Kuningan News - Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi (KDM), melakukan kunjungan kerja ke Kabupaten Kuningan pada Jum’at (2/5/2025). Kunjungan ini termasuk kedalam salah satu rangkaian acara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Namun, kunjungan tersebut juga mendapat perhatian khusus dari masyarakat, yang menjuluki Dedi Mulyadi sebagai "Gubernur Ngonten."
Julukan tersebut muncul karena Dedi Mulyadi dikenal aktif dalam mempublikasikan berbagai agenda kegiatannya serta mempromosikan potensi budaya dan pariwisata Jawa Barat melalui platform media sosial. Masyarakat menganggap bahwa pendekatannya yang informal dan dekat dengan publik membuatnya lebih mudah diakses dan dikenal luas.
“Pak Dedi ini memang beda, dia sering muncul di media sosial dan lebih dekat dengan masyarakat. Itu yang bikin kita panggil dia Gubernur Ngonten,” ujar Sri Wahyuni yang sering menonton konten KDM tersebut.
Meskipun julukan tersebut terkesan positif, ada juga dampak yang ditimbulkan terhadap branding media dan persepsi masyarakat. Di kalangan yang lain julukan ini berdampak juga terhadap fokus pada aspek hiburan dan konten media sosial dapat mengalihkan perhatian dari isu-isu penting yang perlu diatasi dalam pemerintahan.
“Julukan ini bisa jadi pedang bermata dua. Di satu sisi, itu menunjukkan kedekatan dengan masyarakat, tetapi di sisi lain, bisa mengaburkan citra resmi pemerintah. Penting untuk menjaga keseimbangan antara branding dan substansi.” jelas Ikhsan Maulana sebagai aktivis mahasiswa.
Respons publik terhadap kunjungan Dedi Mulyadi di Kuningan sangat beragam. Banyak masyarakat yang antusias dan merasa terwakili oleh gaya komunikasi gubernur yang lebih santai dan akrab. Namun, ada juga suara skeptis yang mempertanyakan efektivitas pendekatan ini dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. (KN-12)