Langsung ke konten utama

Mahasiswa Sebagai Garda Terdepan Dalam Menghidupkan Nilai Pancasila

 


Kuningan News - Setiap tanggal 1 Juni, bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila, sebuah momen yang penting dalam sejarah perjalanan bangsa. Peringatan ini tidak sekadar menjadi rutinitas seremonial tahunan, melainkan momentum reflektif bagi seluruh elemen bangsa, khususnya generasi muda, untuk kembali memahami dan mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Dalam konteks ini, mahasiswa memiliki peran yang sangat penting sebagai agen perubahan (agent of change) dan penjaga nilai-nilai kebangsaan.

Sebagai kelompok intelektual muda, mahasiswa memegang tanggung jawab moral untuk menjaga, mengembangkan, dan menghidupkan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional. Pancasila bukan hanya ide atau wacana normatif, melainkan pedoman hidup yang relevan untuk menjawab berbagai tantangan bangsa, seperti disintegrasi sosial, radikalisme, intoleransi, dan ketimpangan sosial.

Mahasiswa sebagai Agen Perubahan Sosial

Mahasiswa dikenal sebagai kelompok sosial yang memiliki kapasitas intelektual, keberanian moral, dan idealisme tinggi. Di masa lalu, mahasiswa memainkan peran kunci dalam berbagai momen penting bangsa, seperti Reformasi 1998. Dalam konteks kekinian, peran itu tidak boleh luntur. Justru mahasiswa harus menjadi pihak terdepan dalam menyuarakan nilai-nilai keadilan sosial, persatuan, serta demokrasi yang bermartabat sesuai dengan sila-sila dalam Pancasila.

Sebagai agen perubahan, mahasiswa perlu melakukan internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai Pancasila, baik dalam kegiatan akademik maupun non-akademik. Ini bisa dilakukan melalui berbagai bentuk kegiatan yang konkret dan kreatif.

Praktik Aktual Mahasiswa dalam Memperingati Hari Lahir Pancasila

Peringatan Hari Lahir Pancasila dapat dijadikan sarana edukatif dan inspiratif. Contoh positif dapat dilihat dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.

Di Universitas Tidar (Untidar), mahasiswa memperingati Hari Lahir Pancasila dengan menggelar Lomba Puisi Nasional. Kegiatan ini diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia dan bertujuan untuk menggugah kesadaran mahasiswa tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila yang diwujudkan dalam ekspresi seni dan sastra. Ketua panitia menyampaikan bahwa lomba puisi ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air melalui medium puisi, bukan hanya sekadar mengenang Pancasila secara formalistik.

Contoh lainnya datang dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), yang melaksanakan kegiatan "Reresik Embung" (kerja bakti membersihkan embung atau waduk kecil) bersama warga sekitar. Kegiatan ini menunjukkan pengamalan sila kelima Pancasila, yaitu "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia," dalam bentuk gotong royong antara mahasiswa dan masyarakat.

Sementara itu, Akademi Manajemen Administrasi Yogyakarta (AMAYO) mengisi peringatan Hari Lahir Pancasila dengan pementasan budaya, bazar UMKM mahasiswa, serta pertunjukan seni dan tarian tradisional. Ini merupakan langkah penting dalam merawat kebhinekaan dan memperkuat identitas nasional. Melalui budaya, mahasiswa turut melestarikan warisan lokal sekaligus menghidupkan Pancasila sebagai ideologi inklusif.

Mahasiswa dan Literasi Digital: Pancasila di Era 4.0

Tantangan besar saat ini adalah bagaimana mahasiswa dapat membawa nilai-nilai Pancasila ke ranah digital. Di tengah arus informasi yang tak terbendung, mahasiswa harus tampil sebagai penyeimbang yang kritis dan selektif terhadap informasi. Literasi digital yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila penting untuk menangkal hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme di media sosial.

Contoh konkret hadir dari mahasiswa Institut Teknologi Kalimantan (ITK) yang melakukan pelatihan keterampilan komputer dasar untuk anak-anak dan remaja di Balikpapan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan dirancang untuk meningkatkan literasi digital masyarakat. Selain itu, mahasiswa juga mengadakan lomba Hari Lahir Pancasila, yang bertujuan menanamkan semangat kebangsaan pada generasi muda.

Penutup: Mahasiswa Sebagai Pilar Masa Depan Pancasila

Dalam menjaga eksistensi Pancasila, mahasiswa bukan hanya pelaku sejarah masa lalu, tetapi juga penentu arah masa depan. Dengan beragam pendekatan kreatif—baik melalui seni, teknologi, maupun pengabdian masyarakat—mahasiswa dapat terus menyalakan semangat Pancasila sebagai dasar hidup berbangsa.

Perlu disadari bahwa Pancasila tidak akan hidup jika hanya menjadi dokumen kenegaraan. Ia baru benar-benar bermakna jika menjadi nilai yang dihayati, dipraktikkan, dan diwariskan secara aktif oleh generasi muda. Mahasiswa, dengan segala potensinya, memiliki peran strategis untuk memastikan bahwa Pancasila tetap menjadi bintang penuntun bagi bangsa Indonesia—kini dan nanti.

 

Daftar Pustaka

  1. Magelang Ekspres. (2024). Cara Mahasiswa Untidar Maknai Hari Lahir Pancasila Melalui Puisi.
    Diakses dari: https://magelangekspres.disway.id/read/651207
  2. LLDIKTI Wilayah V. (2023). Peringati Hari Lahir Pancasila, Mahasiswa UAJY Reresik Embung Sendangtirto.
    Diakses dari: https://lldikti5.kemdikbud.go.id/home/detailpost/peringati-hari-lahir-pancasila-mahasiswa-uajy-reresik-embung-sendangtirto
  3. LLDIKTI Wilayah V. (2023). Meriahnya Peringatan Hari Lahir Pancasila di Kampus AMAYO Yogyakarta.
    Diakses dari: https://lldikti5.kemdikbud.go.id/home/detailpost/meriahnya-peringatan-hari-lahir-pancasila-di-kampus-amayo-yogyakarta-menyatukan-budaya-dan-kreativitas-mahasiswa-amayo-asli-djogja-for-indonesia
  4. LPPM ITK. (2023). Mahasiswa ITK Mengadakan Lomba Hari Lahir Pancasila dan Pelatihan Edukasi Keterampilan Komputer.
    Diakses dari: https://lppm.itk.ac.id/detail-berita/sebagai-bentuk-pengabdian-masyarakat-mahasiswa-itk-mengadakan-lomba-hari-lahir-pancasila-dan-pelatihan-edukasi-keterampilan-dasar-komputer

Oleh: Muhammad Akramul Farhan

 


HOT NEWS

Hanya Butuh 58 Detik Petarung Kuningan Ini Pukul KO Petarung Majalengka.

Kuningan News – Dalam sebuah momen yang penuh ketegangan dan semangat, Fasial Fude petarung asal Kuningan berhasil meraih kemenangan spektakuler dengan memukul KO (knockout) petarung asal Majalengka, Aa Zays, di ronde awal. Pertandingan ini merupakan bagian dari gelaran utama Knox Out Fight Promotion yang berlangsung pada Minggu (20/7/2025), di GOR Bima, Kelurahan Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon. Gelaran yang menyajikan 20 pertandingan tersebut dihadiri oleh ratusan penggemar tinju yang antusias dari berbagai wilayah. Suasana di arena sangat meriah, diwarnai dengan sorakan dan gemuruh penonton yang mendukung para petarung. Momen-momen menegangkan pun terjadi saat para petarung menunjukkan skill dan teknik terbaik mereka di atas ring. Pertandingan puncak ini menjadi sorotan utama, khususnya ketika Fasial Fude, yang dikenal dengan julukan "The Bud Bunny," menghadapi Aa Zays dari Majalengka. Hingga detik ke-58, suasana di arena berubah hening saat Zays terjatuh ke kanvas ...

Bukan Hanya Desa Wisata Biasa! Mahasiswa KKN UIBBC ini Berfokus Pada “DEWI” Desa Wisata Digital Di Cisantana

Kuningan News – Gedung Serbaguna Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, menjadi saksi pembukaan Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM) Kelompok 12 Universitas Islam Bunga Bangsa Cirebon pada Jumat (18/7/2025), pukul 09.00 WIB. Acara yang dihadiri oleh perangkat desa, perwakilan kampus/Dosen, warga, dan mahasiswa ini menciptakan suasana hangat dan penuh antusiasme, menandai dimulainya rangkaian pengabdian yang akan berlangsung selama satu bulan penuh. Dosen Pembimbing Lapangan, Rifki Fauzi, S.Sos.I., M.I.Kom., membuka acara dengan penekanan pada misi akademik dan sosial. “KPM bukan sekadar kewajiban kurikuler, tetapi kesempatan nyata untuk membumikan ilmu dan memaksimalkan potensi desa,” tegasnya di depan audiens. Ia mengajak mahasiswa KKN UIBBC tersebut untuk menjadi katalis perubahan berbasis riset lapangan, serta menekankan bahwa dukungan masyarakat adalah kunci sukses program ini. Ano Suratno selaku Kuwu Cisantana menyambut kedatangan mahasiswa dengan antusias. Dalam sa...

Kayla Kiana Arsy Mojang Alit Asal Kertaungaran Dengan Segudang Prestasi!

Kuningan News – Dalam ajang Mojang Alit Kabupaten Kuningan, sosok Kayla Kiana Arsy yang masih berusia 9 tahun menjadi perhatian banyak orang. Siswa kelas 4 SD Negeri Kertaungaran Kecamatan Sindangagung ini dikenal tidak hanya karena usianya yang masih dini, tetapi juga karena segudang prestasi yang telah diraihnya.  Ia juga menjadi salah satu peserta pada ajang pemilihan Mojang Jajaka Alit dengan nomor urut ketujuh, Kayla menunjukkan kemampuannya untuk mampu catwalk dan public speaking dengan baik dan lancar. Tak hanya itu ia juga memiliki segudang prestasi, baik akademik maupun non-akademik. Hobi Kayla yang unik dan menarik adalah tari jaipong, sebuah seni tradisional yang sangat populer di Jawa Barat. Ketertarikan dan bakatnya dalam tari jaipong telah membawanya meraih berbagai penghargaan. Di tahun 2025, ia berhasil meraih juara harapan 2 pada pasanggiri jaipong yang diadakan di Transmart Cirebon, sebuah prestasi yang membanggakan untuk usianya yang masih dini. Tidak hanya itu,...

Babatan Tahun Ini Taraju Menyelenggarakan Wayang Golek

Desa Taraju akan menyelenggarakan pertunjukkan wayang golek pada Rabu (24/8/2022) malam. (Foto: Tri Asep) Kuningan News  - Dalam rangka merayakan babatan, Desa Taraju Kecamatan Sindangagung akan menyelenggarakan pertunjukkan wayang golek pada Rabu (24/8/2022) pukul 21.00 nanti, di depan balai desa. Babatan  sendiri merupakan bentuk perayaan untuk mensyukuri hasil panen, sebuah tradisi yang sudah dilakukan sejak dulu oleh warga Desa Taraju. "Jadi, babatan  itu tradisi untuk mensyukuri hasil bumi," kata Sakum, Wakil Ketua Pelaksana Babarit, kepada reporter Kuningan News , Rabu (24/8/2022). Sebelum penyelenggaraan wayang golek, perayaan babatan juga dilakukan dengan cara doa bersama pada kemarin malam (23/8/2022). "Kemarin malam kita juga ngadain doa bersama, itu udah mulai acara inti (babatan)-nya," jelas Sakum. Kegiatan babatan ini bersamaan dengan perayaan hari ulang tahun dan peresmian renovasi masjid Al-Istiqomah  Desa Taraju. Karena itulah, perayaan babatan pada ...

Setelah Penantian 20 Tahun Lebih, Akhirnya Akses Penting Bagi Warga Dan Petani, Dibangun Di Desa Galaherang

Kuningan News - Dalam upaya meningkatkan akses dan kualitas hidup masyarakat, sebuah jembatan gantung akan dibangun di Desa Galaherang, Kecamatan Maleber. Jembatan ini diharapkan menjadi akses penting bagi warga, terutama para petani dan anak-anak sekolah. Kunjungan langsung ke lokasi pembangunan dihadiri oleh perangkat desa, warga setempat, serta donatur dari Yayasan 1011 asal Bandung. Kunjungan ini dilakukan pada sore yang cerah, di mana suasana bahagia dan tertawa terlihat di wajah warga Desa Galaherang. Yayasan 1011, yang selama ini banyak membantu masyarakat di Kabupaten Kuningan, berkomitmen untuk mendukung pembangunan jembatan ini. Jembatan ini akan menghubungkan beberapa blok di desa yang selama ini terisolasi dan sulit dijangkau. Di sela kegiatan, saya berkesempatan berbincang santai dengan para petani setempat. Mereka menceritakan perjuangan mereka menyeberangi sungai untuk mengangkut hasil panen seperti kacang dan jagung. “Disini masyarakat sering kesulitan kalo nyebrang ka...

Mojang Jajaka Alit dan Remaja Jadi Ajang Pencarian Bibit Hebat di Kabupaten Kuningan

Kuningan News – DPC Tiara Kusuma menyelenggarakan kegiatan Mojang Jajaka Alit dan Remaja pada Selasa (22/7/2025). Acara yang berlangsung di Pendopo Pemda Kabupaten Kuningan ini dimulai pada pukul 12.30 WIB dan diikuti oleh sekitar 70 peserta. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan panggung dan pengalaman untuk anak-anak dan remaja di kabuopaten kuningan untuk bisa menunjukan kehebatannya. Peserta Mojang Jajaka Alit didominasi oleh siswa-siswi dari tingkat SD dan SMP, sementara Mojang Jajaka Remaja diikuti oleh para pelajar SMA. Kegiatan ini menjadi ajang yang unik dan menarik, mengingat pentingnya kemampuan berbicara di depan umum di era modern saat ini.  Dalam kegiatan ini, penilaian dilakukan berdasarkan beberapa aspek, termasuk kemampuan berbicara, kepercayaan diri, penampilan, dan ketenangan saat menyampaikan argumen di hadapan banyak orang. Ini menjadi pengalaman berharga bagi para peserta, di mana mereka diajarkan untuk berbicara dengan baik dan percaya diri sejak usia dini....

Cak Imin Sentil Kader HMI “Kalau Ngga Tumbuh Dari Bawah Pasti Bukan PMII, Pasti Itu HMI”, Ini Kata Aktivis HMI Cirebon!

Kuningan News – Dalam dunia organisasi mahasiswa di Indonesia, perdebatan tentang asal-usul dan keberadaan organisasi sering kali mencuat. Salah satu pernyataan yang menimbulkan diskusi adalah argumen Muhaemin Iskandar yang menyebutkan bahwa organisasi yang lahir dari bawah adalah PMII, sementara HMI dianggap tidak demikian. Menanggapi hal ini, Muhammad Akramul Farhan, pengurus HMI Cabang Cirebon, menjelaskan perspektifnya mengenai HMI sebagai organisasi yang telah berkontribusi signifikan dalam sejarah bangsa. Sebagai organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yang berdiri sejak 1947, HMI telah menghadapi berbagai fase sejarah, mulai dari perjuangan kemerdekaan hingga era reformasi. Menurut Akramul, HMI berperan penting dalam membentuk pemimpin-pemimpin bangsa yang tidak hanya kompeten secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan komitmen terhadap masyarakat. Farhan menegaskan bahwa jika yang dimaksud dengan "tidak tumbuh dari bawah" adalah kurangnya keterlibatan akar...