerah, terutama dalam memastikan pelayanan kepada masyarakat tetap berjalan optimal,” tambahnya. 

Terkait isu dorongan untuk mengajukan gugatan ke PTUN atas hasil open bidding Sekda, Indra menilai langkah tersebut justru berpotensi memperpanjang polemik yang akhirnya merugikan masyarakat. 

“Kemungkinan gugatan ke PTUN dikabulkan sangat kecil, mengingat proses open bidding Sekda sudah sesuai peraturan. Polemik ini seharusnya tidak diperpanjang agar energi bisa difokuskan untuk memajukan Kabupaten Kuningan,” tegas Indra. 

Ia juga optimis bahwa Sekda definitif nantinya dapat bekerja sama dengan baik bersama kepala daerah terpilih, tanpa terpengaruh oleh dinamika kontestasi politik yang ada. 

“Saya yakin Pj. Sekda dan kepala daerah terpilih akan mampu berkolaborasi untuk mendorong kemajuan Kabupaten Kuningan ke depan,” tutupnya.  (KN-7)

Banyak Ditolak, Akademisi Ini Justru Ingatkan Pentingnya Pengisian Sekda Definitif Segera


BANDUNG (NEWS)  – Meski beberapa kalangan mulai dari ormas, sampai praktisi politik meminta menunda bahkan membatalkan open bidding Sekda Kabupaten Kuningan yang diinisiasi Pj Bupati Iip Hidayat M Pd, akademisi Ilmu Politik Universitas Padjadjaran, Firman Manan, M.A., justru mengingatkan pentingnya percepatan pengisian jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) definitive.

Seperti diketahui, jika mengau pada proses sebelumnya, saat ini pengisian jabatan Sekda telah memasuki tahap akhir, yakni pengusulan nama calon ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). 

Firman menjelaskan, keberadaan Sekda definitif sangat strategis dalam mendukung kinerja kepala daerah maupun penjabat (Pj) kepala daerah.

Peran utama Sekda meliputi penyusunan kebijakan, koordinasi pelaksanaan tugas perangkat daerah, pelayanan administratif, dan pembinaan Aparatur Sipil Negara (ASN). 

“Tanpa Sekda definitif, pengelolaan birokrasi berpotensi terganggu, sehingga memengaruhi optimalisasi kinerja pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat,” jelas Firman, Kamis (16/1/2025).

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa kondisi ini menjadi semakin krusial mengingat kepala daerah terpilih baru akan dilantik pada Maret 2025.

Dalam masa transisi tersebut, keberadaan Sekda definitif dinilai penting untuk menjaga stabilitas dan kelancaran pemerintahan daerah. 

“Sekda definitif akan membantu memastikan proses transisi kepemimpinan daerah berjalan lebih baik,” tambahnya. 

Proses pengisian jabatan Sekda, yang telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan, diharapkan segera rampung agar roda pemerintahan daerah dapat beroperasi secara efektif di tengah berbagai tantangan pelayanan publik. 

Sebelumnya, Pj Bupati Kuningan Agus Toyib Agus menyebutkan bahwa pihaknya telah mengajukan laporan hasil open bidding Sekda kepada Badan Kepegawaian Negara (BKN) dan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).  

Sekedar informasi Berdasarkan Pengumuman Panitia Seleksi (Pansel) Nomor :8201 24/Pansel tertanggal 31 Oktober 2024, dari 12 pejabat Eselon II yang mengikuti OB termasuk dari lingkup Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia (Kemendagri RI), muncul 3 nama yang memiliki nilai paling unggul.

H. Asep Taufik Rohman sebesar 84,67, Kepala Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah (Bappenda) yang pernah menjadi Kepala Bagian Umum Setda, Guruh Irawan Zulkarnaen 84,65 serta Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda, H. Toni Kusumanto. (KN-7)

Senin, 25 November 2024

DPR RI Sosialisasikan Empat Pilar di Unisa Kuningan

Kuningan News – Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan menjadi tuan rumah kunjungan kerja anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra, H. Rokhmat Ardiyan, MM. Agenda tersebut berfokus pada sosialisasi empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Undang-Undang Dasar 1945.

Kegiatan itu dihadiri oleh jajaran Yayasan Al-Ihya, sivitas akademika Unisa Kuningan, serta tokoh-tokoh penting kampus lainnya. Selain pemaparan langsung oleh H. Rokhmat Ardiyan, acara tersebut juga diisi oleh presentasi dari Rektor Unisa Kuningan, Nurul Iman Hima Amrullah, dan akademisi senior Abdul Jalil Hermawan.

Dalam kesempatan itu, H. Rokhmat Ardiyan menjelaskan sosialisasi tersebut bertujuan untuk memperkuat pemahaman kebangsaan di kalangan akademisi, khususnya mahasiswa. Menurutnya, empat pilar kebangsaan menjadi fondasi penting bagi setiap elemen masyarakat untuk menjaga kesatuan bangsa.

“Kegiatan ini dirancang untuk memperdalam pemahaman terhadap nilai-nilai dasar bangsa, sehingga rasa nasionalisme dapat tumbuh lebih kuat, terutama di kalangan mahasiswa,” ujarnya.

Ia juga menekankan pemahaman yang menyeluruh terhadap empat pilar kebangsaan akan membantu masyarakat menerapkan nilai-nilainya secara nyata. “Dasar-dasar ini bukan hanya prinsip simbolis, melainkan landasan yang harus diimplementasikan dalam setiap aspek kehidupan,” tambahnya.

Rektor Unisa Kuningan, Nurul Iman Hima Amrullah, dalam sambutannya, menyoroti pentingnya adaptasi nilai-nilai kebangsaan sesuai dengan tantangan zaman. Indonesia yang kaya dengan keberagaman suku, agama, dan budaya membutuhkan penguatan prinsip Bhineka Tunggal Ika sebagai perekat persatuan. Menurutntya, empat pilar kebangsaan harus terus diperkuat untuk menghadapi potensi konflik sosial. 

“Nilai-nilai ini adalah jembatan yang menjaga keutuhan bangsa di tengah perbedaan yang ada,” ucapnya.

Sementara itu, Abdul Jalil Hermawan menekankan bahwa substansi empat pilar kebangsaan harus benar-benar dipahami. Ia mengingatkan bahwa nilai-nilai tersebut tidak cukup hanya dihafalkan, tetapi harus diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.

“Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki tanggung jawab untuk membawa nilai-nilai ini ke dalam kehidupan nyata. Dengan begitu, empat pilar kebangsaan tidak hanya menjadi slogan, tetapi menjadi jiwa bangsa yang hidup,” ujarnya.

Ketua Yayasan Al-Ihya, Ir. Sofyan Sahori, turut mengapresiasi kegiatan itu. Ia menyampaikan rasa terima kasih kepada H. Rokhmat Ardiyan atas kunjungan yang memberikan wawasan dan pemahaman baru bagi keluarga besar Al-Ihya. Kegiatan ini mendapat respons positif dari seluruh peserta yang hadir, menegaskan komitmen Unisa Kuningan untuk terus mendukung penguatan kebangsaan di kalangan akademisi.

“Semoga sosialisasi ini dapat menjadi awal dari dialog yang lebih luas tentang penerapan nilai-nilai kebangsaan di tengah perubahan zaman,” tuturnya. (KN-9)

Kamis, 14 November 2024

Dishub Kuningan Jadikan Parkir Berbasis Sosial Masyarakat

 

Kuningan News – Covid-19 berimbas ke semua sektor. Selain menjadi momok diawal, fenomena itu sangat berdampak kepada kehidupan masyarakat, terutama bidang perekonomian. Tidak jarang ditemukan, usai pandemi berakhir banyak pelaku usaha yang gulung tikar.

Kejadian tersebut, menjadi bahan kajian utama Dishub Kuningan sekarang. Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Kadishub Beni Prihayatno, S.Sos., M.Si, Rabu (13/11/2024). Menurutnya, banyak potensi yang bisa dilakukan oleh instansi ini untuk membantu meringankan beban masyarakat dan meningkatkan perekonomian daerah.

“Satu saja dulu yaitu perparkiran. Nah mulai dari hal administrasi yaitu dokumen izin pengelolaan perparkiran. Disana dibahas si calon pengelola parkir itu harus berbuat apa, syarat administrasinya apa, dan hasilnya harus dibagaimanakan. Itu semua ada dalam dokumen tersebut,” ungkapnya saat ditemui di Ruangan Kadishub. 

Ada tiga klaster parkir, demikian lanjutnya. Mulai dari kalster parkir khusus, klaster umum tanah pemerintah dan klaster umum lahan pribadi. Ia mengumpamakan untuk area lahan pribadi, sebelum adanya parkir di area tersebut, pihak dishub akan mensurvei terlebih dahulu, mulai dari dampak kemacetan hingga potensi yang dimiliki.

“Kita survey mulai dari mobil masuk berapa, motor masuk berapa, usaha buka dan tutup jam berapa, dan berapa kali perputaran penghasilan tersebut selama satu hari penuh,” lanjutnya.

Kabag Prasarana dan Perparkiran menambahkan, usai survey tersebut baru ditentukan berapa nominal yang harus dibagikan. Lebih rinci ia menerangkan, pembagian itu mulai dari gaji petugas parker, untuk yang memiliki lahan, bagian untuk jaminan kesehatannya berapa, termasuk kontribusi terhadap lingkungan.

“Jadi tidak semua hasil parkir pribadi masuk ke retribusi parkir Dishub Kuningan. Kadishub memerintahkan untuk menciptakan kinerja berbasis sosial masyarakat sehingga diwajibkannya pembagian tersebut dengan musyawarah baik-baik,” tambahnya.

Sementara untuk klaster umum lahan pemerintah yang memberikan kontribusi untuk masyarakat, maka penghasilan tersebut akan dibayarkan ke rekening pembelanjaan daerah tersebut. Ia mengumpakan dengan lahan milik pemerintah yang berkaitan dengan desa, maka uang tersebut akan dibayarkan ke rekening pembelanjaan yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan.

“Bisa dibayarkan untuk membeli seragam Linmas, memberi gaji OB, membangun masjid, memberi gaji marbot, menjadikan modal para pemuda dan lain sebagainya. Itu semua kita sedang menciptakan atas intruksi pimpinan Kadishub. Akan tetapi tidak semudah itu untuk direalisasikannya, tapi kita terus mengupayakan hal itu,” tambahnya penuh harap.

Kasi Prasaran dan Perparkiran Herdiana turut menambahkan, ada dua sektor yang perlu diketahui yaitu pajak parker yang langsung masuk ke Bappenda dan retribusi parker yang masuk ke Dishub. Meski demikian, yang memberikan perizinan tetap Dishub namun pada tahapannya semua dilibatkan.

“Masyarakat juga harus tahu terkait wawasan hal ini, bahwa semuanya juga telah diatur oleh aturan yang berlaku, mulai dari undang-undang, hingga Perda. Andaikan inflasi naik, harga parkir tidak bisa begitu saja ikut naik, semuanya harus sesuai dengan aturan yang telah disahkan,” pungkasnya. (KN-9)

Senin, 11 November 2024

Linggajati, Desa Pertanian Produktif yang Menjadi Wisata Sejarah di Kuningan

Kuningan News – Linggajati merupakan Desa yang dipayungi oleh Gunung Cirema.  Terletak di bawah kaki Gunung Ciremai Kec.Cilimus Kab.Kuningan. Desa tersebut terdiri atas 4 Dusun dan 18 RT dengan jumlah penduduk yang tercatat sejak tahun 2023 sebanyak 4.082 jiwa.

Penduduk Desa Linggajati 70 % persen adalah usia produktif. Hal itu dikatakan langsung oleh Kaur Perencanaan Desa Linggajati, Dwi Alfin Lingga Kusuma, untuk profesinya sebagian besar bekerja sebagai petani sawah dan kebun.

“Sebagian besar penduduk Desa Linggajati bekerja sebagai petani, banyak sekali lading sawah di Desa Linggajati yang di tanami oleh Ubi jalar, Padi, Jagung, Kacang-kacangan, berbagai macam jenis sayur seperti sawi dan daun bawang. Lalu petani yang sering berkebun biasanya mereka memiliki pohon kopi dan cengkeh, Kopi khas Desa Linggajati sudah beredar di sekitar Kab.Kuningan sampai ke luar kota,” ujarnya, Kamis (31/10/2024).

Selain itu, Desa Linggajati juga memiliki sejarah Batu Lingga, Batu Lingga terletak di jalur pendakian Gunung Ciremai Via Linggajati. Batu Lingga merupakan tempat pertapaan Sunan Gunung Jati untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi peperangan melawan penjajah Portugis.

“Desa Linggajati juga memiliki sejarah Batu Lingga, yang konon katanya menjadi tempat bertapa Sunan Gunung Jati untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi peperangan melawan penjajah Portugis” tambahnya

Dilla, mahasiswa Unisa Kuningan Prodi Teknik Pangan yang saat itu mewancarai langsung Dwi, mencoba mengupas potensi lainnya. Disebutkan, Linggajati juga menjadi Desa Wisata, Desa Linggajati memiliki tempat Wisata yang banyak di datangi oleh wasatawan dari luar kota maupun luar negeri.

“Desa Linggajati juga memiliki tempat wisata, diantaranya yaitu Gedung Perundingan Linggajati dengan sejarah meja bundar jaman penjajahan melawan Belanda, Obyek Wisata Lingajati, Ghiffary Valley. Selain itu ada juga tempat untuk bersantai sambal meminum kopi khas Desa Linggajati yaitu ada Kaligane Kopi, Sasadulur Kopi, Obim Village, Ubi Manis dan SeLou,” pungkasnya. (KN-9)