Kuningan News - Banjir adalah bencana alam yang sering terjadi setiap tahunnya pada musim hujan dan sekarang banjir mulai sering terjadi di berbagai wilayah di Indonesia, hal ini berdampak sangat besar bagi masyarakat. Penyebab banjir terjadi ketika intensitas dan curah hujan yang tinggi, khusunya bagi masyarakat dataran rendah. Selain itu, kapasitas sungai yang kecil juga menjadi faktor penyebab terjadinya banjir. Dua penyebab banjir diatas bisa kita cegah dengan hal kecil yang ada dalam keseharian kita, yaitu “Membuang sampah pada tempatnya.” Kebiasan membuang sampah sembarang oleh kebanyakan masyarakat Indonesia, sudah seperti menjadi hal yang lumrah. Kebiasaan ini membuat sungai dan drainase tersumbat oleh sampah yang dibuang sembarangan. Kondisi ini menyebabkan intensitas banjir terjadi yang akan menyebabkan air meluap ke pemukiman masyarakat.
Selain membuang sampah pada tempatnya, Langkah sederhana yang dapat kita lakukan adalah mengurangi kebiasaan menggunakan plastik sekali pakai. Sampah plastik adalah jenis sampah paling banyak ditemukan menyumbat saluran air dan sungai. Ketika sampah plastic menumpuk di saluran air, air hujan tidak dapat mengalir dengan lancar sehingga menyebabkan air menggenang dan menyebabkan banjir. Dengan membawa tas belanja sendiri dan mengurangi penggunaan palstik, kita turut berperan mencegah penumpukan sampah di lingkugan sekitar kita. Kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya perlu ditanamkan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari rumah, sekolah, hingga tempat kerja. Dengan membuat tempat sampah yang mudah dijamgkau dan melakukan pemilihan sampah sederhana juga dapat mencegah sampah menumpuk dan berakhir di saluran air atau sungai. Jika setiap individu bertanggung jawab atas sampahnya sendiri, maka jumlah sampah yang mencemari sungai dan saluran air akan dan banjir yang disebakan oleh sampah juga akan berkurang drastis.
Menurut kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, menyatakan bahwa pihaknya telah mengangkut ribuan ton sampah dari saluran air di Jakarta selama musim hujan. Sampah-sampah ini diyakini menjadi salah satu penyebab utama terjadinya genangan air karena menghambat aliran air. Selain itu, menurut penelitian dari Wirawan dan Nandari (2020), “Perilaku membuang sampah sembarangan di sepanjang bantaran sungai menyebabkan penumpukan sampah yang akhirnya menimbulkan luapan air dan menjadi penyebab terjadinya banjir.” Ini menunjukkan bahwa masalah banjir sebenarnya bisa dikurangi dengan perilaku sederhana “Tidak membuang sampah sembarangan.” Untuk mengatasi masalah sampah yang menjadi penyebab banjir, diperlukan solusi yang sederhana namun efektif. Salah satunya adalah dengan menyediakan tempat sampah yang memadai di setiap lingkungan, mulai dari rumah, sekolah, tempat kerja, hingga tempat umum. Dengan adanya tempat sampah yang mudah diakses, masyarakat akan lebih terdorong untuk membuang sampah pada tempatnya. Selain itu, penting juga untuk membiasakan pemilahan sampah sejak dari rumah. Sampah organik dan anorganik sebaiknya dipisahkan, sehingga sampah yang bisa didaur ulang tidak langsung mencemari lingkungan. Sampah organik seperti sisa makanan dapat dijadikan kompos, sedangkan sampah plastik dan logam dapat dikumpulkan untuk didaur ulang.
Edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan memberikan denda juga menjadi bagian penting dari solusi ini. Sosialisasi melalui media sosial, kegiatan di sekolah, atau gotong royong rutin dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya membuang sampah sembarangan, serta memberikan denda bagi mereka yang membuang sampah sembarang baik dilingkungan rumah atau tempat umum. Kesadaran ini perlu ditanamkan sejak dini agar menjadi kebiasaan positif dalam kehidupan sehari-hari. Program bank sampah juga bisa menjadi solusi nyata. Dengan adanya bank sampah, masyarakat dapat menabung sampah anorganik dan mendapatkan imbalan ekonomi. Ini akan memberikan motivasi tambahan bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap pengelolaan sampah di lingkungannya.
Jika setiap individu berperan aktif dalam mengelola sampahnya masing-masing, maka dampak positifnya akan sangat besar. Saluran air akan tetap bersih, sungai tidak tersumbat, dan risiko banjir pun dapat ditekan. Aksi kecil ini, jika dilakukan secara konsisten dan bersama-sama, akan menjadi kekuatan besar dalam mencegah bencana banjir. Jangan menunggu orang lain memulai, karena perubahan besar dimulai dari diri kita sendiri.
Oleh: : Regar Herlambang, Mahasiswa UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon