Kuningan News: News
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label News. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 April 2023

Mantan Ketua PSSI Didukung Relawan 32 Kecamatan untuk Jabar Satu, Muncul Jargon IBUKU

 


Kuningan News – Sebagai salah satu tokoh Jawa Barat yang lahir di Kuningan, Komjen Pol (Purn) Dr H Mochamad Iriawan SH MM MH mendapat sambutan antusias dari masyarakat Kuningan. Pria yang akrab disapa Iwan Bule itu didorong untuk mencalonkan Gubernur Jawa Barat. 

Dukungan tersebut dilontarkan para relawan saat Iwan Bule berkunjung ke Kuningan, Rabu (5/4/2023) siang. Mantan ketua PSSI ini bersilaturahmi dengan para relawannya dari 32 kecamatan di Aula RM Cibiuk Cabang Kuningan.   

“Pada prinsipnya, kami-kami ini, relawan dari Kabupaten Kuningan siap mendukung Kang Iwan,” tandas Nana Rusdiana selaku koordinator relawan.

Menurut Nana, Iwan Bule merupakan sosok yang memiliki karakter, pituin Kuningan. Iwan, imbuhnya, tergolong figur pemimpin yang sudah menunjukkan kemampuannya di berbagai institusi.

“Jadi nanti kedepan, ada harapan untuk memimpin Jawa Barat, insya allah,” tegasnya.

Iwan, datang ke Kuningan dengan deretan agenda. Mulai dari menjenguk korban tabrakan maut mobil dinas bupati, bertemu dengan PP Polri, silaturahmi relawan, bukber dengan para bacaleg Gerindra, hingga taraweh di tanah leluhurnya Desa Sagarahiang Kecamatan Darma.


Dalam berbagai kesempatan, dukungan terhadap Iwan Bule kian meluas. Bahkan muncul akronim menarik yang disematkan kepadanya yakni IBUKU. 

“IBUKU itu Iwan Bule Kuningan,” ungkap Penasehat Relawan, Awang Dadang Hermawan dalam sambutannya, yang ternyata istilah tersebut dinilai cocok oleh Iwan Bule. 

Hingga akhirnya Relawan IBUKU dideklarasikan. Awang menegaskan, dukungan terhadap Iwan bukan tanpa alasan. Disamping Putra Kuningan, ia juga dinilai sebagai orang yang pengalamannya segudang dan mumpuni.  

“Beliau ini pengalamannya segudang, Kapolda saja 3 kali, NTB, Jawa Barat dan DKI. Meski saat itu situasinya sedang sulit namun beliau mampu menjalankan tugas dengan baik,” ungkap Dadang.

Meski situasi sulit di tiga wilayah itu, ulas Dadang, Iwan dianggap berhasil menyelesaikannya dengan baik. Berbekal pengalaman yang matang itulah, dirinya mengaku punya harapan dan ekspektasi yang tinggi pada Iwan Bule, termasuk jika nanti memimpin Jawa Barat.

“Beliau harus fokus, serius memajukan Jawa Barat,” tandas Dadang Awang.

Atas dukungan dari teman dan saudara sekampung halaman tersebut, Iwan Bule merasa terharu sekaligus bangga. Terlebih yang mendorongnya itu relawan yang tersebar di 32 kecamatan se-Kabupaten Kuningan.

“Ini amanah, harapan yang harus dilaksanakan. Saya akan menjawab dukungan dan kehormatan ini dengan penuh tanggungjawab,” tekad Iwan.

Ia merasa tidak bisa menolak dukungan tersebut. Terlebih Iwan menangkap masih adanya anak yang sulit sekolah di Jabar, pembangunan yang belum merata dan persoalan lainnya. 

“Hari ini, alhamdulillah saya masih diberikan kesehatan, otot yang bagus, otak yang jernih, masih diberikan semuanya lah. Masa tidak mau saya baktikan ke negara ke rakyat, khususnya Jawa Barat, kampung halaman dan tanah leluhur,” tegas Iwan. (KN-1)

Senin, 27 Maret 2023

Bupati Acep Salami Penderita Kusta

 


Kuningan News - Ada pemandangan menarik di Halaman Setda Pendopo Kuningan usai apel pagi, Senin (27/3/2023). Bupati H Acep Purnama menyalami penderita kusta.

Orang nomor satu di kota kuda tersebut tidak khawatir ketularan. Dua penderita itu berasal dari Kecamatan Cigugur dan Maleber. Hanya saja keduanya sedang dalam pengobatan bahkan satunya sudah dinyatakan sembuh.

Simbolisasi salaman ini guna membuktikan bahwa daya tular penyakit kusta itu rendah. Terlebih jika penderita sudah diobati, kusta sulit menular ke orang lain. Bupati Acep berani menyalami mereka pun sebagai bukti bahwa kusta bukan penyakit kutukan.

"Penyakit kusta bukan kutukan, penderitanya tak perlu diisolir. Penderita kusta, memang banyak mengalami stigma negatif, entah itu dari dirinya sendiri, dari masyarakat bahkan dari tenaga medis. Stigma negatif itu muncul dari ketidaktahuan secara komprehensif soal kusta," kata Direktur Eksekutif NLR Indonesia, Asken Sinaga.

Asken yang hadir saat itu mengakui kusta merupakan penyakit menular melalui droplet. Namun daya tularnya paling rendah bahkan hanya dengan mengikuti pengobatan awal, daya tularnya hilang.

Hanya saja, gejala kusta ini banyak yang tidak terdeteksi karena gejalanya yang kadang menyerupai panu. Bedanya, panu terasa gatal sedangkan gejala kusta sebaliknya.

"Kalau istilah kita mah baal gitu. Tidak merasakan apa-apa. Sering kejadian, penderita kusta tidak merasa sakit saat menginjak pecahan kaca tapi tiba-tiba berdarah. Nah kusta ini kadang baru terdeteksi setelah cukup parah," jelas Asken.

Guna mengatasi penyakit kusta, menurut dia dibutuhkan pendekatan yang berbeda. Tak heran jika pihaknya bekerjasama dengan Pemkab Kuningan mengusung program DESAKU (Desa Sahabat Kusta). Program itu secara resmi dilaunching pada apel pagi tersebut.


“Peran NLR di sini menggerakkan (program DESAKU). Harapannya, nanti kedepan bisa berjalan sendiri di dalam sistem Pemda,” ungkap Asken.

NLR, dalam peran itu akan meningkatkan kapasitas dan mempengaruhi semua pihak terkait untuk menekan, mendeteksi dini dan mendorong pengobatan kusta.

Apalagi, selama ini kasus kusta di Indonesia terbilang cukup stagnan setiap tahunnya tidak menurun. Meskipun, dalam proses eliminasinya sudah baik.

“Kusta bukan kutukan, tidak mudah menular. (Nanti kalau ditemukan) Orang terduga kusta, didorong ke puskes. Kita mendorong sistemnya (deteksi dini seperti itu),” terangnya.

Bukan tanpa alasan, penyembuhan Kusta ini harus banyak didorong dari tingkat terkecil. Pertama, stigma penderita itu sendiri yang tak mau memeriksa.

Kedua, stigma orang kesehatan yang kadang masih enggan dan takut terhadap kusta. Lalu, stigma lainnya kadang di stempel masyarakat yang menjauh dan berakibat penderita kusta mengasingkan diri.

Padahal, kata Asken, hasil penelitian menunjukkan dari 100 orang yang berada di lingkungan penderita kusta, tingkat penyebaran hanya ke 5 orang, sisanya tidak tertular.

Dari 5 orang itu, yang perlu penanganan dan butuh obat hanya dua. Sisanya sembuh sendiri. Kusta memang terbilang penyakit yang mudah disembuhkan.

Namun, tentu saja jika dibiarkan bisa menyerang kulit dan saraf. Meskipun, daya serangnya pun cukup lama sejak pertama kali terinfeksi.

Dalam launching tersebut hadir Sekda Dr H Dian Rahmat Yanuar, Kadinkes dr H Susi Lusiyanti MM, serta jajaran eselon II dan III, disamping bupati.

Saat diwawancara, Kadinkes dr Susi bersyukur Kabupaten Kuningan bisa menjadi salah satu yang ditunjuk untuk eradukasi atau penurunan kusta. Program DESAKU sendiri, untuk saat ini ditargetkan pada 20 desa dari 9 kecamatan dengan 10 Puskesmas di dalamnya.

“Tahun ini alhamdulillah ada NGO, NLR Indonesia menunjuk Kabupaten Kuningan untuk eradukasi atau penurunan Kusta di Kabupaten Kuningan,” ujar Susi.

Dikatakannya, pada tahun 2015 sendiri eliminasi kusta di Kuningan sudah terlaksana. Hanya saja, kasus endemik pandemi ini terjadi di seluruh Nusantara, terutama jalur Pantura dan telah masuk ke Ciayumajakuning.

“Tahun in ada 2 Kabupaten, Kuningan dan Bekasi yang akan jadi pilot project. (Jika berhasil) program Desaku ini bisa diadposi secara nasional. Mohon dukungan dari semuanya,” harap Susi. (KN-1)

Komentar Kepala Dinkes Kuningan dr Hj Susi Lusiyanti https://www.instagram.com/tv/CqRmQQMIiuK/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Komentar Direktur Eksekutif NRL Indonesia Asken Sinaga https://www.instagram.com/tv/CqRne4Io2P8/?igshid=YmMyMTA2M2Y=

Rabu, 31 Agustus 2022

Bersama dengan Disdukcapil, TK Al-Ghifari Membuat KIA


Kuningan News - Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Kuningan menyelenggarakan pembuatan Kartu Identitas Anak (KIA) di TK Alam Terpadu Al Ghifari pada Senin (29/8/2022) kemarin. Jumlah KIA yang dicetak sekitar 100 kartu. Tidak hanya dari TK Alam Terpadu Al Ghifari saja, anggota keluarga peserta didik dan peserta didik dari TK lain sekitarnya juga dibuatkan KIA.

Pembuatan KIA merupakan salah satu program dari Disdukcapil untuk anak berusia 0 sampai 17 tahun kurang sehari. KIA ini nantinya berkaitan dengan pelayanan publik yang dapat diakses oleh anak.

"Tujuan KIA ini untuk memberikan identitas anak yang fungsi dari KIA ini berkaitan untuk pelayanan publik lainnya misal asuransi, BPJS, perbankan, imigrasi, dan pelayanan publik yang lain," jelas Helmi Johar, Kepala Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk Disdukcapil Kuningan.

Kepala Sekolah TK Alam Terpadu Al Ghifari, Chotimah, mengapresiasi kegiatan tersebut. Karena sebelumnya, pembuatan KIA dilakukan di Disdukcapil, tetapi pada tahun ini Disdukcapil mendatangi langsung TK Alam Terpadu Al Ghifari. 

"Semoga tahun-tahun mendatang program ini bisa terus berjalan dan dilaksanakan di TK Alam Terpadu Al Ghifari dan mengucapkan banyak terima kasih kepada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil atas program yang sangat baik ini," kata Chotimah, saat memberi sambutan, Senin. (29/8/2022).

Pembuatan KIA ini juga merupakan salah satu indikator dalam pemantauan implementasi PAUD Holistik Integratif (HI) yang merupakan program dari Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekhnologi. (Tri Asep)

Selasa, 30 Agustus 2022

Politeknik Kesehatan KMC Mulai Laksanakan PKKMB

Pembukaan PKKMB Politeknik Kesehatan KMC Kuningan, Selasa (30/8/2022).

Kuningan News - Politeknik Kesehatan (Poltekes) KMC melaksanakan Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) pada Selasa (30/8/2022). Politeknik baru yang dinaungi Yayasan Insan Mandiri Kuningan ini akan melaksanakan PKKMB dalam tiga hari.

Untuk sementara ini, poltekes KMC berlokasi di Jalan Pramuka, samping kampus dua Universitas Kuningan. Dulunya merupakan gedung PGRI.

Poltekes ini memiliki tiga program studi, yaitu Gizi, Fisioterapi, dan Manajemen Informasi Kesehatan. Tingkat Diploma 3 (D3) untuk program studi Gizi dan Fisioterapi, tingkat Sarjana Terapan (D4) untuk Manajemen Informasi Kesehatan. Poltekes KMC juga menyediakan kelas pegawai.

Pada tahun pertama ini, jumlah mahasiswa baru Poltekes KMC sebanyak 53 orang. Untuk Gizi sebanyak 15 orang, Fisioterapi 20 orang, dan Manajemen Informasi Kesehatan 18 orang.

"Mahasiswanya masih dari Kuningan dan sekitarnya saja, mudah-mudahan tahun depan bisa lebih efektif sosialisasinya," ungkap Pembina Yayasan Insan Mandiri Kuningan, dr. Toto Taufikurohman, Selasa (30/8/2022)

Mengenai biaya kuliah, pembayaran di Poltekes Kuningan ini dapat dicicil sebesar Rp500.000 per bulan.

"Kita membuat terobosan biaya kuliah di sini dapat dicicil. Insyaallah, tidak akan memberatkan masyarakat," jelas dr. Toto.

dr. Toto berharap keberadaan Poltekes KMC ini dapat membantu masyarakat Kuningan untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke yang lebih tinggi.

"Semoga keberadaan Poltekes KMC ini, membantu lulusan (tingkat) SMA di Kuningan untuk melanjutkan ke jenjang lebih tinggi, tingkat universitas," pungkasnya.  (Tri Asep)

Senin, 29 Agustus 2022

IMM Kuningan Menyelenggarakan Pengabdian di Pakapasan Girang

PC IMM Kuningan menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat di Desa Pakapasan Girang. (FOTO: PC IMM Kuningan)

Kuningan News - Dalam rangka memperingati HUT RI ke-77 dan Hari Jadi Kuningan ke-524, Pengurus Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (PC IMM) Kuningan menyelenggarakan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di Desa Pakapasan Girang, Kecamatan Hantara. Kegiatan PKM ini diselenggarakan dari tanggal 26 sampai 28 Agustus 2022. 

PKM ini terbagi menjadi beberapa kegiatan, di antaranya melakukan cek kesehatan gratis kepada warga, merancang taman baca masyarakat, pesantren kilat, serta edukasi mengenai pencegahan kekerasan kepada perempuan dan anak.

"Agendanya yaitu cek kesehatan gratis, pencanangan TBM, penyuluhan stunting, optimalisasi UMKM, pesantren kilat, kebersihan lingkungan, serta pencegahan kekerasa tehadap anak, dan perempuan," jelas Muhammad Abdul Zabar, Ketua Bidang Sosial Pemberdayaan Masyarakat PC IMM Kuningan, dalam keterangan tertulis, Senin (29/8/2022).

Di akhir kegiatan PKM, PC IMM Kuningan melalui Pemdes Desa Pakapasan Girang memberikan satu paket mesin pemotong rumput untuk dimanfaatkan oleh masyarakat. Dari kegiatan ini, PC IMM Kuningan berharap dapat memperluas kolaborasi di setiap lini.

"Dengan ini harapan PC IMM Kuningan ke depannya dapat membentangkan sayap-sayap kolaborasi di setiap lini yang bertujuan untuk mengimplementasikan bentuk dari semboyan IMM yakni fastabiqul khairot yaitu berlomba-lomba dalam kebaikan," pungkasnya. (Tri Asep)

Kamis, 25 Agustus 2022

Benarkah Kekerasan Seksual Semata Urusan Moral Pribadi?

Mural stop kekerasan seksual di Lapangan Kridosono, Yogyakarta, Senin (10/1/2022). ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Kuningan News - Kekerasan seksual yang terungkap ke permukaan banyak terjadi di Kuningan akhir-akhir ini. Terakhir adalah kasus pemerkosaan anak di bawah umur yang dua pelakunya merupakan kakak beradik. Menurut informasi yang reporter Kuningan News dapatkan dari warga sekitar lokasi kejadian, pelaku adalah anak dari seorang pemuka agama yang dihormati di lingkungannya.

Berdasarkan informasi yang reporter dapatkan dari Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA), pada tahun 2022 terdapat 36 kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang sudah ditangani, 18 di antaranya adalah kasus kekerasan seksual terhadap anak.

Konselor UPTD PPA Indah Wulansari menegaskan bahwa latar belakang pelaku kekerasan seksual tidak ada kaitannya dengan tindak kekerasan yang dilakukannya. Pada kasus terakhir misalnya, pelaku merupakan anak seorang pemuka agama dan tempat terjadinya kekerasan berada di tempat belajar agama. Menurut Indah, hal tersebut tidak ada kaitannya.

"Hal seperti itu (kekerasan seksual) kembali lagi ke personalnya ya, pribadi. Terus adanya kesempatan," kata Indah kepada reporter Kuningan News saat diwawancarai di kantornya pada Kamis (18/8/2022).

Kekerasan seksual menurutnya bisa dilakukan oleh siapa saja dari latar belakang apa saja, semuanya tergantung kepada moral pribadi masing-masing.

"Itu masalah pribadi, tidak membawa tempat ngajinya. Kalo memang akhlaknya kuat ya mungkin tidak terjadi kan ya. Yang anak guru ngaji, yang didikan pesantren segala macem, kalo memang ada dorongan ya mau tidak mau. Keimanan (masing-masing) kembalinya," kata Indah.

Pandangan seperti ini juga dikonfirmasi oleh Kepala UPTD PPA dr. Yanuar Firdaus. Sepakat dengan Indah, menurutnya kasus kekerasan seksual bisa dilakukan oleh siapapun dan di manapun selagi ada kesempatan.

"Dari zaman dulu sampe sekarang ada baik buruk, hitam putih. Jadi untuk kasus-kasus seperti kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak, kemungkinan terjadi selalu ada, selagi ada peluang dan niat," kata dr. Yanuar saat diwawancarai secara bersamaan di kantornya, Kamis (18/8/2022).

Akar dari Kekerasan Seksual adalah Ketimpangan Relasi Kuasa

Dea Safira, penulis isu-isu feminisme, mengatakan kekerasan seksual bukan semata-mata moral pribadi. Jadi, ada kaitannya dengan latar belakang pelaku. Misalnya, pelaku yang merupakan anak seorang pemuka agama, memanfaatkan status atau kekuasaannya untuk melakukan kekerasan seksual. Kekerasan seksual selalu terjadi karena adanya ketimpangan relasi kuasa.

"Kekerasan seksual bukan semata-mata urusan moral pribadi. Ada budaya-budaya yang melanggengkan itu terjadi. Awalnya memang dari relasi kuasa yang timpang," jelas Dea saat dihubungi pada Senin (22/8/2022).

"Dengan menunjukkan kekuasaannya, ia (pelaku) memaksakan seseorang, ia melakukan kekerasan seksual," katanya.

Hal senada juga diungkapkan oleh penulis isu-isu feminisme lain, Kalis Mardiasih, ketika mengomentari kasus kekerasan seksual yang terjadi di pesantren-pesantren. Menurut Kalis, kasus kekerasan seksual di pesantren adalah bukti yang sangat jelas bahwa akar dari kekerasan seksual adalah ketimpangan relasi kuasa.

"Ini bukti relasi kuasa dari pemimpin pesantren yang dianggap suci dan relasi ekonomi yang menghidupkan masyarakat sekitar. Ini yang mengakibatkan korban posisinya semakin rentan dan tidak dipercaya," katanya, dilansir dari Tirto

Kekerasan seksual bukanlah perkara nafsu seksual. Seks hanyalah alat untuk melakukan kekerasan seksual, pelaku memaksakan kuasa yang dimilikinya untuk membuat korban tidak berdaya. Seperti yang ditulis oleh Jill Filipovic dalam artikelnya di The Guardian.

Jill Filipovic menunjukkan di dalam masyarakat dengan posisi perempuan sebagai warga negara kelas dua, ketika tubuh perempuan dipolitisasi (baca: diatur harus bagaimana), dan mengasumsikan bahwa kuasa laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan, kekerasan seksual marak terjadi. Dari relasi kuasa yang tidak setara inilah, muncul kekerasan seksual.  (Tri Asep)

Rabu, 24 Agustus 2022

Perpustakaan Umum Kuningan Kini Punya Layanan Online

Tangkapan layar epusdaku.kuningankab.go.id yang diakses pada 24 Agustus 2022.

Kuningan News - Selain menyediakan layanan di tempat, Perpustakaan Umum Kuningan juga menyediakan layanan online yang dapat diakses di epusdaku.kuningankab.go.id. Layanan online ini salah satunya bisa digunakan untuk melakukan pendaftaran anggota perpustakaan.

"Untuk mendapatkan kartu anggota, ada dua cara. Pertama, datang langsung ke tempat. Kedua, untuk tahun ini kita menyediakan pendaftaran online juga," jelas Imam Muhammad Agung Fauzy, Staf Pelaksana Layanan Perpustakaan, Senin (22/8/2022).

Syarat untuk menjadi anggota perpustakaan cukup dengan membawa photocopy KTP, kartu pelajar, atau kartu identitas lain.

Keuntungan menjadi anggota perpustakaan adalah pengunjung dapat meminjam buku. Ketentuannya maksimal dua buku yang boleh dipinjam dan harus diperpanjang seminggu sekali.

Artikel sebelumnyahttps://www.kuningannews.com/2022/08/ada-10337-buku-di-perpustakaan-ini.html

Selain untuk mendaftar menjadi anggota, layanan online Perpustakaan Umum Kuningan juga menyediakan ebook yang dapat dibaca pengunjung dari rumah.

"Jadi tidak perlu ke sini, dari rumah juga bisa. Meskipun tidak semua buku di perpustakaan ada ebook-nya," jelas Imam.

Bagi yang ingin mengunjungi langsung, perpustakaan umum ini terletak di Jalan Siliwangi No. 216 C, Purwawinangun, tepat di depan SMPN 1 Kuningan. Fasilitas yang dimilikinya selain koleksi buku juga ada ruangan baca, jaringan wifi, komputer, dan musala. (Tri Asep/selesai)

Selasa, 23 Agustus 2022

Ada 10.337 Buku di Perpustakaan Ini

Setelah pintu masuk gedung Perpustakaan Umum Kuningan, Senin (22/8/2022). (Foto: Tri Asep)

Kuningan News - Di suatu wilayah, di manapun itu, keberadaan perpustakaan sangat diperlukan. Selain untuk pelajar yang mencari referensi buku, berguna juga untuk masyarakat umum dalam memuaskan rasa ingin tahu mereka dengan cara membaca buku, atau sekadar mencari rekreasi dengan membaca novel.

Kota kecil seperti Kuningan juga mempunyai perpustakaan umum. Terletak di Jalan Siliwangi No. 216 C, Purwawinangun, tepat di depan SMPN 1 Kuningan. Lokasi yang cukup strategis.

Reporter Kuningan News mencoba mengunjungi Perpustakaan Umum Kuningan pada Senin (22/8/2022). Ini bukan kali pertama reporter mengunjungi perpustakaan ini, terdapat perbedaan tata letak dengan yang terakhir kali, yaitu penempatan posisi rak-rak buku, meja pelayanan, dan komputer untuk mengisi daftar pengunjung.

Setelah pintu masuk gedung Perpustakaan Umum Kuningan, tedapat rak-rak tempat menyimpan barang di sisi kanan dan kiri. Di bagian ujung lorong masuknya, seolah menyapa pengunjung, terdapat tulisan 'Selamat Datang di Perpustakaan Umum Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kuningan'.

Belok kiri di ujung lorong untuk memasuki ruangan koleksi buku. Di pintu masuk ruangan koleksi buku, terdapat komputer untuk mengisi daftar pengunjung, pengunjung diharuskan mengisi daftar tersebut.

Setelah memasuki ruangan koleksi buku, di bagian kiri terdapat meja pelayanan, tempat untuk melayani pengunjung jika ada sesuatu yang perlu ditanyakan atau sekadar untuk bertanya kata sandi wifi. Ya, perpustakaan ini juga memfasilitasi pengunjung dengan koneksi wi-fi gratis.

Sebelah kanan adalah rak-rak buku yang berisi berbagai macam koleksi. Berdasarkan informasi yang reporter Kuningan News dapatkan dari Staff Pelaksana Perpustakaan Umum Imam Muhammad Agung Fauzy, terdapat 10.337 buku di perpustakaan ini.

"Bisa dilihat di sini total buku ada 10.337," kata Imam, menunjukkan data jumlah buku kepada reporter.


Koleksinya terdiri dari buku-buku ilmu murni, ilmu terapan, ilmu sosial, ilmu filsafat, bahasa, kesenian, geografi dan sejarah, karya umum, serta kesusastraan.

Selain ruangan koleksi buku, terdapat juga ruangan baca. Di ruangan baca, terdapat beberapa meja baca, baik yang duduk maupun selonjoran, juga terdapat beberapa komputer. Rak-rak buku juga masih ada di sini. Di dalam ruangan ini, juga terdapat ruangan kecil yang berfungsi sebagai musala.


Untuk ukuran kota yang hanya memiliki satu toko buku, fasilitas yang dimiliki oleh Perpustakaan Umum ini sudah baik. Memiliki koneksi wifi yang cukup cepat ditambah ruangan yang ber-AC, membuat siapapun yang membaca di sini merasa nyaman. (Tri Asep/bersambung)