Kuningan News – Menteri Koperasi dan UKM, Budi Arie Setiadi, baru-baru ini mengungkapkan bahwa pembentukan 80.000 Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih merupakan kombinasi antara insting dan teknokrasi. Dalam penjelasannya, Budi mengakui bahwa tidak ada pengalaman atau acuan yang mendasari program ambisius ini, sehingga menciptakan banyak pertanyaan di kalangan masyarakat.
Dilansir tari TV Parlemen, Budi menegaskan bahwa pembentukan Kopdes Merah Putih adalah langkah sejarah baru bagi Indonesia. Ia menjelaskan bahwa tidak ada benchmark di dunia untuk membangun 80.000 koperasi desa, menjadikannya proyek yang unik dan tanpa panduan yang jelas. "Ini adalah program mencetak dan melukis sejarah baru untuk Indonesia," tuturnya.
Dalam hal pengelolaan, Budi menyatakan bahwa Kopdes Merah Putih akan diimplementasikan dengan pendekatan bottom-up, meski ide awalnya bersifat top-down. "Kopdes akan melibatkan partisipasi dari masyarakat desa," jelasnya.
Namun, pernyataan Budi Arie mengundang kritik tajam dari berbagai pihak. Banyak masyarakat yang mempertanyakan keabsahan dan kelayakan rencana tersebut. Salah satu komentar yang viral di media sosial dalam postingan undercover.id menyebutkan, "Serius nih? Kita dipimpin orang seperti ini. Bayangkan, membangun 80.000 koperasi tanpa roadmap dan evidence-based policy, hanya bermodalkan insting?" tutur habibsyadzily.
Banyak yang berpendapat bahwa tanpa fondasi yang kuat, program ini berisiko menjadikan sejarah baru yang justru berisi cerita gagal massal. Kritik ini mencerminkan kekhawatiran bahwa pendekatan yang diambil oleh pemerintah dapat berujung pada kegagalan. "Koperasi harus lahir dari kajian mendalam, bukan sekadar ide dadakan," tambah komentar tersebut.
Budi Arie sendiri mengakui bahwa ini adalah tantangan besar, terutama karena tidak ada negara lain yang memiliki pengalaman serupa. "Kalau ditanya apa tidak ada acuannya, saya jawab semua karena memang idenya top-down, tetapi prakteknya bottom-up," tutur Budi Arie.
Ia juga menekankan pentingnya melibatkan masyarakat dalam pelaksanaan program ini agar lebih relevan dan berdampak. "Ini adalah bagian dari demokrasi, di mana partisipasi rakyat sangat diperlukan dalam pembentukan Kopdes Merah Putih," jelasnya.
Meski demikian, banyak yang berharap agar pemerintah dapat memberikan panduan yang jelas dan langkah-langkah konkret untuk memastikan keberhasilan program ini. Banyak yang percaya bahwa koperasi merupakan instrumen pemberdayaan kolektif yang dapat membawa perubahan positif, asalkan dikelola dengan baik. (KN-12)