Kuningan News - Ruas Jalan Baru Lingkar Timur Kuningan yang membentang dari Tugu Ikan Sampora hingga Tugu Sajati, kini resmi berganti nama jadi Jl Eyang Kyai Hasan Maulani. Penamaan anyar sekaligus rupabumi lokasi jalan itu, ditandai dengan acara ceremonial pada Rabu (30/4/2025) sore.
Hadir dalam peresmian penggunaan nama anyar itu, Bupati Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar M Si, Kapolres Kuningan AKBP M Ali Akbar, Ketua MUI KH Dodo Syarif, serta jajaran Forkopimda dan SKPD lainnya. Hadir juga keluarga besar turunan atau dzuriyah dari Eyang Kyai Hasan Maulani yang memadati sekitar Tugu Ikan Sampora.
Bupati Dian, dalam sambutannya mengulas kisah perjuangan Eyang Kyai Hasan Maulani melawan penjajah. Ia berharap, dengan namanya disematkan di jalan nasional ini, tidak hanya penghargaan untuk tokoh sekaliber Eyang Kyai Hasan Maulani, tapi juga jadi pengingat bagi yang melintas jalan tersebut akan perjuangan Eyang Hasan.
“Penamaan ini bukan sekadar memperjelas identitas wilayah, tetapi untuk menyambung mata rantai dan memberi penghormatan atas jasa besar seorang tokoh perjuangan bangsa,” ujar Bupati Dian.
“Patut dijadikan Pahlawan Nasional, kemarin juga di Depsos (Kita dorong agar Eyang Hasan Maulani) akselerasi Pahlawan Nasional,” tutur Dian juga, dalam wawancara setelah peresmian.
Seperti diketahui, sebelumnya nama Eyang Hasan Maulani juga sempat disematkan pada ruas jalan yang menghubungkan perempatan Desa Ancaran Kecamatan Kuningan menuju Desa Lengkong Kecamatan Garawangi. Ruas jalan Ancaran-Lengkong itu, terhubung ke rumah peninggalan Eyang Hasan Maulani.
Dan sekarang, penyematan Eyang Hasan Maulani di ruas jalan tersebut resmi dihilangkan. Nama Eyang Kyai Hasan Maulani, kini satu-satunya tersemat di Eks Jalan Lingkar Timur Kuningan. Meski begitu, saat di akses di google maps pada Rabu (30/4/2025) sekitar pukul 19.45 WIB, nama Eyang Hasan Maolani masih tersemat di ruas jalan Ancaran-Lengkong.
Secara resmi, penamaan ruas jalan sepanjang 13 kilometer itu tertuang dalam Keputusan Bupati Kuningan Nomor : 600.17/KPTS.440-PUTR/2025 tentang Penetapan Status Ruas Jalan Kabupaten Kuningan.
Sekilas tentang Eyang Kyai Hasan Maulani….
Dituturkan, Eyang Kiai Hasan Maulani lahir di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, pada Senin Legi, 22 Mei 1782 Masehi atau 8 Jumadil Akhir 1196 Hijriyah. Ia merupakan putra dari Kyai Tubagus Lukman bin Kyai Sathor dari Kelurahan Citangtu dan Ny. Murtasim binti Kyai Arifah asal Desa Garawangi. Keduanya menetap di Desa Lengkong dan mendirikan pesantren Roudlotuttholibin.
Dikisahkan dalam buku Mengenang Sang Kyai Sedjati Eyang Maulani karya Abu Abdullah Hadziq, Eyang Maulani atau Eyang Hasan Maulani, Eyang Manado adalah ulama besar asal Lengkong yang dibuang Belanda ke Manado (tepatnya kampung jawa Tondano Sulawesi Utara) pasca-Perang Diponegoro pada pertengahan abad ke-19.
Ia dikenal sebagai tokoh yang disegani dan memiliki pengaruh besar. Ia telah menunjukan konsistensinya sebagai anak bangsa yang anti penjajah dan pantang berkhianat kepada rakyatnya.
Selain sebagai ulama, Eyang Maulani memiliki kepekaan dan kepedulian sosial yang tinggi. Dikisahkan, beliau tidak pernah makan kenyang selama hidupnya dan sering bertafakur. Ia juga menjalani tirakat dengan mengurangi makan, minum, dan tidur demi mengamalkan pepatah Sunda, Lamun hayang boga perah kudu daek peurih. (KN-7)