Kuningan News - Desa
Galahaerang merupakan salah satu desa yang berada di wilayah hukum Kecamatan Maleber
Kabupaten Kuningan, awalnya merupakan suatu daerah yang merupakan pembukaan
lahan oleh para pejuang Mataram yang berekspansi ke wilayah tersebut (Galaherang).
Mereka mendirikan sebuah tempat pemukiman. Beberapa nama para pejuang yang
dikenal bernama Syekh Jamaludin Malik. Ia mempunyai dua orang putra bernama Mbah
Buyut Arsanudin dan Mbah Buyut Arsanata. Kedua orang inilah yang menjadi sosok
dalam kisah cikal bakal terbentuknya nama Galaherang. Konon katanya, pada waktu
itu Mbah Buyut Arsanata menancapkan sebuah tongkat dengan cara berjalan, tongkat
itu dimaksud untuk mencari sumber mata air yang sekarang disebut sungai Cigalaherang.
Desa Galaherang memiliki luas wilayah ±32 km²,
berada diketinggian 1000-1500 Mdpl dengan iklim tropis. Secara
administratif terdiri dari 6 Rukun Warga dan 11 Rukun
Tetangga yang dibagi dalam 6 Dusun. Desa ini memiliki populasi jumlah
penduduk 4.039 orang, dan jumlah kepala keluarga 1.211 orang. Karena luas
wilayah dan besarnya populasi penduduk, dalam sejarahnya desa ini pernah
dimekarkan menjadi Desa Mekarsari yang terletak di sebelah Barat Desa
Galaherang. Desa Mekarsari menjadi jalur utama memasuki wilayah Desa
Galaherang. Warga di Desa Galaherang ini mayoritas berprofesi petani,
selebihnya berdagang dan pegawai pemerintah.
Desa Galaherang
memiliki
destinasi wisata yang menawarkan
keindahan panorama, dan keramah tamahan warga desanya seperti desa lainnya di Kabupaten
Kuningan. Tentunya masing-masing desa punya ciri khas dan keunikan tersendiri,
baik panorama alam, kuliner, budaya, kesenian, dan sumber daya alam yang
dimiliki sebagai kekayaan dan aset desa.
Tidak terkecuali di Desa Galaherang, Kecamatan
Maleber yang dikenal memiliki keindahan panorama alam pedesaan yang eksotik,
kuliner tradisional yang unik khas panganan kampung, dan sentra kerajinan dari
bahan batu yang diambil dari gunung. Desa ini juga masih menjaga tradisi budaya
wawar, kesenian rudat, dan pencak silat yang diwariskan dari para leluhur
pendiri desa.
Kekayaan wisata desa dan kearifan lokal yang
dimiliki, Desa Galaherang mampu menawarkan pengalaman baru bagi wisatawan yang
berkunjung ke desa yang dikenal saat ini tengah menjadikan desanya sebagai
sentra budidaya perikanan lele.
Desa Galaherang berada di sebelah Timur Kota
Kuningan. Butuh waktu 25 menit perjalanan dengan kendaraan roda dua untuk bisa
sampai ke Desa Galaherang. Desa ini bertetangga dengan Kecamatan Lebakwangi di
sebelah Utara, dan Kecamatan Luragung di sebelah Timur. Sebelah Utara desa
terdapat bentang panjang daerah aliran sungai (DAS) Cisanggarung, yang aliran
airnya bermuara di Laut Cirebon.
Saat mengunjungi Desa
Galaherang, kamu bisa mengunjungi beberapa destinasi wisata menarik. Banyak
juga spot bagus untuk berswafoto dengan beda-beda tema lokasi destinasi.
Berikut beberapa lokasi wisata yang bisa kamu jelajah :
1. Bukit Pasir Ipis
Wisatawan bisa menikmati
panorama alam dari Bukit Pasir Ipis. Lokasi ini tepat berada di daerah
perbukitan di bawah kaki gunung Kalaban, yang sekelilingnya kamu bisa melihat
hijaunya gunung dan hutan, area perkebunan, hamparan persawahan dan aliran
sungai Cisanggarung yang membentang panjang. Kamu juga bisa mendirikan tenda
untuk berkemah.
Disaat memasuki musim membajak sawah, menanam
padi, dan saat panen, pengunjung bisa ikut membantu aktivitas kerja petani
turun ke sawah. Saat membantu petani, disini kamu bisa merasakan dan mendapat
pengalaman baru menjadi petani. Di dekat Pasir Ipis tidak jauh dari makam Mbah
Buyut Sanding Gunung sang pendiri dan kepala Desa Galaherang pertama, kamu juga
bisa mengunjungi aliran sungai kecil yang sumber airnya langsung dari Gunung
Kalaban.
Menurut Kepala Desa Galaherang,
Tata Subrata ia menjelaskan, Pemdes tengah membangun pengembangan Bukit Pasir
Ipis. Kedepan, Bukti Pasir Ipis dengan luas area ±30 hektar akan dijadikan
wisata buah. Jenis buah yang akan ditanam antara lain mangga, duren dan
alpukat. Saat ini sudah ditanam pohon mangga. Selain wisata buah, Bukit Pasir
Ipis akan dibangun sentra Peternakan Sapi khusus penggemukan. Tata menambahkan,
pemdes sudah membangun akses jalan menuju lokasi Bukit Pasir Ipis.
2. Curug Goong
Setelah dari Bukit Pasir Ipis disebelah barat
desa, kamu bisa melanjutkan perjalanan mengunjungi Curug Goong di sebelah kidul
(Selatan) desa. Di lokasi ini kamu bisa sepuasnya bersuka ria main air sungai.
Bisa merasakan sensasi di guyur dari curugan air setinggi ±10 meter. Curug
Goong ini berada di aliran sungai yang sumber airnya langsung dari Gunung
Kalaban.
Curug Goong sendiri berada di lembah gunung
Kalaban, dengan pemandangan di sekelilingnya hijau hutan yang lebat,
perkebunan, dan area persawahan. Di sini kamu bisa menghirup udara segar dan
suasana yang sejuk, ditemani suara-suara indah dari kicauan burung di habitat
hutan.
Adapun
kuliner khas Galaherang yaitu :
1.
Rujak Ulek Bi Kinoh
Desa Galaherang juga dikenal dengan makanan
rujak ulek buatan Bi Kinoh. Lapak dagangnya berada di Blok Desa, Ibukota Desa
Galaherang. Lebih dari 40 tahun Bi Kinoh membuka usaha rujak ulek, dibantu
suaminya Mang Boja. Hampir dipastikan warga Desa Galaherang yang tinggal di
rantau kangen dengan rujak ulek Bi Kinoh. Setiap momen lebaran lapak rujaknya
akan diserbu pelanggan setianya.
Bahan rujak ulek terdiri dari beberapa jenis buah segar,
seperti mangga, boled (ubi), pepaya, pisang keueus (pisang batu), timun, jambu
air, dan beberapa jenis buah lainnya. Bahan bumbunya terdiri dari cabai, gula
merah, asam jawa, garam, terasi dibakar, dan kecap. Rujak ulek disajikan di
daun pisang. Akan jadi enak saat bumbu diracik dan di ulek oleh tangan terampil
Bi Kinoh. Dijamin kamu akan mersakan sensasi beda makan rujak ulek Bi Kinoh.
2. Golono
Desa Galaherang juga punya banyak makanan
khasnya, seperti kue pareredan, kue satu, tumpi, rengginang, papais monyong,
adas, cuhcur dan lainnya. Pangan kampung yang paling populer di desa ini adalah
Golono.
Memang unik nanamanya, Golono
dibuat dari bahan ampas tahu. Lalu ampas tahu dibuat menjadi adonan dengan
campuran beberapa jenis bumbu. Lalu di goreng dengan tepung terigu. Golono enak
disajikan untuk dimakan saat panas dengan rasa pedas. Biasanya Golono jadi
pendamping saat makan surabi, bisa juga dengan nasi.
Penulis : Maulida Ulpa (Mahasiswa Unisa
Kuningan Prodi PSY)