Kuningan News

Kamis, 19 Agustus 2021

Rebutan Antrian Vaksin di Puskesmas Lamepayung, Ricuh?


Kuningan News – Pada saat masyarakat sudah sadar vaksinasi, nampaknya pemerintah belum siap. Padahal sebelumnya, masyarakat disalahkan lantaran banyak yang menolak vaksinasi. 

Kekurangsiapan tersebut diperlihatkan oleh penjadwalan vaksinasi yang sosialisasinya belum maksimal. Kalau saja pemerintah telah mengumumkan jadwal secara teratur maka tumpukan antrian warga dapat diminimalisasi. 

Sebuah peristiwa rebutan vaksin terjadi Kamis (19/8/2021) pagi di Puskesmas Lamepayung Kuningan. Dari kuota yang tidak lebih dari 150, sekitar pukul 7 pagi, nomor antriannya hampir habis. 

“Pagi-pagi nomor antriannya tinggal 8. Ya banyak yang merasa kecewa. Padahal sudah berangkat pagi sekali,” tutur Ira, salah seorang calon peserta vaksinasi. 

Kabarnya, pagi itu terjadi kericuhan akibat habisnya nomor antrian vaksin. Bahkan sampai ada kerusakan kaca pembatas meja pelayanan puskesmas. Rumor berseliweran, nomor antrian habis oleh orang dalam. 

“Pintu puskesmas diterobos masuk oleh warga. Mereka kecewa karena dari kuotan 120 tersisa hanya 8 nomor antrian. Infonya sih sudah dibagikan sama orang dalam,” duga Ira. 

Ia menyarankan, tidak usah pakai nomor antrian jika kejadiannya seperti itu. Sebab orang yang sudah berangkat pagi berniat ingin divaksin jadi sia-sia. 

Salah seorang pekerja yang tengah menyapu, membenarkan adanya peristiwa penerobosan pintu puskesmas hingga ada kerusakan. Saat Kuningan News ke lokasi, TKP sudah sepi. 

Seorang Pemerhati Kebijakan Daerah, Adi Rahmat, berharap agar kinerja pemerintah lebih ditingkatkan lagi. Apabila sekarang kesadaran masyarakat untuk vaksinasi tinggi maka patut diimbangi oleh pelayanan maksimal. 

“Jujur saja sekarang ini sosialisasi jadwal vaksin belum jelas. Kita sulit mengaksesnya. Terkadang jadwalnya insidentil. Semisal di Korpri sampai berjubel. Setelah itu udah harus nunggu lagi kapan,” kata Adi. 

Ada juga warga yang sudah divaksin pertama, kesulitan untuk mengikuti vaksin yang kedua. Adi memandang pemerintah perlu segera memperbaiki kinerjanya. 

Ia pesimistis covid segera musnah dari muka bumi ini kalau kondisinya seperti ini. Sementara dirinya mendengar informasi, jika ingin bebas covid maka 70% warganya harus sudah divaksin. 

“Percuma kalau pejabat kita punya target 50% atau berapa persen warganya sudah divaksin, kalau kondisinya seperti ini sih. Selain itu, ironis juga sih lagi sibuk begini Puskesmas Kramatmulya malah dibongkar,” pungkasnya. (KN-1)

Senin, 16 Agustus 2021

PT Sinde Mau Dipansuskan? Pengamat: Buang-buang Waktu dan Anggaran


Kuningan News - Pro kontra menyikapi PT Sinde, itu biasa terjadi di era refomasi. Namun semua harus berujung dengan keputusan yang mengutungkan semua pihak. 

"Ya harus menguntungkan semua pihak lah, baik rakyat Kuningan, pemda, rakyat di lingkungan setempat dan PT Sinde sendiri," ujar Pengamat Sosial Politik, Abidin SE, Senin (16/8/2021).

Caranya, imbuh Abidin, yaitu dengan menyikapinya secara bijak, duduk bersama bermusyawarah antara eksekutif, legislatif, PT Sinde dan tokoh masyarakat setempat yang keterkaitanya dengan domisili usaha PT tersebut. 

"Saling menghormati, saling mengingatkan sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. PT Sinde akan menambah energi baru di Kab Kuningan sebagai lokomotif ekonomi baik untuk PAD maupun personal rakyat Kuningan yang tersedianya lapangan pekerjaan," kata Abidin. 

Pihak perusahan juga, sambung dia, harus mengedepankan kearipan lokal. Hormatilah masyarakat di lingkunganya. berkolaborasi dengan pemdanya dan kooperatif terhadap para wakil rakyatnya yaitu DPRD Kab Kuningan. 

Adanya pendapat dengan diselesaikan gugatan ke PTUN benar dan tidak diharamkan. Tapi itu juga bukan jalan akhir sepanjang masih bisa dimusyawarahkan.

"Karena kalau terjadi pertempuran jalur hukum rugi semuanya. Karena yang menang jadi api yang kalah jadi arang. Hanya dengan cara duduk bersama insya Alloh semua masalah dapat diselesaikan dengan hasil baik untuk semua pihak," saran dia.

Adanya niatan Dewan untuk memansuskan (Pansus Pengeboran). PT Sinde, Abidin merasa keberatan. Sebab yang namanya investor membawa modal mau ikut andil dalam membangun Kuningan.

"Masa sih mau bawa modal ikut andil membangun Kuningan mau dihakimi secara politik. Buang-buang waktu dan anggaran," tandas Abidin. (KN-1)

Baliho Marak saat Rakyat Susah, Simpati atau Antipati?


Kuningan News
– Maraknya pemasangan baliho yang beraroma politik belakangan ini menuai kontroversi. Kendati tidak melanggar aturan, perhelatan politik masih sangat jauh (dijadwalkan 2024) juga pada saat rakyat terengah-engah dan menjerit karena wabah pandemi yang berkepanjangan. 

“Tentunya sangat menyakiti perasaan rakyat. Padahal masih banyak rakyat yang sangat membutuhkan kepedulian dan uluran tangan dari mereka yang berstatus tokoh politik,” kata Ketua F-Tekkad, Soejarwo. 

Pemasangan baliho yang dipastikan menghabiskan anggaran yang tidak sedikit itu saat rakyat kebanyakan dalam kondisi susah, dikhawatirkan akan menjadi action yang kontraproduktif. Artinya dengan pemasangan baliho tersebut dengan tujuan meraup simpati dari masyarakat, hasil yang didapat malah sebaliknya, yakni sikap antipati dari rakyat. 

Padahal untuk mendapat simpati dari rakyat, masih ada action yang lebih produktif dari sekedar melakukan pemborosan dengan pemasangan baliho. Jika anggaran "balihonisasi" dialihkan kepada kebutuhan mendesak rakyat, hasil yang didapat akan lebih optimal, karena lebih mengesankan bahwa tokoh-tokoh yang "mejeng" di baliho memiliki kepedulian social. 

“Pendekatan langsung dengan memahami apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dalam situasi saat ini, terlebih dapat memenuhinya akan menjadi modal "pendekatan" yang lebih efektif dibanding sosialisasi dengan "kemegahan" baliho,” pungkasnya. (KN-1)

Minggu, 15 Agustus 2021

Bansos Rp1,55 Miliar Diduga Salah Sasaran, GMNI Mau Demo Lagi


Kuningan News – Aksi turun ke jalan yang dilancarkan Kamis (12/8/2021) menyoal dana Bansos (Bantuan Sosial) bagi masyarakat terdampak covid, rupanya bukan hanya sekadar gertak sambal. Para aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kuningan bakal turun kembali.

Hanya saja, aksi yang sedianya hendak dilancarkan Senin (16/8/2021) besok, mengalami pengunduran. “Tetap kita jadi aksi. Hanya diundur Kamis. Nanti saya infokan ya,” janji Ketua GMNI Kuningan, Aji Faudji kala dikonfirmasi KuninganNews mala mini (15/8/2021).

Mahasiswa yang akrab disapa Wowo itu menegaskan, pihaknya tidak merasa puas atas aksi kemarin. Kendati di media Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kuningan, Dudy Budiana telah memberikan penjelasan, namun dirinya tetap tidak merasa puas.

“Pemerintah masih lemah dalam menampung aspirasi, bahkan yang menjadi permintaan kami pun engga bisa dibuktikan. Menurut kami jawabannya kurang rasional,” tandas Wowo. 

Ia menegaskan kembali, sesuai dengan data dari BPK RI, dana bansos 2020 menurutnya tidak tepat sasaran. Ketidaktepatan sasaran tersebut merupakan bentuk pemborosan anggaran. 

“Uang Rp1,55 miliar itu besar loh. Masa dibuang begitu saja. Itu namanya pemborosan,” ketus Wowo. 

Sementara itu, Kamis (12/8/2021) lalu puluhan mahasiswa mengontrog kantor Dinas Sosial yang berlokasi di Jl Siliwangi-Cirendang, bekas kantor BKPSDM. Mereka menyoal dana bansos hasil temuan BPK dimana 7.761 keluarga penerima tergolong invalid data. 

“Kemana larinya anggaran tersebut? Saya konfirmasi ke beberapa desa bahwa ada invalid data yang tidak terkondisikan. Lantas siapa yang bertanggungjawab? Desa melempar ke Dinsos, lalu Dinsos cuci tangan seolah desa yang salah,” teriak Wowo. 

Rp1,55 miliar dia hitung dari akumulasi jumlah penerima bansos yang datanya invalid 7.761, dikali bantuan yang diberikan senilai Rp200 ribu. 

Sedangkan Kadinsos, Dudy Budiana membantah pemborosan anggaran. Ia mengatakan tudingan itu tidak benar karena bantuan tetap tersalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan. 

“Mengenai invalid data, itu ditemukan setelah audit BPK. Invalid di sana itu terdiri dari beberapa item diantaranya tidak punya NIK, invalid NIK, double atau ganda,” jelas dia. 

Kalau disebut pemborosan, dirinya tidak terima. Sebab bantuan sampai kepada yang berhak yang dibuktikan oleh tanda terima dan berita acara. 

Persoalan NIK (Nomor Induk Kependudukan), imbuh Dudy, ada yang online dan ada juga yang belum online alias versi lama. Masyarakat yang tidak punya NIK, bukan berarti tidak menerima bantuan. 

“Administrasi itu bisa diselesaikan belakangan. Yang utama itu keselamatan jiwanya terlebih dulu,” tandas Dudy usai demo waktu itu. (KN-1)

Sabtu, 14 Agustus 2021

Lucu! Masa Dewan Ngundang Sinde Via WhatsApp. Zul: Kata Siapa?



Kuningan News - Undangan DPRD Kuningan kepada PT Sinde yang melalui WhatsApp ditertawakan Atang, warga Cipari Cigugur. Pria yang belum lama ini melayangkan laporan resmi ke Badan Kehormatan (BK) itu menilainya tidak etis.

"Menurut saya sangat lucu. Saya melayangkan surat laporan resmi ke BK hanya karena ada beberapa kesalahan karena keterbatasan saya sebagai masyarakat yang awam malah dibilang laporan sampah. Ini lembaga sekelas DPRD mengundang perusahaan kelas  nasional hanya menggunakan WhatsApp," celetuknya, Sabtu (14/8/2021).

Dalam masalah ini dirinya mengaku tidak berpihak kemanapun karena tidak ada kepentingan apapun dalam masalah sengketa antara PT Sinde dengan masyarakat. Tapi menurut pandangannya disini yang sangat dirugikan justru masyarakat. 

"Pihak PT Sinde wajar kalau tidak datang karena tidak menerima undangan resmi. Ketidakhadirannya tidak dapat disalahkan dan tidak rugi apa-apa. Tapi masyarakat yang berharap dapat menyampaikan langsung aspirasinya dan dengan hadirnya pihak PT Sinde dalam audiensi kemarin dapat segera memberikan solusi bagi mereka sehingga masalah ini tidak berlarut-larut," tuturnya.

Atang berharap, jangan sampai dugaan ketidakprofesionalan lembaga DPRD Kuningan itu ternyata benar merugikan masyarakat. Ini harus segera dibenahi. Jangan sampai lembaga DPRD jatuh wibawa karena hal itu.

Terlebih, imbuh dia, tidak sedikit anggota DPRD Kuningan yang menjadi netizen ketika ada sebuah permasalahan justru sibuk membuat status di Facebook, bukan bertindak sesuai fungsi dan kewenangannya. 

"Apa bedanya wakil rakyat yang kami gaji puluhan juta termasuk berbagai tunjangan dan lainnya jika hanya menjadi netizen kamipun bisa," sindirnya.

Dia meminta tolong jangan terus-terusan kecewakan rakyat dengan tingkah yang memang terlihat lucu namun sangat menyedihkan. Jangan ada lagi undangan resmi lewat WhatsApp. Jangan ada lagi status-status curhat setiap ada permasalahan baik dengan eksekutif maupun sesama legislatif. 

"Lembaga wakil rakyat adalah lembaga yang mewakili kami, tolong jangan permalukan kami," pintanya.

Kendati demikian, Atang tidak memukul rata semua anggota DPRD Kuningan yang melakukan praktik seperti itu. Ada beberapa yang memang layak, salahsatunya yang kemarin baru saja dengan jiwa kesatria mengundurkan diri untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan menjaga marwah lembaga. 

"Jadi kalau memang ada yang berbuat salah dan tidak mampu tak perlu diminta turun oleh rakyat, lebih baik tau diri dan mundur dengan gagah," ketusnya.

Ketika dikonfirmasikan Ketua DPRD Kuningan, Nuzul Rachdy malah balik bertanya, mengundang via WhatsApp itu kata siapa. Ia menjelaskan undangan disampaikan melalui desa karena kurir tidak tahu PT Sinde. 

"Terus desa sanggup mengantarkan, tapi karena gak ada suruhan, suratna di foto ku kuwu di WA keun ka manajemen. Tapi pagi disusul keun deui ku kurir ke PT Sinde," jelas Zul.

Ia mengungkapkan, sudah sangat lazim surat undangan bahkan surat panggilan sepenting apapun kalau tidak bisa kepada yang bersangkutan, diserahkan ke desa dan diterima langsung oleh kepala desa.

Lebih jauh Zul menegaskan upaya dewan mengantarkan surat undangan sudah maksimal. 

"Karena malam sebelumnya kita chek katanya pihak manajemen belum menerima suratnya secara fisik, melainkan hanya mendapat foto undangan dari kepala desa melalui WA, maka paginya saya perintahkan sekretariat untuk mengirim ulang. Ini bukti fotonya," paparnya.


Jadi kesimpulannya, menurut Zul, sebenarnya pihak manajemen sudah tau ada undangan. Dan ini sudah diakui oleh pengacaranya sebagaimana dikutip media.

"Sebenarnya ia sudah mau hadir, tapi sengaja untuk tidak hadir karena tidak mendapat undangan secara fisik'. Nah artinya kan manajemen tau ada undangan. Terlepas dari itu semua yang akan kita mediasi ini kan kepentingan PT Sinde. Kooperatif sedikitlah," pintanya.

Apalagi, tambah Zul, Sinde mencontohkan presiden dan BIN bisa juga dibohongi kalau tidak mendapat undangan secara fisik. Analogi itu dinilainya sangat berlebihan.

"Sayapun sebagai pimpinan dewan hampir setiap hari mendapat undangan mulai dari presiden, menteri dan gubernur rapat virtual, apakah saya harus menanyakan surat undangan secara fisik," pungkas politisi PDIP tersebut. (KN-1)

Rabu, 09 Juni 2021

Dilantik Ketigakalinya, Deni Erlanda Ditarget 80 Ribu Pelanggan

 


Kuningan News – Tantangan H Deni Erlanda SE MSi dalam memikul jabatan direktur Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Kamuning Kuningan yang ketigakalinya semakin besar. Bupati H Acep Purnama MH selaku Kuasa Pemilik Modal (KPM) menargetkan 80 ribu lebih pelanggan.

 Target ini dilemparkan Acep usai melantik Deni di Aula PAM Tirta Kamuning Rabu (9/6/2021). Hadir Wabup M Ridho Suganda MSi dan Sekda Dr H Dian Rachmat Yanuar MSi. Tampak hadir pula Asda II Dr Deni Hamdani yang menjabat Dewan Pengawas PAM Tirkam Kuningan.

 “Kebutuhan masyarakat akan air bersih semakin tinggi. Maka dari itu diperlukan perluasan jaringan sambungan rumah sehingga harus ada pencapaian target. Sampai 5 tahun ke depan targetnya 80 ribu lebih sambungan rumah (SR),” tegas Acep dihadapan Deni.

 Orang nomor satu di kota kuda ini menyebutkan, sekarang ini jumlah pelanggan PAM telah mencapai 58 ribu SR (Sambungan Rumah). Dalam kurun waktu 5 tahun kedepan, ia meyakini target 30 ribu tambahan SR bisa tercapai.

 Sementara itu, sumpah jabatan kembali diucap Deni Erlanda dibawah Alquran, dihadapan bupati serta disaksikan rohaniawan.

 Sumpah jabatan itu diucapkannya ketika menerima kembali jabatan direktur Perumda Air Minum (PAM) Tirta Kamuning, pada Rabu (9/6/2021) pagi.

 Deni sendiri sebelumnya menjabat direktur di perusahaan ini, yang sebelumnya bernama PDAM Tirta Kamuning. Saat status masih Perusahaan Daerah, Deni sudah dua periode menjabat.

 Ini yang ketiga kalinya ia menjabat direktur. Namun kalau menghitung status baru Perumda (Perusahaan Umum Daerah), maka jabatannya sekarang kembali yang pertama.

 Dalam sumpah jabatan yang dilakukan di Aula PAM Tirta Kamuning tersebut, Deni bersumpah untuk melakukan yang terbaik untuk PAM.

 Deni, selain dibebankan target ‘air mengalir sampai jauh’ juga berjanji untuk tidak melakukan Korupsi Kolusi dan Nepotisme. (KN-1)

Senin, 26 April 2021

PKS Muda Terus “Bergerilya”

 


Kuningan News – Sebagai kader muda Partai Keadilan Sejahtera (PKS), kaum milenial yang tergabung dalam PKS Muda Chapter Kuningan terus “bergerilya”. Akhir pecan kemarin saja, mereka turun ke jalan guna membagi-bagikan takjil. 

Target operasi PKS Muda ini dilancarkan di sekitaran Masjid At Taqwa Ciawigebang. Mereka berkolaborasi dengan BPKK PKS DPC Ciawigebang. 

“Ahad kemarin, tanggal 25 April 2021 alhamdulillah kami dari PKS muda Chapter Kuningan dapat memberikan sedikit kepedulian kepada masyarakat Ciawigebang dengan membagikan takjil,” ujar Ketua PKS Muda, Ade Zezen. 

Saat itu, Jalan Raya Ciawigebang terlihat ramai terutama sekitar Masjid At-Taqwa. Sempat terjadi kemacetan, namun dengan sigap petugas dari kepolisian langsung menertibkan arus lalu lintas sehingga normal kembali. 

Dalam kegiatan tersebut para kader PKS tetap mematuhi protokol kesehatan dengan memakai masker, memakai sarung tangan dan tetap menjaga jarak agar terhindar dari penularan covid 19. 

Mereka membagikan takjil dengan sangat antusias. Jumlah takjil yang disebar kurang lebih 300 bungkus langsung habis hanya dalam waktu beberapa menit saja. Masyarakat terlihat senang dan bahagia menerima bingkisan tersebut. 

"PKS Mantap," celetuk seseorang yang sedang berkendara motor yang mendapatkan takjil.

 


Dengan adanya kegiatan ‘PKS Muda Berbagi’ ini, Ade Zezen berharap semoga keberadaan PKS makin bermanfaat bagi masyarakat, juga PKS makin berjaya. 

"Semoga yang sedikit tersebut dapat bermanfaat dan dapat dinikmati bersama keluarga. Dan jangan lupa sebelum berbuka doakan PKS, doakan Kabupaten Kuningan dan doakan Indonesia doakan yang terbaik!," seru Ade Zezen. (KN-1)

Minggu, 11 April 2021

Wow…Dewan Minta Naik Gaji Hampir Rp50 Juta

 


Kuningan News – Meski gajinya sudah diatas 30 juta rupiah, anggota DPRD Kuningan sedang mengupayakan naik gaji. Nominalnya fantastis terutama dari tunjangan perumahan dan tunjangan transportasi.

 Tunjangan perumahan misalnya, tahun lalu hanya sebesar Rp11 juta untuk anggota, Rp13 juta untuk wakil ketua dan Rp15 juta untuk ketua dewan. Tahun 2021 ini direvisi menjadi Rp13 juta untuk anggota, Rp16 juta untuk wakil ketua dan Rp10 juta untuk ketua dewan.

 Pada rapat beberapa hari lalu, badan anggaran dewan melaksanakan rapat. Didalamnya terdapat usulan untuk menaikan tunjangan perumahan Rp10 jutaan sekaligus. Untuk anggota jadi Rp23 juta, wakil ketua dan ketua dewan sebesar Rp26 juta.

 Bukan hanya pada item tunjangan perumahan, usulan kenaikan tersebut dilakukan pula pada item tunjangan transportasi. Dengan dasar hasil appraisal Unpas, pimpinan dewan meminta agar tunjangan transportasinya menjadi Rp23 juta tanpa kendaraan. Sedangkan anggota sebesar Rp14,5 juta.

 Dari data yang diperoleh kuningannews.com, besaran tunjangan transportasi sebelumnya berada diangka Rp9 juta untuk anggota. Sedangkan untuk pimpinan dewan, kendaraan plus BBM sebesar Rp12 juta.

 Tahun 2021, tunjangan untuk anggota menjadi Rp11 juta sedangkan pimpinan dewan sebesar Rp12 juta (kendaraan plus BBM).  Belakangan ini diusulkan untuk ditaikkan sehingga dapat diterapkan kedepannya.

 Menanggapi hal itu, sejumlah pengamat merasa prihatin. Seperti yang disampaikan Direktur Merah Putih Institute, Boy Sandi Kartanegara.

 “Saya hargai keinginan kawan-kawan DPRD untuk meminta kenaikan berbagai tunjangan yang biasa dinikmati setiap bulannya, cuma rasa-rasanya seperti kurang adil ya ketika kondisi daerah khususnya sedang menghadapi situasi seperti ini koq nuntut kenaikan,” kata Boy, Minggu (11/4/2021).

 Harus disadari bahwa semua sektor sedang terpukul akibat pandemic. Ia justru mempertanyakan kenapa tunjangan dewan minta naik ketika semua sedang turun. Boy memahami mungkin beban kerja DPRD kian hari kian berat. Hanya sekali lagi situasi dan kondisinya sangat tidak tepat.

 “Kalau ukuran kenaikan itu adalah kinerja, maka kita bisa evaluasi bersama bagaimana kinerja DPRD tahun lalu. Apakah sudah memuaskan karena semua produk-produknya bermanfaat besar bagi kesejahteraan rakyat yang diwakilinya? Ini kan hal-hal yang kemudian harus dijawab bersama,” ucapnya.

Dirinya berharap, tuntutan kenaikan tunjangan tak perlu dilanjutkan tahun ini. Boy meminta para wakil rakyat untuk bersabar. Justru seharusnya DPRD ikut mendorong percepatan kemandirian daerah dalam membiayai jalannya pemerintahan dan pembangunan.

 “Kalau sudah bisa mencapai 90%an, minta helikopter sekalipun, sudah masuk akal,” ketusnya.

 Senada dengan Boy, Ketua F-Tekkad, Soejarwo pun menyesalkan adanya tuntutan kenaikan tunjangan. Menurut pria yang akrab disapa mang Ewo itu, tuntutan tersebut dilakukan ketika Pemkab Kuningan tengah dilanda kesulitan keuangan dampak covid.

 “Yang lebih memprihatinkan niat anggota Lembaga Legislatif yang salah satu fungsinya terkait Anggaran hasrat untuk melambungkan kedua tunjangan tadi, muncul ketika Pemkab Kuningan tengah dilanda kesulitan keuangan dampak dari Covid-19 yang akhirnya melahirkan kebijakan refocusing anggaran pada seluruh SKPD,” tandasnya.

 Kebijakan refocusing, imbuh Jarwo, yang berada di kisaran 30-4 persen berdampak langsung terhadap hak-hak rakyat untuk menikmati hasil pembangunan secara optimal. Ketika banyak infrastruktur yang belum "tersentuh" perbaikan karena krisis anggaran, sungguh kurang elok jika Para Wakil Rakyat memaksakan diri untuk menaikan kedua anggaran tadi.

 “Keinginan untuk menaikan tunjangan perumahan dan transfortasi bagi anggota Legislatif Kab. Kuningan kendati diyakini tidak melanggar aturan, namun tidak mustahil akan memunculkan asumsi dari masyarakat bahwa mereka kurang "peka" terhadap situasi ekonomi yang saat ini sedang dalam kondisi kurang sehat,” tukasnya. (KN-1)

Jumat, 26 Maret 2021

Buku sebagai Modal Awal dalam Seni Berkomunikasi



Oleh: Subhan Habibie (IMM FKOM UNIKU)

Banyak orang menganggap komunikasi sebagai hal yang biasa - biasa saja padahal hal yang dianggap biasa ini dapat membuat dampak yang besar. 

Komunikasi yang baik dan efektif dilakukan dengan seni berkomunikasi. Seni komunikasi adalah keahlian dan kecerdasan dalam merancang, mengemas dan menyampaikan pesan secara berisi dan cerdas. 

Seni berkomunikasi ini penting dikarenakan akan menambah kemampuan atau soft skill saat berkomunikasi dengan lawan bicara. Apalagi saya sebagai mahasiswa harus mempunyai seni dalam berkomunikasi.

Mahasiswa sering bersentuhan dengan yang namanya buku. Dan perlu diketahui juga manfaatnya buku salah satunya menjadi sebuah dasar untuk menambah wawasan dan referensi kita untuk mengembangkan kapasitas diri salah satunya yaitu dalam hal seni berkomunikasi.

Sering terjadi di beberapa kalangan mahasiswa merasa kebingungan pada tahapan dimana kita harus memulai, menjawab, dan menyelesaikan topik pembicaraan sehingga komunikasi tidak berjalan dengan baik ataupun komunikasi yang buntu.

Apalagi dalam situasi pandemi ini berkomunikasi tatap muka menjadi hal yang langka. Yang mengakibatkan kualitas berkomunikasi rendah, sehingga komunikasi hanya dilakukan berbalas pesan melalui media digital, salah satu contohnya hanya berbalas pesan di WhatsApp.

Karena mau bagaimanapun sebaik-baiknya komunikasi itu bertatap muka langsung. Tidak menyenangkan juga bila saat berdialog dengan lawan bicara, berbicaranya itu tidak karuan dan tidak tahu harus menghadapinya seperti apa.

Agar tidak terjadinya penurunan kualitas berkomunikasi yaitu dengan cara sering mendengarkan lalu menganalisisnya dan membaca buku untuk menambah wawasan dan referensi untuk mempertajam Intelektualitas diri sehingga terciptanya seni berkomunikasi yang berbobot.

Saya bangga dan bersyukur ketika menjadi Kader IMM Kuningan, karena dengan ber-IMM saya bisa membedah buku apapun melalui program bedah buku yang sudah di canangkan oleh IMM Kuningan sehingga keilmuan saya bisa bertambah khususnya menjadi modal awal dalam seni komunikasi.

Selasa, 23 Maret 2021

Pentingnya Public Speaking Khususnya Sebagai Mahasiswa

 


Kuningan News - Pentingnya publik speaking dalam kehidupan dikampus maupun dimasyarakat. Public speaking adalah kemampuan berbicara didepan orang banyak atau di depan umum yang bertujuan untuk memberikan informasi, mempengaruhi, atau menghibur orang banyak.

Public speaking itu penting karna selain bisa meningkatkan kemampuan berbicara didepan orang banyak, kemampuan public speaking juga bisa meningkatkan kualitas diri, membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis,dan meningkatkan kemampuan untuk menjadi seorang pemimpin.

Tapi, masih sedikit orang yang menyadari pentingnya menguasai kemampuan public speaking. Apalagi sekarang dimasa pandemi covid-19 serba online dan berkurangnya interaksi dan komunikasi secara langsung.

Untuk membentuk kemampuan public speaking yaitu dengan cara sering bersosialisasi dengan sesama mahasiswa sehingga terciptanya sebuah kepercayaan diri dalam diri kita.

Mengimplementasikan kemampuan Public Speaking di dunia mahasiswa salah satunya pada saat berdiskusi sehingga terciptanya sebuah dialog untuk menambah kepercayaan diri kita dalam hal melakukan Public Speaking.

Maka dari itu marilah kita tingkatkan kualitas diri kita untuk menunjang masa depan yang baik. Khususnya untuk mahasiswa di kabupaten kuningan yang ingin mempunyai kemampuan dalam melakukan Public Speaking. Marilah bergabung dan belajar bersama saya di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kuningan (IMM) dan mari kita berproses bersama untuk menggapai harapan dan cita-cita kita.

Wina Nurhasanah (Kader IMM Kuningan)

Acara Meuting Hima Akuntansi dengan Potret yang Berbeda



Kuningan News - Tepatnya pada tanggal 21 Maret 2021, Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan telah menyelenggarakan kegiatan Meet up Accounting atau biasa disebut Meuting dengan mengangkat tema yaitu “Together Build Creativity and Experience for Accounting Cultures“. Kegiatan Meuting ini berlangsung dari tanggal 19-21, Maret 2021 yang diikuti oleh 141 mahasiswa. Dan dibagi menjadi 10 kelompok sesuai dengan domisilinya.

Kegiatan Meuting ini bertujuan untuk menyambut dan menjalin silaturahmi antarmahasiswa khususnya untuk mahasiswa baru serta meningkatkan kreativitas mahasiswa di masa pandemic Covid-19 dengan memanfaatkan teknologi yang ada. 

"Adapun pada kegiatan Meuting ini kami menyelenggarakannya dalam bentuk yang berbeda, pada periode sebelumnya kegiatan Meuting ini diselenggarakan seperti kegiatan camping," tutur Aneu Triana, Ketua Hima Akuntansi Uniku.

Bentuk kegiatan Meuting kali ini yaitu membuat sebuah Mini Project yang dilakukan perkelompok, dimana tiap kelompok akan dibimbing oleh 1 orang PK (Pembimbing Kelompok). Bentuk kegiatan tersebut tentunya telah menyesuaikan dengan keadaan saat ini yang masih dibatasi karena pandemi Covid-19.

Hari pertama dimulai dengan opening ceremony dan dilanjut pemaparan materi oleh Dr. Dadang Suhardi, S.E., M.M., dan Dani Ahmad Darojat, S.E. yaitu mengenai leadership, kemahasiswaan, dan sharing berbagai pengalaman terkait organisasi.

Hari kedua yaitu presentasi mini project dari tiap kelompoknya yang akan dinilai oleh 3 dewan juri. Hal tersebut dapat melatih public speaking mahasiswa akuntansi.

"Hari ketiga yaitu closing ceremony dan penyerahan hadiah kelompok terbaik dan video terhits," sebutnya.

Kegiatan Meuting ini telah berjalan dengan lancar dan sukses. Kami selaku panitia pelaksana kegiatan Meuting berharap kegiatan ini dapat berkelanjutan dan tidak hanya stuck disini. Karena semakin banyak orang yang kesulitan mencari pekerjaan, maka dari itu kita harus menjadi job creator bukan job seeker.

"Mahasiswa Akuntansi harus menjadi mahasiswa yang unggul sesuai dengan Akreditasi Prodi Akuntansi sekarang yaitu telah terakreditasi A," seru Aneu. (KN-1)

Kejaksaan Didemo


Kuningan News - Sejumlah masyarakat berkumpul di depan Kejaksaan Negeri Kuningan pada Selasa (23/3/2021) siang.

Massa yang mengatasnamakan masyarakat peduli Kuningan itu, terlihat melakukan aksi damai dengan duduk bersila dan mengatur jarak.

Dalam pamflet yang disebar sebelumnya, aksi tersebut merupakan seruan aksi bela keadilan-bela ulama dengan aspirasi bebaskan Habib Riziq Syihab.

Massa sendiri, terlihat duduk tenang bersila di depan gedung Kejaksaan Negri Kuningan di Jalan Aruji meski cuaca panas.

Orator sendiri, bergantian menyuarakan aspirasinya. Salah satunya Dadan Somantri, dirinya menyuarakan bahwa aksi dan pernyataan sikap yang disebutnya dilakukan di beberapa tempat bisa menjadi pertimbangan Mahkamah Agung.

"Jangan sampai penegak hukum, malah tidak menaati hukum," sebutnya dalam salah satu kalimatnya, saat mendorong sidang offline HRS. (KN-3)

Senin, 08 Maret 2021

Kampung Situ Desa Geresik Langganan Banjir

 


Kuningan News – Hujan deras yang mengguyur Desa Gersik Kecamatan Ciawigebang, Minggu (7/3/2021) membuat 4 rumah di Dusun Situ RT 05/10 terendam.

Rumah terendam sekitar 20 cm itu karena luapan sungai yang berada di kampung tersebut. Air melimpah sedangkan sungai kecil sehingga meluap.

Adapun empat rumah yang terendam itu diantaranya milik Warlim dan Wawan. Saat ini hujan belum reda sehingga warga masih was-was banjir semakin tinggi.

“Meluapnya sekitar jam 15.30 WIB. Ini bukan kali pertama tapi sudah beberapa kali,” ujar Kades Geresik Parman, Minggu malam.

Kades yang kerap dipanggil Ipong itu meluruskan meski terjadi banjir tapi hanya satu rumah yang terendam 10 cm. Sedangkan 3 rumah hanya terasnya saja.

“Banjir tidak bisa dibendung karena debit air besar. Kondisi ini karena hujan lebat,” tandasnya.

Pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan normalisasi aliran sungai. Pasalnya, terjadi pendangkalan yang cukup parah akibat ada alih fungsi.

“Dulu lebarnya 10 meter, kini tinggal 4 meter dan kedalaman pun kini hanya 1 meter, sebelumnya 2 meter. Ini harus menjadi perhatian warga,” jelasnya.

Sebenarnya sungain ini menjadi tanggungjawab desa karena tidak masuk DAS Cisanggarung. Tapi pihaknya yakin dengan dana Rp30 juta bisa untuk normalisasi sungai.

“Sekarang sih sudah surut dan sudah dibersihkan warga rumah yang kemasukan air. Terkait kerugian belum diketahui,” sebutnya.

Terpisah, Kalak BPBD Kuningan Indra Bayu Permana membenarkan terjadi banjir. Pihaknya sedangan memantau dan menghubungi.

“Laporan sementara kita susun. Banjir karena hujan deras,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang warga setempat, Wawan membenarkan bahwa kampungnya kerap dilanda banjir. Tak heran jika muncul istilah langganan banjir. (KN-2) 

Jumat, 26 Februari 2021

Ini Mobil Proton yang Diduga Hasil Korupsi Mantan Kepala SMKN 1 Luragung

 


Kuningan News – Setelah pihak Kejari Kuningan melakukan jumpa pers terkait kasus korupsi Kepala SMKN I Luragung yang sudah P21, Kamis (25/2/2020) giliran Satreskrim Polres Kuningan menggelar press release kasus yang sama. Meski tersangka tidak dihadirkan dan tidak ditahan, tapi selama ini MR (56) wajib lapor.

“Uang hasil korupsi BOS dan DSP tahun anggran 2014/2015 itu oleh tersangka dibelikan mobil dan dicicil setiap bulan,” ujar Kapolres Kuningan AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya SIK MSi melalui Kasat Reskrim AKP Danu Raditya Atmaja SE SIK MH, kepada wartawan di Aula WSP. 

Doffie yang juga didampingi Kanit Tipikor Ipda Yaseri Eko Gurit Sinandito SE MM, selain itu juga uang digunakan untuk kepentingan pribadi diantaranya tambahan gaji/penghasilan kepala sekolah setiap bulannya. 

Berdasarkan laporan hasil perhitungan kerugian negara yang dilakukan oleh auditor Inspektorat Kuningan, perbuatan tersangka telah merugikan keuangan negara sebesar Rp. 290.429.226,- (Dua ratus sembilan puluh juta empat ratus dua puluh sembilan ribu dua ratus dua puluh enam rupiah). 

Sebenarnya anggaran pada BOS dan DSP itu total Rp4,4 miliar oleh pelaku disetor ke rekening Rp4,1 miliar lebih atau pelaku memotong anggaran sebesar 15 persen. 

Sementara itu, barang bukti terkait kejahatan yang dilakukan tersangka yang dijadikan alat bukti adalah berupa dokumen terkait penyaluran penggunaan Dana BOS Pusat, BOS Provinsi dan DSP SMKN 1 Luragung TA 2014 dan 2015. 

Selain itu juga uang tunai senilai Rp21.526.500, satu unit mobil merk Proton type Exora 1.6L M/T Fl Base Line Nopol : E-1397-YA tahun 2012 warna Silver beserta STNK dan BPKB atas nama Tersangka. 

“Kami mendapatkan laporan baru kami bergerak dan memang terbukti. Siapa yang melaporkan kasus ini menjadi rahasia kami,” pungkasnya. 

Pertanyaan ini dilontarkan wartawan karena diperoleh kabar ada pasukan sakit hati dan pelaku sendiri melakukan sendiri tidak berjamaah. (KN-2)

Karena Kuningan Zona Merah, 11 Ruas Jalan Ini Ditutup

 


Kuningan News – Dampak Kabupaten Kuningan masuk zona merah, maka akan diberlakukan jam malam setiap Sabtu dan Minggu. 

Pemberlakukan jam malam ini akan berlaku mulai Sabtu (27/2/2021). Dari data yang kuningannews.com peroleh dari Polres Kuningan total ada 11 ruas jalan yang akan ditutup. 

“SE Bupati akan direvisi. Penutupan jalan setiap malam Sabtu malam Minggu. Dan Minggu pagi sampai turun ke orange,” ujar Kapolres Kuningan AKBP Doffie Fahlevi Sanjaya SIK MSi melalui Kasubbag Dal Ops Bag Ops Polres Kuningan AKP Harminal MH, Kamis (25/2/2021) malam. (KN-2) 

Penutupan jalan malam Sabtu malam Minggu dari pukul 18.00 WIB sampai 06.00 WIB Yaitu:  

1.Rest Are Cirendang 

2.Lamer Cijoho 

3.Yamsik 

4.Jalan Wijaya 

5.Jalan Pramuka 

6.Syeh Maulana Akbar 

7.Juwita 

8.Gotong royong 

9.Kemenag 

10.Simpang Tiga Jalan Dewi Sartika 

11.Jala Sudirman BNI

 

Minggu. 06.00 Wib s/d pukul 21 00 WIB 

1.Pandapa 

2.Taman Kota 

3.Taman Cirendang 

4.OS Kertawangunan 

5.OS Galeri 

6.Alun-alun cilimus 

7.Alun-alun Ciawi 

8.Alun-alun Luragung