Kuningan News - Mahasiswa Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) semester 2 kelas D, yang akrab disebut Diamond Class, mengadakan diskusi menarik dengan tema "Tingkat Religiusitas yang Tinggi, Namun Kenapa Maksiatnya Juga Tinggi?" Kegiatan ini dilaksanakan pada Sabtu (17/5/2025), di Ma’had Jadid Al-Jami’ah dan merupakan bagian dari agenda Ruang Bicara (RUBIC) yang telah dilaksanakan untuk keempat kalinya.
Diskusi ini bertujuan untuk menggali lebih dalam fenomena yang terjadi di masyarakat, dimana banyak orang yang mengaku religius tetapi tetap terjerumus dalam perilaku maksiat. Dalam sesi ini, mahasiswa membahas berbagai faktor yang mempengaruhi situasi ini. Hasil diskusi mencakup beberapa poin penting diantaranya yaitu:
Pertama, mahasiswa menyoroti perbedaan antara religiusitas formal dan religiusitas substansial. "Banyak orang yang menjalankan ritual agama secara formal, tetapi tidak memahami esensi dari ajaran agama itu sendiri," ungkap Gilang sebagai pemantik diskusi tersebut.
Kedua, diskusi juga menyoroti bahwa agama sering kali dijadikan identitas sosial, bukan sebagai panduan hidup. "Banyak yang lebih mementingkan citra religius di depan orang lain, sementara nilai-nilai agama tidak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari," jelas Sufyan salah satu peserta diskusi.
Selain itu, hipokrisi sosial dan tekanan lingkungan turut menjadi pembahasan. "Lingkungan sosial yang tidak mendukung bisa membuat individu terjebak dalam perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama," tutur Sufyan salah satu peserta diskusi.
Kurangnya pendidikan moral yang kritis juga menjadi sorotan. Pendidikan yang lebih holistik diperlukan agar generasi muda memahami nilai-nilai moral yang harus diterapkan dalam kehidupan "Pendidikan agama sering kali hanya fokus pada aspek ritual, tanpa mengembangkan pemikiran kritis terhadap moralitas," tambah Nukhu salah satu pemantik diskusi.
Akhirnya, diskusi menyoroti lemahnya iman sebagai faktor yang mempengaruhi tingginya maksiat. "Ketika iman seseorang tidak kuat, godaan untuk melakukan maksiat menjadi lebih besar," ujar Nukhu.
“Saya sebagai mahasiswa berharap bisa menyebarluaskan pemahaman tentang pentingnya religiusitas yang substansial dan penerapan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari,” pungkas Gilang. (KN-12)