| Kera meresahkan di Desa Cihideung Girang, Kecamatan Cidahu. |
Kuningan News - Seekor kera ekor panjang (Macaca fascicularis) meresahkan warga Dusun Wage, Desa Cihideung Girang, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, Jumat (26/12/2025).
Diketahui keberadaan kera itu mulai terlihat di atap rumah milik Aah Bar’ah, warga Dusun Wage RT 1 RW 4, Desa Cihideung Girang, yang membuat penghuni rumah dan warga sekitar merasa takut dan khawatir.
Melihat kera yang dinilai meresahkan, warga setempat Wawan, melaporkan kejadian tersebut ke UPT Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten kuningan.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Kepala Damkar Kuningan, Andri Arga Kusumah, menerjunkan 4 anggota piket regu 2 untuk melakukan mitigasi melalui edukasi kepada warga, pengamanan area, serta pengusiran kera agar menjauh dari permukiman
Andri menambahkan, peristiwa tersebut tidak menimbulkan kerugian material, namun mengganggu ketentraman penghuni rumah dan masyarakat setempat.
“Kendala utama dalam penanganan adalah perilaku kera yang liar dan berpindah-pindah dari satu atap ke atap rumah lainnya, sehingga menyulitkan petugas,” jelasnya.
Menurutnya, apabila tidak ditangani, keberadaan kera dikhawatirkan dapat terus mengganggu keamanan dan kenyamanan warga, bahkan berpotensi membahayakan.
Sebagai langkah pencegahan, Andri menghimbau masyarakat agar menghilangkan sumber makanan dengan menutup rapat tempat sampah dan tidak meninggalkan makanan terbuka. Selain itu, warga dapat menggunakan bau menyengat seperti campuran terasi dan kapur barus yang digantung di sekitar rumah untuk mengusir kera.
Warga juga disarankan mengamankan akses rumah dengan menutup pintu dan jendela rapat, memasang kawat berduri di area yang sering dipanjat kera, serta menggunakan lampu sensor gerak atau suara keras sebagai peringatan.
Andri juga mengingatkan, saat berhadapan langsung dengan kera, masyarakat diimbau untuk tidak menatap mata, tidak tersenyum, dan tidak memberi makan, serta menjaga jarak aman.
“Yang terpenting, jangan pernah memberi makan kera karena itu akan membuat mereka terbiasa dan kembali lagi ke permukiman,” pungkasnya. (KN-10)