Kuningan News

Sabtu, 13 Agustus 2022

Berdiri 22 Tahun, Toko Gehenna Awalnya Melapak Buku Bekas di Sekitaran Plaza (1)

Toko Buku Gehenna di Jalan Dipati Ewangga No. 11 Kebumen-Kuningan, Sabtu (13/8/2022). (Foto: Tri Asep)


Kuningan News - Pada awalnya Gehenna menjual buku bekas dengan melapak di sekitaran plaza Kuningan (sekarang Taman Kota). Setahun kemudian, Gehenna pindah ke ruko yang berada di Jalan Dipati Ewangga.

"Awalnya ngelapak, jual buku-buku bekas. 2001 pindah ke sini, nyewa ruko," jelas Maya.

Gehenna mengalami perkembangan yang pesat sampai tahun-tahun berikutnya menyewa dua ruko tambahan. "2002 nambah lagi ruko, 2003 nambah satu lagi," kata Maya.

Maya menjelaskan toko buku ini adalah satu-satunya toko buku yang khusus menjual buku di Kuningan. Memang ada juga toko buku lain seperti Aksara dan Dua-Dua, tetapi keduanya selain menjual buku juga menjual ATK (Alat Tulis Kantor).

"Selain ini itu Aksara sama Dua-Dua. Tapi itu selain jual buku, jual alat tulis juga," jelasnya.

Dari pengamatan reporter Kuningan News, koleksi buku di Gehenna juga lebih lengkap, karena memang khusus menjual buku. Sementara di toko buku Aksara dan Dua-Dua, lebih banyak koleksi ATK dibandingkan bukunya.

Saat ini buku yang dijual Gehenna termasuk buku baru dan bekas, baik yang asli dari penerbit maupun bukan. Selain menjual buku, Gehenna juga menerima penjualan buku dari pelanggan.

"Ada buku baru dan bekas juga," kata Maya.

"Kita juga terima kalo misalkan ada yang ingin jual buku," tambahnya. (Tri Asep/bersambung)

Jumat, 12 Agustus 2022

Jadi Penampil Boneka Jalanan Demi Membeli Obat

 

Foto hanya sebagai ilustrasi. Penampil boneka jalanan. (Foto: ppid.serangkota.go.id)

Kuningan News - Di perempatan lampu merah Ciporang, dari arah Kedungarum menuju Windusengkahan, seorang pria dengan kostum boneka Mickey Mouse menari kecil-kecilan di sisi jalan sembari menerima uang receh dari pengendara.

Saat reporter Kuningan News menghampiri pria tersebut dan meminta izin untuk melakukan wawancara, pria itu tiba-tiba meminta maaf.

"Mohon maaf, ini cuma pekerjaan sementara. Abis ini saya dagang cilok," kata pria itu dengan nada sedikit gugup saat dihampiri reporter Kuningan News pada Jumat (12/8/2022) sore.

Pria tersebut menolak diwawancarai dengan alasan bahwa penampil boneka jalanan hanya pekerjaan sampingannya. Saat reporter Kuningan News meminta izin untuk memotretnya pun, dia tidak mau. Dari obrolan, alasannya dia tidak ingin mertuanya sampai tahu pekerjaan yang dia lakukan sekarang.

"Enggak-enggak. Nanti mertua saya lihat, nanti disuruh cerai. Kamu ngapain punya suami kayak gitu, tinggalin," ungkapnya.

Karena alasan itu juga, awak media ini memutuskan untuk tidak menulis namanya di sini. Pekerjaan penampil boneka dia lakoni dengan terpaksa, karena ada kebutuhan membeli obat untuk anak dan istrinya yang terkena penyakit kulit.

"Ini juga kepaksa, buat nambah-nambah. Harus beli obat buat anak istri. Ada borok di sini," jelas dia sambil menunjuk kakinya.

Penampil boneka jalanan dia lakukan selama satu jam sehari. Dari pukul 16.30 sampai 17.30. Dalam satu hari dia mendapatkan Rp40.000-Rp60.000.

"Cuma satu jam, mulai setengah lima. Sehari 40 sampe 60," jelasnya.

Sementara untuk pekerjaannya yang lain, sebagai pedagang cilok, dia mendapatkan Rp120.000 per hari. "120 kalo abis. Alhamdulillah, seringnya abis," pungkasnya. (Tri Asep)

Meriahkan Momen Kemerdekaan, Gereba Adakan Lomba Voli

 

Perlombaan voli antara tim Desa Maniskidul (kiri) dengan tim Desa Cikaso (kanan), Jumat (12/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Karang Taruna Desa Gereba Kecamatan Kramatmulya memulai penyelenggaraan perlombaan voli pada Jumat (12/8/2022) dalam rangka memeriahkan momen kemerdekaan Republik Indonesia.

"Kalo kegiatan dalam rangka merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77," jelas Ending Erdiana, Ketua Pelaksana Lomba Voli, Jumat (12/8/2022)

Perlombaan ini akan dilaksanakan sampai dengan Minggu (14/8/2022). Diikuti tidak hanya oleh warga Desa Gereba, tetapi juga oleh warga dari Kecamatan Kramatmulya, Ciawigebang, Japara, dan Jalaksana

"(Perlombaan ini diikuti) dari empat kecamatan. Kramatmulya, Ciawi, Japara, sama Jalaksana," kata Ending.

Kegiatan lomba voli ini ini merupakan bagian dari berbagai rangkaian kegiatan, sebelumnya sudah dilaksanakan perlombaan membaca Alquran, azan, dan sunatan massal pada 7 Agustus lalu. Juga arak-arakan pada 8 Agustus.

"Mulai tanggal 7, lomba azan, MTQ, sunatan massal juga. Tanggal 8 arak-arakan, tablig akbar," jelas Ending.

Setelah perlombaan voli, akan diselenggarakan juga perlombaan futsal yang akan dimulai pada Senin (15/8/2022). Sementara pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-77 (17/8/2022) akan diadakan perlombaan tradisional seperti balap karung, balap kelereng, makan kerupuk, dan lain-lain.

"Nanti tanggal 17-nya lomba-lomba tradisional kayak balap karung," jelas Ending. (Tri Asep)

Kamis, 11 Agustus 2022

Rumah Warganya Roboh, Ini Tanggapan Lurah Awirarangan

Romli Idries, Lurah Awirarangan, saat diwawancarai di kantornya pada Kamis (11/8/2022). (Foto : Tri Asep)

Kuningan News - Terkait rumah Ugan Suganda dan Yuyun Yunengsih yang roboh akibat air parit merembes ke dalam fondasi, Lurah Awirarangan Kecamatan Kuningan, Romli Idries mengatakan bahwa rumah mereka memang termasuk ke dalam rutilahu (rumah tidak layak huni) sehingga berhak menerima bantuan dari pemerintah provinsi Jawa Barat.

"Memang untuk rumah Pak Sugan, itu sudah tidak layak," kata Romli, saat diwawancarai di kantornya, Kamis (11/8/2022).

Kemarin malam (10/8/2022) Romli juga sudah rapat dengan pihak LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat). Dari hasil rapat tersebut, pihak LPM akan menggerakkan masyarakat untuk membantu penyelesaian renovasi rumah milik Ugan.

"Kemarin malam sudah rapat dengan pihak LPM, kebetulan satu RT juga (dengan Ugan), hasilnya akan menggerakkan masyarakatnya untuk membantu sampai selesai," ungkap Romli.

Romli menjelaskan bahwa bantuan rutilahu yang pada tahun ini berasal dari pemerintah provinsi, diberikan anggaran sebesar Rp20 juta per rumah. Dari Rp20 juta tersebut, Rp17,5 juta untuk membeli bahan material bangunan, Rp2 juta untuk membayar ongkos kerja, Rp500 ribu biaya operasional.

"Dari 20 juta itu, 17 juta 500 ribu untuk bahan bangunan, 2 juta untuk ongkos kerja, 500 ribu untuk BOP," jelasnya.

Pada tahun ini, sebanyak 21 rumah di Kelurahan Awirarangan menerima bantuan rutilahu. Sebelum penerima mendapatkan bantuan, dibuat kesepakatan terlebih dahulu dengan pihak toko bangunan dan pihak LPM.

Baca berita sebelumnya https://www.kuningannews.com/2022/08/rumahnya-roboh-bu-yuyun-dan-pak-ugan.html?m=1

Kesepakatan yang dimaksud terkait barang apa saja yang akan dibeli serta apakah sanggup membayar tambahan biaya selama proses pembangunan, karena mengandalkan dana bantuan saja sebesar Rp17,5 juta tidak cukup.

"Karena 17,5 juta itu hanya berbentuk material, sedangkan biaya perbaikan lebih dari itu. Kalau sanggup, tanda tangan di atas materai, kita berikan bantuan. Kalau tidak, kita cari yang lain," jelas Romli.

Terkait Ugan yang ternyata tidak sanggup melanjutkan proses pembangunan rumahnya, Andi Hermana, sekretaris LPM, menjelaskan bahwa renovasi rumah milik Ugan meleset dari rencana awal, sehingga biaya yang sudah ada tidak cukup untuk menyelesaikan renovasi rumah.

"Perhitungan kami maksimal tiga cakar ayam untuk sebelah sisi tebingnya, tapi jadinya enam. Jadi (biaya) swadayanya masuk semua ke situ," jelas Andi. (Tri Asep)

Rabu, 10 Agustus 2022

Tadinya Banyak Lubang, Jalan Baru Awirarangan Sekarang Jadi Mulus

 

Jalan Baru Awirarangan yang sedang dalam proses perbaikan, Rabu (10/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Jalan Baru Awirarangan saat ini sedang diperbaiki. Berdasarkan pantauan dari reporter Kuningan News pada Rabu (10/8/2022), Jalan Baru yang awalnya banyak lubang ini sekarang sudah rata tertutup aspal.

Menurut informasi yang reporter Kuningan News dapatkan dari salah satu pekerja di sana, Jalan Baru Awirarangan sudah diperbaiki sejak sekitar satu bulan yang lalu.

"Kira-kira udah satu bulan lebih lah," katanya.

Sampai sekarang perbaikan jalan masih dalam proses, lajur kanan sudah dilapisi kembali dengan aspal, sementara lajur kiri baru meratakan lubang-lubang di jalan.

Jalan Baru Awirarangan ini memang sudah mesti diperbaiki sejak dulu, karena kondisinya cukup parah. Kondisi jalan penuh lubang ditambah banyak pasir mengakibatkan rawan terjadi kecelakaan. (Tri Asep)

Selain Menjadi Transportasi Publik, Delman Juga Kendaraan Wisata

 

Delman yang dihiasi renda milik Dudung Junaedi, Rabu (10/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Selain menjadi transportasi publik, Delman di Kabupaten Kuningan juga berfungsi sebagai kendaraan wisata. Delman biasanya mangkal di sekitar Taman Kota Kuningan. Untuk menarik pelanggan, saat ini delman dihiasi dengan renda.

"Dihias kayak gini biar menarik pelanggan aja, menarik anak-anak," ujar Dudung Jaenudin, kusir delman, kepada reporter Kuningan News, Rabu (10/8/2022).

Dulu delman memang sempat menjadi transportasi publik. Namun, fungsinya sebagai transportasi publik tergantikan selain oleh angkot, juga oleh transportasi online yang sudah jamak sekarang ini.

"Kalo ada yang habis dari pasar, bawa barang-barang, dianterin. Sekarang mah udah jarang, ada ojek online," ungkap Dudung.

Selain dihiasi oleh renda, delman di Kabupaten Kuningan juga dihias dengan lampu-lampu kedip. Untuk yang menggunakan lampu-lampu kedip, mulai mangkal sejak sore sampai malam.

"Kalo yang ada lampunya itu malem, mulai jam 4 sore lah," jelas Dudung.

Hiasan-hiasan tersebut digunakan untuk mengakali fungsi delman sebagai transportasi publik yang sudah tergeser. Jadi, delman juga menjadi kendaraan wisata untuk berkeliling sekitar Taman Kota. "Ya, buat jalan-jalan," kata Dudung.

Dalam kondisi sepi pengunjung, Dudung mendapat penghasilan paling sedikit Rp50.000 per hari. Dalam kondisi ramai, terutama akhir pekan, bisa sampai Rp300.000 per hari.

"Kalo sepi paling 50 ribu, 70 ribu. Kalo rame bisa 250-300 ribu. Sabtu-Minggu biasanya," jelasnya. (Tri Asep)

Rumahnya Roboh, Bu Yuyun dan Pak Ugan Butuh Donasi

Keadaan rumah Bu Yuyun dan Pak Ugan ketika roboh. (dokumentasi)

Kuningan News - Rumah Yuyun Yunengsih dan Ugan Suganda yang beralamat di Gang Pakuon RT 2/RW 6 Kelurahan Awirarangan Kecamatan Kuningan mengalami kerobohan sejak Desember tahun kemarin.

Kerobohan terjadi karena air parit merembes ke dalam fondasi rumah saat terjadi hujan deras. Akibatnya bagian dapur dan kamar mandi rumah tersebut ambruk.

"Jadi air dari (parit) sini ngerembes ke fondasi rumah. Ya jadi semuanya ambruk," kata Pak Ugan, menjelaskan penyebab kerobohan rumah kepada reporter Kuningan News saat dikunjungi, Rabu (10/8/2022).

Saat rumahnya roboh, Bu Yuyun dan Pak Ugan sedang tidak berada di rumah. "Saya lagi di rumah sakit, ada saudara yang sakit. Si Bapak lagi yasinan," jelas Bu Yuyun.

Akibat tidak ada biaya, meskipun sudah roboh sejak Desember tahun kemarin, tetapi Rumah Bu Yuyun dan Pak Ugan baru diperbaiki seminggu yang lalu mengandalkan bantuan rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Bagaimana ya, mau (langsung) diperbaiki juga enggak ada uangnya. Alat-alat dan bahan baru datang tanggal 17 (Juli). Pengerjaan mulai 1 Agustus. Dapat bantuan dari provinsi," kata Bu Yuyun.

Namun, bantuan tersebut tidak cukup, karena hanya memberikan peralatan dan bahan-bahan--itu pun masih kurang. Sementara untuk memperbaiki rumah diperlukan juga biaya untuk membayar tukang.

"Meskipun yang mengerjakan masih saudara juga, tapi kan tetep aja harus nyediain kopi dan rokok. Nanti Senin buat ngebayar dua juta juga belum ada uangnya," ungkap Bu Yuyun.

Saat ini (Rabu, 10/8/2022) rumah mereka sedang diperbaiki. (Foto: Tri Asep)


Karena proses perbaikan baru dimulai seminggu kemarin, selama enam bulan Bu Yuyun dan Pak Ugan beserta satu anaknya tinggal di rumah dengan kondisi dinding terbuka. Jika hujan, air masuk ke dalam rumah.

"Kalo hujan ya banjir di sini. Ya mau gimana lagi, mau tinggal di orang tua tapi banyakan di sana, enggak enak," kata Bu Yuyun.

Bu Yuyun berharap menerima donasi, entah dari pihak manapun. Karena penghasilan dia dan suaminya tidak mencukupi untuk memperbaki rumah. Anaknya yang tidak sempat lulus sekolah menengah juga belum bekerja.

Bu Yuyun bekerja sebagai pegawai usaha bubur dengan bayaran Rp50.000 per hari. Sementara Pak Ugan bekerja serabutan sebagai pengembala kambing milik orang lain dengan penghasilan yang tidak tentu.

"Saya kerja (di tempat) dagang bubur di pasar, 50 ribu sehari," kata Bu Yuyun. "Saya mah nyari rumput buat kambing punya orang, serabutan," tambah Pak Ugan. (Tri Asep)

Selasa, 09 Agustus 2022

Promosi Keliling dan Perlombaan, Cara Perpustakaan "Insan Cita" Mengenalkan Diri

Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Di tengah anggapan bahwa masyarakat kita memiliki minat baca yang rendah--klaim yang mesti dipertanyakan. Bagaimana Perpustakaan "Insan Cita" bisa begitu aktif sampai-sampai meraih juara kedua Lomba Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat?

Pengenalan awal kepada masyarakat yang dilakukan oleh Perpustakaan Insan Cita adalah dengan mengadakan perpustakaan keliling.

"Kita promosi ke warga-warga menggunakan perpustakaan keliling untuk memberi tahu bahwa ada loh perpustakaan desa," jelas Siti Rohanah, Kepala Perpustakaan Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022).

Siti menceritakan bagaimana temannya mengeluh karena ketika membuka perpustakaan di desa tetapi tidak ada pengunjungnya.

"Katanya enggak ada yang minat. Kalo nunggu yang minat ya susah. Ya kita harus memperkenalkan ke masyarakat, biar masyarakat tahu," jelas Siti.

Karena pada dasarnya masyarakat kita jarang membaca bukan karena rendahnya minat baca. Melainkan karena kurangnya akses terhadap bacaan.

"Kalo masyarakat sudah tahu ya pasti ada aja, banyak yang berkunjung," ungkapnya.

Selain dengan perpustakaan keliling. Perpustakaan "Insan Cita" juga mengadakan perlombaan agar semakin dikenal masyarakat.

"Kalo lomba kan semua orang pasti ikut. Nah, di sana kita kenalkan perpustakaan," kata Siti.

Siti mengatakan keberadaan perpustakaan sangat penting untuk pengembangan sumber daya manusia ke depannya.

"Ketika anak-anak membaca, efeknya memang tidak akan terasa sekarang. Tapi nanti ke depannya pasti akan ada dampaknya," jelasnya.

Ketika mengurus perpustakaan, Siti tidak pernah menuntut anak-anak untuk membaca lama-lama. Dia membebaskan anak-anak membaca sesuka mereka.

"Saya tidak pernah menuntut agar anak-anak membaca satu jam, dua jam. 10 sampai 15 menit saja, satu dua lembar aja, pasti ada yang menempel di kepalanya. Karena anak-anak ingatannya masih fresh," jelas Siti. (Tri Asep/habis)

Berapa sih Penghasilan Tukang Parkir Minimarket?

Tukang parkir sedang mengatur kendaraan. (Foto: hipwee.com)

Kuningan News - Berapa penghasilan tukang parkir di Kabupaten Kuningan? Untuk mengetahui hal tersebut reporter Kuningan News mewawancarai dua tukang parkir di salah satu gerai Alfamart. Tukang parkir tersebut meminta kepada reporter untuk tidak mencantumkan namanya, kita sebut saja Rudi dan Firman.

Karena narasumbernya adalah tukang parkir di gerai Alfamart, artinya penghasilan tukang parkir yang dimaksud adalah tukang parkir di minimarket, bukan tukang parkir secara keseluruhan. 

Dalam satu hari, Rudi mendapatkan penghasilan sekitar Rp60.000-Rp100.000 per hari, tergantung dari ramainya kendaraan yang berkunjung.

"Paling sepi 60 ribu, kalo emang rame bisa sampe 100 ribu," jelasnya, Selasa (9/8/2022).

Dari penghasilan tersebut sebanyak Rp10.000-Rp15.000 disetorkan kepada organisasi yang mengatur perizinan tukang parkir.

"Kalo siang dipotong 10 ribu, kalo malem 15 ribu. Soalnya lebih rame malem," jelas Rudi.

Organisasi yang mengatur perizinan tukang parkir salah duanya adalah Pemuda Pancasila dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu. Organisasi ini nantinya menyetorkan sebanyak Rp375.000 per bulan kepada Dinas Perhubungan. 

"Mereka (organisasi) kan yang mengatur perizinan ke Dishub, kita sama-sama cari uang lah. Soalnya kalo maen parkir aja ya bakal ditarik sama Dishub, ditanya mana surat izinnya, dari siapa?" jelas Firman, Selasa (9/8/2022)

Artinya dalam satu bulan Rudi dan Firman setidaknya mendapat penghasilan sebesar Rp1.500.000.

Rudi dan Firman bekerja selama 6 jam per hari. Jadi, sistem pembagian waktu kerja tukang parkir bergantian selama 6 jam. Mereka sendiri bekerja sejak pukul 12.00 sampai 18.00. (Tri Asep)

Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa Bukan Sekadar Tempat Membaca Buku

Anak-anak sekolah dasar sedang mengoperasikan komputer di Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022). (Foto: Tri Asep)


Kuningan News - Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa yang pada tahun 2021 kemarin meraih juara kedua Lomba Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat bukan sekadar tempat membaca dan meminjam buku. Perpustakaan ini juga mengadakan kegiatan bimbingan belajar, pelatihan kerajinan dan kewirausahaan, kursus komputer, serta perlombaan.

Hal tersebut dikarenakan Perpustakaan Insan Cita merupakan implementasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah program dari Dinas Perpustakaan Nasional yang bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya.

Salah satu pelatihan yang diadakan Perpustakaan Insan Cita adalah program Petani Milenial, program yang diisi oleh petani-petani muda desa, sekarang sudah bisa membuat pupuk organik secara mandiri. Langkah-langkah pembuatan pupuk organik tersebut petani dapatkan dari literatur yang tersedia di perpustakaan.

"Contohnya program Petani Milenial. Sekarang sudah bisa membuat semua (pupuk)-nya secara organik. Itu semua berdasarkan literatur buku yang ada. Jadi perpustakaan berbasis inklusi sosial tidak hanya sekadar baca dan pinjam buku," jelas Arief Amarudin, Kepala Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022).

Perpustakaan tersebut juga mengadakan kursus komputer gratis untuk anak-anak. Pengajarnya adalah pengurus perpustakaan dan staf Desa Kertayasa itu sendiri.

"Kita buka kursus komputer gratis untuk anak-anak sekolah dasar. Waktunya seminggu dua kali. Kita bagi waktu, pagi sampai siang kita kerja di desa, siang sampai sore kita berbagi tugas untuk mengajar les komputer," jelas Siti Rohanah, Kepala Perpustakaan Insan Cita, Senin (8/8/2022).

Selain itu, perpustakaan mengadakan bimbingan belajar untuk anak-anak sekolah dasar. Bimbingan belajar dilakukan ketika jam istirahat atau setelah jam pulang sekolah.

"Kita adakan bimbel, mentornya dari kita-kita juga. Kalau misalkan ada anak yang belum bisa membaca, kita ajarkan di sini," jelas Siti.

Selain program untuk pemuda dan anak-anak, ada juga program yang diperuntukkan untuk ibu-ibu, yaitu pelatihan pembuatan kerajinan.

"Kita adakan kegiatan membuat bunga, kan ibu-ibu pada seneng tuh. Sebelumnya baca dulu, nanti baru praktik," ungkapnya.

Kepala Desa Kertayasa mengungkapkan ke depannya Perpustakaan Insan Cita akan mengadakan saung baca. Setiap saung yang ada di Desa Kertayasa akan disediakan buku-buku agar masyarakat dapat membaca tanpa perlu ke perpustakaan.

"Ke depannya kita akan mengadakan saung baca. Setiap saung akan disediakan buku-buku. Jadi masyarakat tidak sekadar main HP, tapi juga membaca," ungkap Arief. (Tri Asep/bersambung)

Senin, 08 Agustus 2022

KKN Angkara IAIN Cirebon Tutup Kegiatan dengan Lomba Futsal

Pertandingan final antara Dusun Wage dan Dusun Pahing kategori remaja yang dimenangkan Dusun Wage, Senin (8/8/2022). (foto : Tri Asep)

Kuningan News - Kelompok KKN Angkara IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang menyelenggarakan KKN di Desa Cilaja Kecamatan Kramatmulya menutup rangkaian kegiatannya dengan lomba futsal.

Kegiatan lomba futsal ini telah dilaksanakan selama tiga hari, dari hari Sabtu (6/8/2022) sampai hari ini, Senin (8/8/2022). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pesona (Pekan Seni dan Olahraga). Untuk kegiatan pekan seni akan diselenggarakan mulai Rabu (10/8/2022).

"Kegiatan lomba ini sebenarnya merupakan bagian dari Pesona Cilaja. Pekan Seni dan Olahraga. Untuk seni nanti akan dimulai hari Rabu, lomba kaligrafi," jelas Lutfi Mubarok, Ketua Kelompok KKN Angkara IAIN, Senin (8/8/2022).

Hari ini adalah pertandingan final lomba futsal yang mempertemukan tim Dusun Wage dan Dusun Kliwon untuk kategori anak-anak juga tim Dusun Wage dan Dusun Pahing untuk kategori remaja. Kategori anak-anak dimenangkan oleh tim Dusun Kliwon, sementara kategori remaja oleh tim Dusun Wage.

Kegiatan lomba futsal ini bertujuan untuk membangkitkan sportivitas dan kreativitas para peserta serta memberi tahu masyarakat akan potensi yang dimiliki anak-anak.

"Kenapa harus olahraga? Bertujuan agar warga masyarakat tahu mengenai pengembangan potensi. Juga agar anak-anak terlatih secara sportivitas dan kreativitas," jelas Lutfi.

Pesona merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang bernama Taman Belajar. Selain kedua program tersebut, program yang diselenggarakan oleh Kelompok KKN Angkara adalah  survei UMKM, Jumat Bersih,  marhabanan, dan pengajian. (Tri Asep)

Bukusam Lahir Akibat Bingung Nyari Komunitas Literasi

Kegiatan Cengo Bareng (Cerita dan Ngobrol Bareng) yang diselenggarakan Bukusam, Rabu (26/1/2022) silam. (Instagram: @_bukusam)

Kuningan News - Bukusam (Budak Kuningan Sadar Maca) yang juga merupakan Taman Baca Masyarakat Desa Kertawangunan adalah salah satu komunitas literasi yang sangat aktif di Kuningan. Komunitas ini didirikan oleh Ilham Akbar dan teman-temannya pada tahun 2019, karena saat itu ia kebingungan mencari komunitas literasi di Kuningan.

"Awal datang ke Kuningan, saya kebingungan mencari circle yang concern di baca dan tulis," ungkap Ilham Akbar, relawan sekaligus pendiri Bukusam, Senin (8/8/2022).

Alih-alih hanya sekadar pasrah dan mengutuk keadaan mengenai ruang literasi yang tidak tersedia, ia berusaha mengubah keadaan dengan membangun komunitas literasi itu sendiri.

"Ya udah bikin ruang, diciptakan untuk mengumpulkan orang-orang yang suka membaca dan menulis. Nanti di sana berbicara mengenai karya (literasi)," ungkap Ilham.

Menurutnya, minat baca masyarakat kita rendah bukan karena masyarakat tidak suka membaca. Namun karena kurangnya akses terhadap bacaan.

"Orang-orang rendah minat baca karena bukunya sulit didapatkan. Makanya program pertama kan literasi jalanan, dengan harapan semua orang menerima manfaat dari buku," jelas Ilham.

Karena bertujuan agar semua orang menerima manfaat dari buku, kegiatan yang diselenggarakan oleh Bukusam selalu terbuka secara gratis untuk umum. Kegiatan tersebut di antaranya, Tadarus Buku, Buku Berbicara, Panggung Buku, dan Belajar Tulisan Bareng Teman. Harapannya agar semua masyarakat termasuk yang putus sekolah, dapat mengakses bacaan.

"(Dengan begitu) literasi begitu mudahnya didapatkan. Maka tidak ada alasan (bagi) masyarakat untuk tidak belajar. Banyak di sini teman-teman yang berhenti (sekolah sejak) SMP, SMA, yang kuliah terhitung. Nah, Bukusam lahir untuk mengakomodir ruang-ruang pembelajaran," ungkapnya.

Menurut Ilham, gerakan literasi bukan berarti bertujuan agar semua orang harus menjadi penulis. Melainkan bagaimana caranya agar literasi hadir di setiap komponen kehidupan masyarakat.

"Kita tidak bisa memaksakan masyarakat untuk menjadi penulis, tetapi (kita harus memikirkan) bagaimana caranya literasi hadir di setiap komponen hidup masyarakat. Misalkan masyarakat yang memelihara burung, kita bisa memberikan buku tentang pakan yang bisa kita buat sendiri di rumah," jelasnya. (Tri Asep)

Awal Mula Perpustakaan Insan Cita, Perpusdes Kedua Terbaik Se-Jawa Barat

Anak-anak sekolah dasar antusias mengunjungi Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022). (foto: Tri Asep)

Kuningan News - Pada tahun 2021 lalu, perpustakaan Desa Kertayasa meraih juara kedua Lomba Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat. Perpustakaan yang bernama Insan Cita ini berada satu gedung dengan balai Desa Kertayasa, terletak di lantai kedua.

Untuk mencapai posisi kedua terbaik se-Jawa Barat diperlukan usaha yang tidak mudah. Apalagi banyak anggapan bahwa minat baca masyarakat kita rendah. Pada awalnya perpustakaan Insan Cita hanyalah dua rak buku yang berada di ruangan staff Desa.

"Awalnya di tahun 2014, kita ruangannya masih menyatu dengan staff. Dipinggir tembok, dua rak buku," jelas Siti Rohanah, Kepala Perpustakaan Insan Cita, Senin (8/8/2022).

Kemudian, perpustakaan memakai ruangan yang jarang dipakai agar tidak memanggu pekerjaan para staff.

"Karena banyak anak-anak keluar masuk. Akhirnya saya meminta untuk menggunakan ruangan BPD. Kita promosi ke warga-warga menggunakan perpustakaan keliling untuk memberi tahu bahwa ada loh perpustakaan desa," jelas Siti.

Awalnya kegiataan perpustakaan hanya membaca dan meminjam buku. Kemudian pada tahun 2017, setelah menerima bantuan tiga unit komputer dari Coca-Cola Foundation, perpustakaan membuka kursus komputer gratis.

"Kita mengajukan proposal ke Coca-Cola Foundation yang saat itu mempunyai program Perpus Seru. Diberi tiga unit komputer. Kita gunakan untuk kursus komputer gratis dari siang sampai sore," jelasnya.

Saat ini, perpustakaan Insan Cita memiliki lantai tersendiri dan mempunyai lebih banyak koleksi buku. Karena berbasis inklusi sosial, kegiatannya tidak hanya membaca dan meminjam buku, tetapi juga lomba-lomba dan pelatihan.

"Bagaimana agar perpustakaan desa ini menjadi perpustakaan yang berbasis inklusi sosial. Jadi menjadi pusat kegiatan pembelajaran masyarakat. Kita juga mengadakan pelatihan kewirausahaan. Jadi setelah membaca teori di buku, kita terapkan," jelas Arief Amarudin, Kepala Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022). (Tri Asep/bersambung)

Selasa, 21 Juni 2022

Kuningan Berduka, Bapak Pembangunan Tutup Usia



Kuningan News – Mantan Bupati Kuningan, H Aang Hamid Suganda, dikabarkan meninggal pada Senin (20/6/2022) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Ayahanda dari Wabup HM Ridho Suganda ini, berpulang ke rahmatullah di Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta.

Kabar duka tersebut, disampaikan Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kuningan Indra Bayu Permana S STP.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun. Telah berpulang ke rahmatullah bapak H Aang Hamid Suganda,” sebutnya dalam pesan yang disebar.

Dalam pesan tersebut, Indra juga meminta doa dari semuanya untuk almarhum.

“Semoga amal baiknya menjadikan almarhum ahli surga serta ditempatkan di sisi-Nya, amiin,” imbuhnya.

Kabar tersebut juga diperkuat Kabid IKP Diskominfo, Anwar Nasihin. Dalam keterangannya, Anwar mengatakan bahwa ajudan wabup mengcancel acara untuk besok Selasa karena kabar dari sang ayah dari wabup.

“Infonya, tadi pagi mau tindakan operasi penanganan pengobatan jantung terhadap pak Aang, dan malam ini dikabarkan meninggal,” sebutnya. (KN-1)

Kamis, 23 September 2021

Bukan Terkait “Sapi Pokir”, Butuh Pemimpin yang Sedikit Bicara!!

 


Kuningan News – Usulan evaluasi terhadap kepemimpinan Perumda Aneka Usaha (PDAU) Kuningan terus mencuat. Salah satunya dari Yayan Iba, salah seorang pengamat yang kebetulan terjun pula dibidang peternakan sapi.

“PDAU itu butuh pemimpin yang sedikit bicara banyak wujud. Kepemimpinan sekarang itu justru banyak membuahkan hasil sakit hati orang banyak dan utamanya merusak kesehatan orang lahir maupun batin,” kata Yayan, Kamis (23/9/2021).

Ia mencontohkan ketika sebuah wacana dilontarkan berkaitan dengan penanganan kotoran hewan (kohe). Kendati dulu pemaparan pemimpin PDAU terdengar wah namun minim realisasi.

“Dulu, meyakinkan suatu rencana-rencana khususnya yang pernah dijanjikan dibeberapa pertemuan terkait pembuatan pakan sapi, dan yang utama rencana penangan penampungan dan pengelolaan kotoran sapi, yang mana tidak rahasia lagi karena banyak orang dengar pemaparan beliau yang suatu rencananya mega wah,” tutur Yayan.

Namun kenyataannya menurut dia, seperti tertiup angin, berlalu hanyut tak terwujud. Yan Iba mengibaratkan “Ada kepala tidak ada ekor”. Dirinya mengakui, suatu ide itu memang berawal dari wacana hingga melangkah ke rencana. Setelah itu target laksana.

“Saya perhatikan beliau (direktur PDAU, red) itu dari mulai wacana beliau serius melangkah terhadap rencana. Namun dalam perjalanan waktu jika dalam pikirannya ada suatu wacana yang lain, beliau tinggalkan rencana awal hingga semuanya tidak ada yang terlaksana alias mudah terbawa angin,” tandasnya.

Padahal menurut dia, focus lebih penting dari kecerdasan. Dari sinilah orang-orang yang pernah mengikutipun merasa banyak membuang waktu.

Sebetulnya, lanjut Yayan, dari nama AUnya saja sudah jelas Aneka Usaha. Perusahaan tersebut bisa sambil membantu home industri dalam merajut kemitraan menjadi penengah UKM dengan minimarket dan supermarket agar wajib bermitra dengan UKM setempat.

“Jangan maindsetnya hanya mengelola wisata aja, toh wisata juga awalnya ada yang dikelola oleh bumdes, kasihan bumdes beserta karangtaruna jika terkesan dijajah hingga dikuasai oleh PDAU,” pinta Yayan.

Harapan dia jangan seperti kucing mengintip ikan. Sejarah dan olah awal desa setempat yang tahu, tetapi saat ada potensi panen PDAU ingin menguasai. Baiknya dengan adanya PDAU muncul Inovasi dan kreasi yang baru.

“Ada inovasi lah, bukan tuturut buntut,” pungkas Yayan. (KN-1)