Kuningan News

Senin, 15 Agustus 2022

Dari Pencuri Buku Menjadi Penjual Buku (3)

Heri Pahlawan, penjaga sekaligus pemilik toko buku Gehenna, Minggu (14/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Heri Pahlawan, penjaga sekaligus pemilik Toko Buku Gehenna yang berlokasi di Jalan Dipati Ewangga No. 11 Kuningan, menceritakan kepada reporter Kuningan News bahwa ketika sekolah dia sering mencuri buku teman-temannya demi membeli tiket konser musik rock.

"Buku temen-temen saya curi, saya jual lagi, duitnya buat nonton konser rock," ungkap Heri, saat diwawancarai di tokonya pada Minggu (14/8/2022).

Heri sangat mencintai musik rock, bahkan nama Gehenna sendiri diambil dari nama band rock yang pernah dia dan teman-temannya bentuk saat SMA.

"Masa-masa remaja, SMA, kan suka musik rock. Sama temen-temen bikin band tapi belum tau namanya apa. Kalo band rock kan gitu ya namanya, yang mengandung hantu, mengandung setan," jelasnya.

Nama Gehenna memiliki arti yang menurut pengakuan Henri sendiri tidak baik, Gehenna artinya neraka. Dia dapatkan nama itu ketika sedang membaca buku tentang agama Kristen di rumah temannya.

"Jadi saya baca-baca tuh. Kalo dalam Kristen, gehenna artinya tempat orang-orang yang terbuang atau neraka lah," kata dia.

Dia tidak berniat mengganti nama toko bukunya, dia jadikan nama itu sebagai pengingat tentang keberadaan neraka agar terus berbuat baik.

"Pernah ada pendeta yang datang ke sini. Dia nanya kan, namanya bagus nih, tau artinya? Iya tau, Pak, enggak apa-apa ya buat mengingatkan saya lah biar terus berbuat baik," ungkap Heri sambil tertawa.

Saat ini toko buku Gehenna mulai mengalami kenaikan penjualan setelah sebelumnya mengalami penurunan semenjak pandemi. Dari pantauan reporter Kuningan News saat melakukan wawancara, masih ada beberapa orang yang mengunjungi Gehenna untuk membeli buku.

Berita sebelumnyahttps://www.kuningannews.com/2022/08/penjualan-toko-buku-gehenna-turun-sejak.html

"Pas (awal) pandemi itu penghasilan 10 persen (dari biasanya), sekarang naik lah, jadi 30 persen," kata Heri.

Salah satunya adalah Wafa, siswa SMA yang baru saja membeli buku mengenai sejarah. Dia tidak pernah membeli buku melalui online marketplace karena lebih suka sensasi yang dirasakan ketika membeli ke toko buku langsung.

"Enggak pernah sih (membeli online). Sensasinya beda, kan bisa liat-liat dulu. Kalo online kan enggak tau isinya kayak gimana, kecuali kalo emang udah tau judulnya," kata Abdurrahman Wafa, saat diwawancarai setelah membeli buku, Minggu (14/8/2022). (Tri Asep/habis)

Digagas Megawati Soekarnoputri, Ekspedisi Trisakti Jadi Kado Terindah di 77 Tahun Indonesia


Kuningan News - Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono memberangkatkan Tim Ekspedisi Trisakti yang mengeksplorasi lima gunung di Jawa Barat.

Ekspedisi Trisakti ini akan melakukan identifikasi dan invetarisasi pohon endemik/langka, sumber pangan alternatif, melakukan

penangkaran pohon endemik Jawa Barat, serta identifikasi lahan kritis di wilayah DAS Jawa Barat dan digelar dalam rangka memperingati HUT Ke-77 Republik Indonesia pada 17 Agustus 2022.

"Terwujudnya Ekspedisi Trisakti ini merupakan arahan dan gagasan Ibu Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang melihat Indonesia memiliki sumber daya alam melimpah namun belum dimanfaatkan secara maksimal terutama dalam kehidupan sehari-hari," kata Ono usai melepas Tim Ekspedisi Trisakti di DPD PDI Perjuangan Jawa barat Jalan Pelajar Pejuang 45 Kota Bandung, Minggu (14/8/2022).

Ono mengungkapkan Ekspedisi Trisakti diinisiasi karena selaras dengan ajaran Bung Karno tentang sesanti Trisakti, yakni berdaulat di bidang politik, berdikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Kemudian, kata Ono, dengan mengidentifikasi dan menginventarisir pohon endemik/langka di Jawa Barat diharapkan ada potensi sumber pangan di wilayah DAS meliputi gunung, hutan/rimba, laut dan pantai sekaligus rencana pelestariannya.

"Dengan identifikasi dan inventarisir pohon khas Jawa Barat, kami yakin akan menemukan sumber pangan alternatif yang memenuhi kandungan gizi yang baik, murah, mudah didapat dan dapat ditanam dengan memanfaatkan pekarangan rumah dan memetakan lahan kritis dan potensi dalam rehabilitasi DAS," tutur Ketua Tim Ekspedisi Trisakti ini.

"Kami berharap dengan Ekspedisi Trisakti ini dapat membangun kerjasama dengan semua pihak (stakeholders) yang erat kaitannya dalam mewujudkan hutan lestari, pengelelolaan daerah aliran sungai yang memberikan manfaat ekonomi, ekologis dan ekosistem, baik dalam bentuk sumber pangan untuk rakyat, maupun aspek lainnya," tambahnya lagi.

Ekspedisi Trisakti ini dilaksanakan selama 2 hari yakni 15 - 17 Agustus 2022 dengan lokasi DAS Ciliwung-Cisadane (Gunung Gede Pangrango), meliputi wilayah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kota Sukabumi, Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Kota Depok.

Kemudian DAS Citarum (Gunung Wayang), meliputi wilayah Kabupaten Bandung, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Subang, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, Kabupaten Bekasi, Kota Bekasi.

Lalu, DAS Cimanuk (Gunung Papandayan), meliputi wilayah Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu. 

Selain itu, DAS Cisanggarung (Gunung Ciremai), meliputi wilayah Kabupaten Kuningan, Kabupaten Cirebon, Kota Cirebon. Serta DAS Citanduy (Gunung Galunggung), meliputi wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, Kota Banjar, Kabupaten Pangandaran.

Ono mengatakan khusus ekspedisi di Gunung Ciremai pihaknya akan mengaktifkan kembali jalur pendakian Ciremai via Sadarehe yang terletak di Desa Payung Kecamatan Rajagaluh, Kabupaten Majalengka.

"Dalam ekspedisi ini kami juga akan membuka kembali pendakian Gunung Ciremai melalui kawasan Saderehe yang dideklarasikan menjadi Jalur Trisakti. Nantinya Jalur Trisakti ini akan dibuka untuk umum," bebernya. 

Ono mengungkapkan, masing-masing tim yang terlibat dalam pelaksanaan Ekspedisi Trisakti berjumlah 77 orang yang terdiri gabungan dari tiga pilar partai, kader, Komunitas Pecinta Alam, Pramuka, Karang Taruna, Kelompok Tani Hutan, Penggiat lingkungan, Penggiat Kuliner, PKK/ Posyandu, Unsur Akademisi dan professional.

"Tim Ekspedisi Trisakti juga melaksanakan upacara bendera pada peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke 77 pada 17 Agustus di kawasan gunung yang merupakan hulu dari 5 DAS yang telah ditetapkan," ungkap anggota Komisi IV DPR RI ini.

Ono menambahkan tindak lanjut hasil identifikasi dan inventarisasi kegiatan Ekpedisi Trisakti ini akan dilakukan secara berkesinambungan. 

Seperti penangkaran Pohon Endemik Jabar yang akan dilaksanakan hingga akhir tahun dan gerakan rehabilitasi lahan kritis/ penanaman pohon di wilayah 5 DAS prioritas Jabar.

"Kemudian, dilakukan juga pengolahan pangan alternatif berbasis masyarakat di 5 wilayah DAS, lomba pengolahan pangan alternatif  sosialisasi dan edukasi masyarakat tentang pemanfaatan pekarangan rumah, untuk ketahanan pangan keluarga dan sajian kuliner yang sehat, bergizi dan murah," tandas Ono. (KN-1)

Minggu, 14 Agustus 2022

Penjualan Toko Buku Gehenna Turun Sejak Pandemi (2)

 

Pembeli sedang memilih buku di Toko Buku Gehenna, Sabtu (13/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Toko Buku Gehenna yang berada di Jalan Dipati Ewangga No. 11 mengalami penurunan penjualan semenjak pandemi.

"Mulai pandemi tuh turun penjualan," kata Maya Novianti, penjaga toko buku Gehenna, Sabtu (13/8/2022).

Menurut penjelasan dari Maya, hal tersebut dikarenakan ketika pandemi para siswa melakukan pembelajaran secara daring sehingga tidak diwajibkan untuk membeli buku pelajaran, cukup dibaca melalui smartphone.

"Ya mungkin karena sekolah online, jadi guru juga enggak nyuruh beli buku kali ya," jelasnya.

Ditambah, saat ini sudah menjamur berbagai online marketplace seperti Shopee, BukaLapak, TokoPedia, dan Lazada yang memudahkan pelanggan ketika membeli buku dan koleksinya yang lebih bervariasi.

"Iya, karena ada online juga, lebih praktis. Kita belum online, nanti lah, biasanya kan sama anak-anak muda lebih ngerti kalo kayak gitu," ungkap Maya saat ditanya oleh reporter Kuningan News apakah keberadaan online marketplace berpengaruh.

Sebelum pandemi, tahun 2019 ke belakang, Gehenna ramai dikunjungi pembeli. Pembelinya dari mulai anak sekolah atau kuliah yang membutuhkan buku pelajaran sampai dengan pembaca umum yang membutuhkan novel.

"Kalo jam segini, dulu ramai nih, anak-anak sekolah pada beli buku. Anak kuliah, dari pembaca umum juga yang nyari novel," kata Maya.

Berita sebelumnya: https://www.kuningannews.com/2022/08/berdiri-22-tahun-toko-gehenna-awalnya.html?m=1

Titik balik penurunannya terjadi ketika pandemi, tahun 2020, penjualan menurun sampai-sampai saat ini Gehenna tidak lagi menyewa dua ruko tambahan, hanya satu ruko.

"Dulu yang pesen buku itu bisa sampe 100, sekarang paling 20. Akhirnya kita hanya pakai satu ruko aja. Buat ngehemat anggaran," jelas Maya.

Meskipun hanya satu ruko tetapi koleksi buku yang dimiliki Gehenna sama seperti sebelumnya, tidak berkurang.

"Kalo koleksi masih sama. Enggak semuanya di sini, ada yang di gudang," jelas Maya sambil menunjuk gudang yang berada di ruangan bawah ruko tersebut.

"Dulu kita tinggal di sini juga, pas rukonya masih tiga, di bawah itu ada tempat tidur," katanya. (Tri Asep/bersambung)

Sabtu, 13 Agustus 2022

Berdiri 22 Tahun, Toko Gehenna Awalnya Melapak Buku Bekas di Sekitaran Plaza (1)

Toko Buku Gehenna di Jalan Dipati Ewangga No. 11 Kebumen-Kuningan, Sabtu (13/8/2022). (Foto: Tri Asep)


Kuningan News - Pada awalnya Gehenna menjual buku bekas dengan melapak di sekitaran plaza Kuningan (sekarang Taman Kota). Setahun kemudian, Gehenna pindah ke ruko yang berada di Jalan Dipati Ewangga.

"Awalnya ngelapak, jual buku-buku bekas. 2001 pindah ke sini, nyewa ruko," jelas Maya.

Gehenna mengalami perkembangan yang pesat sampai tahun-tahun berikutnya menyewa dua ruko tambahan. "2002 nambah lagi ruko, 2003 nambah satu lagi," kata Maya.

Maya menjelaskan toko buku ini adalah satu-satunya toko buku yang khusus menjual buku di Kuningan. Memang ada juga toko buku lain seperti Aksara dan Dua-Dua, tetapi keduanya selain menjual buku juga menjual ATK (Alat Tulis Kantor).

"Selain ini itu Aksara sama Dua-Dua. Tapi itu selain jual buku, jual alat tulis juga," jelasnya.

Dari pengamatan reporter Kuningan News, koleksi buku di Gehenna juga lebih lengkap, karena memang khusus menjual buku. Sementara di toko buku Aksara dan Dua-Dua, lebih banyak koleksi ATK dibandingkan bukunya.

Saat ini buku yang dijual Gehenna termasuk buku baru dan bekas, baik yang asli dari penerbit maupun bukan. Selain menjual buku, Gehenna juga menerima penjualan buku dari pelanggan.

"Ada buku baru dan bekas juga," kata Maya.

"Kita juga terima kalo misalkan ada yang ingin jual buku," tambahnya. (Tri Asep/bersambung)

Jumat, 12 Agustus 2022

Jadi Penampil Boneka Jalanan Demi Membeli Obat

 

Foto hanya sebagai ilustrasi. Penampil boneka jalanan. (Foto: ppid.serangkota.go.id)

Kuningan News - Di perempatan lampu merah Ciporang, dari arah Kedungarum menuju Windusengkahan, seorang pria dengan kostum boneka Mickey Mouse menari kecil-kecilan di sisi jalan sembari menerima uang receh dari pengendara.

Saat reporter Kuningan News menghampiri pria tersebut dan meminta izin untuk melakukan wawancara, pria itu tiba-tiba meminta maaf.

"Mohon maaf, ini cuma pekerjaan sementara. Abis ini saya dagang cilok," kata pria itu dengan nada sedikit gugup saat dihampiri reporter Kuningan News pada Jumat (12/8/2022) sore.

Pria tersebut menolak diwawancarai dengan alasan bahwa penampil boneka jalanan hanya pekerjaan sampingannya. Saat reporter Kuningan News meminta izin untuk memotretnya pun, dia tidak mau. Dari obrolan, alasannya dia tidak ingin mertuanya sampai tahu pekerjaan yang dia lakukan sekarang.

"Enggak-enggak. Nanti mertua saya lihat, nanti disuruh cerai. Kamu ngapain punya suami kayak gitu, tinggalin," ungkapnya.

Karena alasan itu juga, awak media ini memutuskan untuk tidak menulis namanya di sini. Pekerjaan penampil boneka dia lakoni dengan terpaksa, karena ada kebutuhan membeli obat untuk anak dan istrinya yang terkena penyakit kulit.

"Ini juga kepaksa, buat nambah-nambah. Harus beli obat buat anak istri. Ada borok di sini," jelas dia sambil menunjuk kakinya.

Penampil boneka jalanan dia lakukan selama satu jam sehari. Dari pukul 16.30 sampai 17.30. Dalam satu hari dia mendapatkan Rp40.000-Rp60.000.

"Cuma satu jam, mulai setengah lima. Sehari 40 sampe 60," jelasnya.

Sementara untuk pekerjaannya yang lain, sebagai pedagang cilok, dia mendapatkan Rp120.000 per hari. "120 kalo abis. Alhamdulillah, seringnya abis," pungkasnya. (Tri Asep)

Meriahkan Momen Kemerdekaan, Gereba Adakan Lomba Voli

 

Perlombaan voli antara tim Desa Maniskidul (kiri) dengan tim Desa Cikaso (kanan), Jumat (12/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Karang Taruna Desa Gereba Kecamatan Kramatmulya memulai penyelenggaraan perlombaan voli pada Jumat (12/8/2022) dalam rangka memeriahkan momen kemerdekaan Republik Indonesia.

"Kalo kegiatan dalam rangka merayakan kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-77," jelas Ending Erdiana, Ketua Pelaksana Lomba Voli, Jumat (12/8/2022)

Perlombaan ini akan dilaksanakan sampai dengan Minggu (14/8/2022). Diikuti tidak hanya oleh warga Desa Gereba, tetapi juga oleh warga dari Kecamatan Kramatmulya, Ciawigebang, Japara, dan Jalaksana

"(Perlombaan ini diikuti) dari empat kecamatan. Kramatmulya, Ciawi, Japara, sama Jalaksana," kata Ending.

Kegiatan lomba voli ini ini merupakan bagian dari berbagai rangkaian kegiatan, sebelumnya sudah dilaksanakan perlombaan membaca Alquran, azan, dan sunatan massal pada 7 Agustus lalu. Juga arak-arakan pada 8 Agustus.

"Mulai tanggal 7, lomba azan, MTQ, sunatan massal juga. Tanggal 8 arak-arakan, tablig akbar," jelas Ending.

Setelah perlombaan voli, akan diselenggarakan juga perlombaan futsal yang akan dimulai pada Senin (15/8/2022). Sementara pada Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Ke-77 (17/8/2022) akan diadakan perlombaan tradisional seperti balap karung, balap kelereng, makan kerupuk, dan lain-lain.

"Nanti tanggal 17-nya lomba-lomba tradisional kayak balap karung," jelas Ending. (Tri Asep)

Kamis, 11 Agustus 2022

Rumah Warganya Roboh, Ini Tanggapan Lurah Awirarangan

Romli Idries, Lurah Awirarangan, saat diwawancarai di kantornya pada Kamis (11/8/2022). (Foto : Tri Asep)

Kuningan News - Terkait rumah Ugan Suganda dan Yuyun Yunengsih yang roboh akibat air parit merembes ke dalam fondasi, Lurah Awirarangan Kecamatan Kuningan, Romli Idries mengatakan bahwa rumah mereka memang termasuk ke dalam rutilahu (rumah tidak layak huni) sehingga berhak menerima bantuan dari pemerintah provinsi Jawa Barat.

"Memang untuk rumah Pak Sugan, itu sudah tidak layak," kata Romli, saat diwawancarai di kantornya, Kamis (11/8/2022).

Kemarin malam (10/8/2022) Romli juga sudah rapat dengan pihak LPM (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat). Dari hasil rapat tersebut, pihak LPM akan menggerakkan masyarakat untuk membantu penyelesaian renovasi rumah milik Ugan.

"Kemarin malam sudah rapat dengan pihak LPM, kebetulan satu RT juga (dengan Ugan), hasilnya akan menggerakkan masyarakatnya untuk membantu sampai selesai," ungkap Romli.

Romli menjelaskan bahwa bantuan rutilahu yang pada tahun ini berasal dari pemerintah provinsi, diberikan anggaran sebesar Rp20 juta per rumah. Dari Rp20 juta tersebut, Rp17,5 juta untuk membeli bahan material bangunan, Rp2 juta untuk membayar ongkos kerja, Rp500 ribu biaya operasional.

"Dari 20 juta itu, 17 juta 500 ribu untuk bahan bangunan, 2 juta untuk ongkos kerja, 500 ribu untuk BOP," jelasnya.

Pada tahun ini, sebanyak 21 rumah di Kelurahan Awirarangan menerima bantuan rutilahu. Sebelum penerima mendapatkan bantuan, dibuat kesepakatan terlebih dahulu dengan pihak toko bangunan dan pihak LPM.

Baca berita sebelumnya https://www.kuningannews.com/2022/08/rumahnya-roboh-bu-yuyun-dan-pak-ugan.html?m=1

Kesepakatan yang dimaksud terkait barang apa saja yang akan dibeli serta apakah sanggup membayar tambahan biaya selama proses pembangunan, karena mengandalkan dana bantuan saja sebesar Rp17,5 juta tidak cukup.

"Karena 17,5 juta itu hanya berbentuk material, sedangkan biaya perbaikan lebih dari itu. Kalau sanggup, tanda tangan di atas materai, kita berikan bantuan. Kalau tidak, kita cari yang lain," jelas Romli.

Terkait Ugan yang ternyata tidak sanggup melanjutkan proses pembangunan rumahnya, Andi Hermana, sekretaris LPM, menjelaskan bahwa renovasi rumah milik Ugan meleset dari rencana awal, sehingga biaya yang sudah ada tidak cukup untuk menyelesaikan renovasi rumah.

"Perhitungan kami maksimal tiga cakar ayam untuk sebelah sisi tebingnya, tapi jadinya enam. Jadi (biaya) swadayanya masuk semua ke situ," jelas Andi. (Tri Asep)

Rabu, 10 Agustus 2022

Tadinya Banyak Lubang, Jalan Baru Awirarangan Sekarang Jadi Mulus

 

Jalan Baru Awirarangan yang sedang dalam proses perbaikan, Rabu (10/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Jalan Baru Awirarangan saat ini sedang diperbaiki. Berdasarkan pantauan dari reporter Kuningan News pada Rabu (10/8/2022), Jalan Baru yang awalnya banyak lubang ini sekarang sudah rata tertutup aspal.

Menurut informasi yang reporter Kuningan News dapatkan dari salah satu pekerja di sana, Jalan Baru Awirarangan sudah diperbaiki sejak sekitar satu bulan yang lalu.

"Kira-kira udah satu bulan lebih lah," katanya.

Sampai sekarang perbaikan jalan masih dalam proses, lajur kanan sudah dilapisi kembali dengan aspal, sementara lajur kiri baru meratakan lubang-lubang di jalan.

Jalan Baru Awirarangan ini memang sudah mesti diperbaiki sejak dulu, karena kondisinya cukup parah. Kondisi jalan penuh lubang ditambah banyak pasir mengakibatkan rawan terjadi kecelakaan. (Tri Asep)

Selain Menjadi Transportasi Publik, Delman Juga Kendaraan Wisata

 

Delman yang dihiasi renda milik Dudung Junaedi, Rabu (10/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Selain menjadi transportasi publik, Delman di Kabupaten Kuningan juga berfungsi sebagai kendaraan wisata. Delman biasanya mangkal di sekitar Taman Kota Kuningan. Untuk menarik pelanggan, saat ini delman dihiasi dengan renda.

"Dihias kayak gini biar menarik pelanggan aja, menarik anak-anak," ujar Dudung Jaenudin, kusir delman, kepada reporter Kuningan News, Rabu (10/8/2022).

Dulu delman memang sempat menjadi transportasi publik. Namun, fungsinya sebagai transportasi publik tergantikan selain oleh angkot, juga oleh transportasi online yang sudah jamak sekarang ini.

"Kalo ada yang habis dari pasar, bawa barang-barang, dianterin. Sekarang mah udah jarang, ada ojek online," ungkap Dudung.

Selain dihiasi oleh renda, delman di Kabupaten Kuningan juga dihias dengan lampu-lampu kedip. Untuk yang menggunakan lampu-lampu kedip, mulai mangkal sejak sore sampai malam.

"Kalo yang ada lampunya itu malem, mulai jam 4 sore lah," jelas Dudung.

Hiasan-hiasan tersebut digunakan untuk mengakali fungsi delman sebagai transportasi publik yang sudah tergeser. Jadi, delman juga menjadi kendaraan wisata untuk berkeliling sekitar Taman Kota. "Ya, buat jalan-jalan," kata Dudung.

Dalam kondisi sepi pengunjung, Dudung mendapat penghasilan paling sedikit Rp50.000 per hari. Dalam kondisi ramai, terutama akhir pekan, bisa sampai Rp300.000 per hari.

"Kalo sepi paling 50 ribu, 70 ribu. Kalo rame bisa 250-300 ribu. Sabtu-Minggu biasanya," jelasnya. (Tri Asep)

Rumahnya Roboh, Bu Yuyun dan Pak Ugan Butuh Donasi

Keadaan rumah Bu Yuyun dan Pak Ugan ketika roboh. (dokumentasi)

Kuningan News - Rumah Yuyun Yunengsih dan Ugan Suganda yang beralamat di Gang Pakuon RT 2/RW 6 Kelurahan Awirarangan Kecamatan Kuningan mengalami kerobohan sejak Desember tahun kemarin.

Kerobohan terjadi karena air parit merembes ke dalam fondasi rumah saat terjadi hujan deras. Akibatnya bagian dapur dan kamar mandi rumah tersebut ambruk.

"Jadi air dari (parit) sini ngerembes ke fondasi rumah. Ya jadi semuanya ambruk," kata Pak Ugan, menjelaskan penyebab kerobohan rumah kepada reporter Kuningan News saat dikunjungi, Rabu (10/8/2022).

Saat rumahnya roboh, Bu Yuyun dan Pak Ugan sedang tidak berada di rumah. "Saya lagi di rumah sakit, ada saudara yang sakit. Si Bapak lagi yasinan," jelas Bu Yuyun.

Akibat tidak ada biaya, meskipun sudah roboh sejak Desember tahun kemarin, tetapi Rumah Bu Yuyun dan Pak Ugan baru diperbaiki seminggu yang lalu mengandalkan bantuan rutilahu (Rumah Tidak Layak Huni) Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

"Bagaimana ya, mau (langsung) diperbaiki juga enggak ada uangnya. Alat-alat dan bahan baru datang tanggal 17 (Juli). Pengerjaan mulai 1 Agustus. Dapat bantuan dari provinsi," kata Bu Yuyun.

Namun, bantuan tersebut tidak cukup, karena hanya memberikan peralatan dan bahan-bahan--itu pun masih kurang. Sementara untuk memperbaiki rumah diperlukan juga biaya untuk membayar tukang.

"Meskipun yang mengerjakan masih saudara juga, tapi kan tetep aja harus nyediain kopi dan rokok. Nanti Senin buat ngebayar dua juta juga belum ada uangnya," ungkap Bu Yuyun.

Saat ini (Rabu, 10/8/2022) rumah mereka sedang diperbaiki. (Foto: Tri Asep)


Karena proses perbaikan baru dimulai seminggu kemarin, selama enam bulan Bu Yuyun dan Pak Ugan beserta satu anaknya tinggal di rumah dengan kondisi dinding terbuka. Jika hujan, air masuk ke dalam rumah.

"Kalo hujan ya banjir di sini. Ya mau gimana lagi, mau tinggal di orang tua tapi banyakan di sana, enggak enak," kata Bu Yuyun.

Bu Yuyun berharap menerima donasi, entah dari pihak manapun. Karena penghasilan dia dan suaminya tidak mencukupi untuk memperbaki rumah. Anaknya yang tidak sempat lulus sekolah menengah juga belum bekerja.

Bu Yuyun bekerja sebagai pegawai usaha bubur dengan bayaran Rp50.000 per hari. Sementara Pak Ugan bekerja serabutan sebagai pengembala kambing milik orang lain dengan penghasilan yang tidak tentu.

"Saya kerja (di tempat) dagang bubur di pasar, 50 ribu sehari," kata Bu Yuyun. "Saya mah nyari rumput buat kambing punya orang, serabutan," tambah Pak Ugan. (Tri Asep)

Selasa, 09 Agustus 2022

Promosi Keliling dan Perlombaan, Cara Perpustakaan "Insan Cita" Mengenalkan Diri

Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Di tengah anggapan bahwa masyarakat kita memiliki minat baca yang rendah--klaim yang mesti dipertanyakan. Bagaimana Perpustakaan "Insan Cita" bisa begitu aktif sampai-sampai meraih juara kedua Lomba Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat?

Pengenalan awal kepada masyarakat yang dilakukan oleh Perpustakaan Insan Cita adalah dengan mengadakan perpustakaan keliling.

"Kita promosi ke warga-warga menggunakan perpustakaan keliling untuk memberi tahu bahwa ada loh perpustakaan desa," jelas Siti Rohanah, Kepala Perpustakaan Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022).

Siti menceritakan bagaimana temannya mengeluh karena ketika membuka perpustakaan di desa tetapi tidak ada pengunjungnya.

"Katanya enggak ada yang minat. Kalo nunggu yang minat ya susah. Ya kita harus memperkenalkan ke masyarakat, biar masyarakat tahu," jelas Siti.

Karena pada dasarnya masyarakat kita jarang membaca bukan karena rendahnya minat baca. Melainkan karena kurangnya akses terhadap bacaan.

"Kalo masyarakat sudah tahu ya pasti ada aja, banyak yang berkunjung," ungkapnya.

Selain dengan perpustakaan keliling. Perpustakaan "Insan Cita" juga mengadakan perlombaan agar semakin dikenal masyarakat.

"Kalo lomba kan semua orang pasti ikut. Nah, di sana kita kenalkan perpustakaan," kata Siti.

Siti mengatakan keberadaan perpustakaan sangat penting untuk pengembangan sumber daya manusia ke depannya.

"Ketika anak-anak membaca, efeknya memang tidak akan terasa sekarang. Tapi nanti ke depannya pasti akan ada dampaknya," jelasnya.

Ketika mengurus perpustakaan, Siti tidak pernah menuntut anak-anak untuk membaca lama-lama. Dia membebaskan anak-anak membaca sesuka mereka.

"Saya tidak pernah menuntut agar anak-anak membaca satu jam, dua jam. 10 sampai 15 menit saja, satu dua lembar aja, pasti ada yang menempel di kepalanya. Karena anak-anak ingatannya masih fresh," jelas Siti. (Tri Asep/habis)

Berapa sih Penghasilan Tukang Parkir Minimarket?

Tukang parkir sedang mengatur kendaraan. (Foto: hipwee.com)

Kuningan News - Berapa penghasilan tukang parkir di Kabupaten Kuningan? Untuk mengetahui hal tersebut reporter Kuningan News mewawancarai dua tukang parkir di salah satu gerai Alfamart. Tukang parkir tersebut meminta kepada reporter untuk tidak mencantumkan namanya, kita sebut saja Rudi dan Firman.

Karena narasumbernya adalah tukang parkir di gerai Alfamart, artinya penghasilan tukang parkir yang dimaksud adalah tukang parkir di minimarket, bukan tukang parkir secara keseluruhan. 

Dalam satu hari, Rudi mendapatkan penghasilan sekitar Rp60.000-Rp100.000 per hari, tergantung dari ramainya kendaraan yang berkunjung.

"Paling sepi 60 ribu, kalo emang rame bisa sampe 100 ribu," jelasnya, Selasa (9/8/2022).

Dari penghasilan tersebut sebanyak Rp10.000-Rp15.000 disetorkan kepada organisasi yang mengatur perizinan tukang parkir.

"Kalo siang dipotong 10 ribu, kalo malem 15 ribu. Soalnya lebih rame malem," jelas Rudi.

Organisasi yang mengatur perizinan tukang parkir salah duanya adalah Pemuda Pancasila dan Gerakan Rakyat Indonesia Bersatu. Organisasi ini nantinya menyetorkan sebanyak Rp375.000 per bulan kepada Dinas Perhubungan. 

"Mereka (organisasi) kan yang mengatur perizinan ke Dishub, kita sama-sama cari uang lah. Soalnya kalo maen parkir aja ya bakal ditarik sama Dishub, ditanya mana surat izinnya, dari siapa?" jelas Firman, Selasa (9/8/2022)

Artinya dalam satu bulan Rudi dan Firman setidaknya mendapat penghasilan sebesar Rp1.500.000.

Rudi dan Firman bekerja selama 6 jam per hari. Jadi, sistem pembagian waktu kerja tukang parkir bergantian selama 6 jam. Mereka sendiri bekerja sejak pukul 12.00 sampai 18.00. (Tri Asep)

Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa Bukan Sekadar Tempat Membaca Buku

Anak-anak sekolah dasar sedang mengoperasikan komputer di Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022). (Foto: Tri Asep)


Kuningan News - Perpustakaan "Insan Cita" Desa Kertayasa yang pada tahun 2021 kemarin meraih juara kedua Lomba Perpustakaan Umum Desa/Kelurahan Tingkat Provinsi Jawa Barat bukan sekadar tempat membaca dan meminjam buku. Perpustakaan ini juga mengadakan kegiatan bimbingan belajar, pelatihan kerajinan dan kewirausahaan, kursus komputer, serta perlombaan.

Hal tersebut dikarenakan Perpustakaan Insan Cita merupakan implementasi perpustakaan berbasis inklusi sosial. Perpustakaan berbasis inklusi sosial adalah program dari Dinas Perpustakaan Nasional yang bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensinya.

Salah satu pelatihan yang diadakan Perpustakaan Insan Cita adalah program Petani Milenial, program yang diisi oleh petani-petani muda desa, sekarang sudah bisa membuat pupuk organik secara mandiri. Langkah-langkah pembuatan pupuk organik tersebut petani dapatkan dari literatur yang tersedia di perpustakaan.

"Contohnya program Petani Milenial. Sekarang sudah bisa membuat semua (pupuk)-nya secara organik. Itu semua berdasarkan literatur buku yang ada. Jadi perpustakaan berbasis inklusi sosial tidak hanya sekadar baca dan pinjam buku," jelas Arief Amarudin, Kepala Desa Kertayasa, Senin (8/8/2022).

Perpustakaan tersebut juga mengadakan kursus komputer gratis untuk anak-anak. Pengajarnya adalah pengurus perpustakaan dan staf Desa Kertayasa itu sendiri.

"Kita buka kursus komputer gratis untuk anak-anak sekolah dasar. Waktunya seminggu dua kali. Kita bagi waktu, pagi sampai siang kita kerja di desa, siang sampai sore kita berbagi tugas untuk mengajar les komputer," jelas Siti Rohanah, Kepala Perpustakaan Insan Cita, Senin (8/8/2022).

Selain itu, perpustakaan mengadakan bimbingan belajar untuk anak-anak sekolah dasar. Bimbingan belajar dilakukan ketika jam istirahat atau setelah jam pulang sekolah.

"Kita adakan bimbel, mentornya dari kita-kita juga. Kalau misalkan ada anak yang belum bisa membaca, kita ajarkan di sini," jelas Siti.

Selain program untuk pemuda dan anak-anak, ada juga program yang diperuntukkan untuk ibu-ibu, yaitu pelatihan pembuatan kerajinan.

"Kita adakan kegiatan membuat bunga, kan ibu-ibu pada seneng tuh. Sebelumnya baca dulu, nanti baru praktik," ungkapnya.

Kepala Desa Kertayasa mengungkapkan ke depannya Perpustakaan Insan Cita akan mengadakan saung baca. Setiap saung yang ada di Desa Kertayasa akan disediakan buku-buku agar masyarakat dapat membaca tanpa perlu ke perpustakaan.

"Ke depannya kita akan mengadakan saung baca. Setiap saung akan disediakan buku-buku. Jadi masyarakat tidak sekadar main HP, tapi juga membaca," ungkap Arief. (Tri Asep/bersambung)

Senin, 08 Agustus 2022

KKN Angkara IAIN Cirebon Tutup Kegiatan dengan Lomba Futsal

Pertandingan final antara Dusun Wage dan Dusun Pahing kategori remaja yang dimenangkan Dusun Wage, Senin (8/8/2022). (foto : Tri Asep)

Kuningan News - Kelompok KKN Angkara IAIN Syekh Nurjati Cirebon yang menyelenggarakan KKN di Desa Cilaja Kecamatan Kramatmulya menutup rangkaian kegiatannya dengan lomba futsal.

Kegiatan lomba futsal ini telah dilaksanakan selama tiga hari, dari hari Sabtu (6/8/2022) sampai hari ini, Senin (8/8/2022). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Pesona (Pekan Seni dan Olahraga). Untuk kegiatan pekan seni akan diselenggarakan mulai Rabu (10/8/2022).

"Kegiatan lomba ini sebenarnya merupakan bagian dari Pesona Cilaja. Pekan Seni dan Olahraga. Untuk seni nanti akan dimulai hari Rabu, lomba kaligrafi," jelas Lutfi Mubarok, Ketua Kelompok KKN Angkara IAIN, Senin (8/8/2022).

Hari ini adalah pertandingan final lomba futsal yang mempertemukan tim Dusun Wage dan Dusun Kliwon untuk kategori anak-anak juga tim Dusun Wage dan Dusun Pahing untuk kategori remaja. Kategori anak-anak dimenangkan oleh tim Dusun Kliwon, sementara kategori remaja oleh tim Dusun Wage.

Kegiatan lomba futsal ini bertujuan untuk membangkitkan sportivitas dan kreativitas para peserta serta memberi tahu masyarakat akan potensi yang dimiliki anak-anak.

"Kenapa harus olahraga? Bertujuan agar warga masyarakat tahu mengenai pengembangan potensi. Juga agar anak-anak terlatih secara sportivitas dan kreativitas," jelas Lutfi.

Pesona merupakan kelanjutan dari program sebelumnya yang bernama Taman Belajar. Selain kedua program tersebut, program yang diselenggarakan oleh Kelompok KKN Angkara adalah  survei UMKM, Jumat Bersih,  marhabanan, dan pengajian. (Tri Asep)

Bukusam Lahir Akibat Bingung Nyari Komunitas Literasi

Kegiatan Cengo Bareng (Cerita dan Ngobrol Bareng) yang diselenggarakan Bukusam, Rabu (26/1/2022) silam. (Instagram: @_bukusam)

Kuningan News - Bukusam (Budak Kuningan Sadar Maca) yang juga merupakan Taman Baca Masyarakat Desa Kertawangunan adalah salah satu komunitas literasi yang sangat aktif di Kuningan. Komunitas ini didirikan oleh Ilham Akbar dan teman-temannya pada tahun 2019, karena saat itu ia kebingungan mencari komunitas literasi di Kuningan.

"Awal datang ke Kuningan, saya kebingungan mencari circle yang concern di baca dan tulis," ungkap Ilham Akbar, relawan sekaligus pendiri Bukusam, Senin (8/8/2022).

Alih-alih hanya sekadar pasrah dan mengutuk keadaan mengenai ruang literasi yang tidak tersedia, ia berusaha mengubah keadaan dengan membangun komunitas literasi itu sendiri.

"Ya udah bikin ruang, diciptakan untuk mengumpulkan orang-orang yang suka membaca dan menulis. Nanti di sana berbicara mengenai karya (literasi)," ungkap Ilham.

Menurutnya, minat baca masyarakat kita rendah bukan karena masyarakat tidak suka membaca. Namun karena kurangnya akses terhadap bacaan.

"Orang-orang rendah minat baca karena bukunya sulit didapatkan. Makanya program pertama kan literasi jalanan, dengan harapan semua orang menerima manfaat dari buku," jelas Ilham.

Karena bertujuan agar semua orang menerima manfaat dari buku, kegiatan yang diselenggarakan oleh Bukusam selalu terbuka secara gratis untuk umum. Kegiatan tersebut di antaranya, Tadarus Buku, Buku Berbicara, Panggung Buku, dan Belajar Tulisan Bareng Teman. Harapannya agar semua masyarakat termasuk yang putus sekolah, dapat mengakses bacaan.

"(Dengan begitu) literasi begitu mudahnya didapatkan. Maka tidak ada alasan (bagi) masyarakat untuk tidak belajar. Banyak di sini teman-teman yang berhenti (sekolah sejak) SMP, SMA, yang kuliah terhitung. Nah, Bukusam lahir untuk mengakomodir ruang-ruang pembelajaran," ungkapnya.

Menurut Ilham, gerakan literasi bukan berarti bertujuan agar semua orang harus menjadi penulis. Melainkan bagaimana caranya agar literasi hadir di setiap komponen kehidupan masyarakat.

"Kita tidak bisa memaksakan masyarakat untuk menjadi penulis, tetapi (kita harus memikirkan) bagaimana caranya literasi hadir di setiap komponen hidup masyarakat. Misalkan masyarakat yang memelihara burung, kita bisa memberikan buku tentang pakan yang bisa kita buat sendiri di rumah," jelasnya. (Tri Asep)